Di perjalanan Mahen yang mengendarai mobil kekasihnya itu, langsung menegur Ana yang tanpa berpikir panjang menyetujui keinginan Mamanya. Ana yang senyum-senyum sumringah, tidak peduli dengan teguran dari Mahen. Baginya yang penting itu calon mertuanya bisa menerima hubungan mereka.
"Ana kamu itu kenapa tidak berunding dulu denganku, terus kamu juga kenapa mau menjadi pembantu di rumahku sih! Itu kan pekerjaan yang tidak mudah Ana," tegur Mahen dengan nada lembut kepada Ana yang sedang senyum-senyum.
"Tidak apa-apa Mahen, justru aku senang banget Mama kamu memberikan syarat seperti itu, yang penting dia mau memberikan aku kesempatan untuk tetap bersama kamu, jadi jangan mencemaskan aku, karena aku baik-baik saja," jawab Ana mencoba meyakinkan Mahen yang terlihat sangat mencemaskan dirinya.
"Tapi Ana, tetap saja aku tidak tega kalau kamu harus menjadi pembantu di rumah aku," Mahen dengan mengerutkan dahinya sambil mengendarai mobilnya.