Rasa sakit, penyesalan, itu semua adalah rasa yang selalu hadir saat menjalin hubungan.
Tak dapat dipungkiri bahwa selalu saja ada halangan dan rintangan yang hadir dihadapan mata.
"Apa yang...?" Lascrea pun mendatangi wanita itu dan juga Allail untuk meminta penjelasan tentang apa yang mereka lakukan itu.
Tiba-tiba Lascrea bangun dari mimpinya, setelah melihat cahaya dari mata wanita yang bermesraan dengan Allail kala itu.
***
Lascrea langsung melihat kanan dan kiri berusaha menemukan di mana Allail berada.
"Di mana dia? Jangan bilang kalau..." Lascrea pun berlari keluar untuk mencari Allail seperti orang gila.
"Allail... Allail!" teriak Lascrea dengan bermandikan air mata.
Tiba-tiba Allail datang dari belakangnya dengan wajah yang terlihat seperti kebingungan.
"Lascrea," panggil Allail sambil memeluk tubuh Lascrea erat, dia merasakan setiap aroma yang semerbak dari tubuh wanita yang dia peluk itu.
"Allail, dari mana kamu?" Lascrea langsung berbalik pada Allail dan bertanya padanya.
"Apa maksudmu? Aku dari tadi di kamar mandi," jawab Allail sambil tersenyum.
Lascrea menatap mata Allail dalam-dalam, kemudian dia mulai menangis.
"Hiks, hiks." Wanita itu menangis sejadi-jadinya.
"Hey, a-ada apa denganmu, Lascrea? Kenapa kamu bersikap seperti ini?" tanya Allail sambil berusaha membangunkan Lascrea yang tengah tersungkur di lantai kala itu.
"A-aku pikir... Kamu..."
"Hey, kamu pikir aku apa?"
"Kamu dan wanita itu..." Lascrea terus membicarakan wanita yang ada di mimpinya itu tanpa henti.
"Apa Lascrea? Wanita apa?" tanya Allail lagi kebingungan.
Tiba-tiba Lascrea langsung memegang erat tangan Allail dan bertanya padanya. "Kamu tidak akan pernah meninggalkan aku selamanya kan? Berjanjilah, Allail, berjanjilah!"
"Husst, ayo kamu tenang dulu. Aku berjanji tidak akan pernah meninggalkanmu," jawab Allail sambil memeluk Lascrea untuk menenangkannya.
"Pokoknya kamu harus janji, selamanya. Aku tidak akan melepasmu walau malaikat pencabut nyawa menarik nyawa dari dalam tubuhku, aku akan hidup selamanya walau hanya rohku saja yang tersisa. Kau harus berjanji Allail," kata Lascrea dengan terus memeluk tubuh Allail dengan erat.
"Iya, iya. Sekarang kamu tenang dulu!"
***
Setelah beberapa saat Lascrea pun tertidur dalam pelukan Allail kala itu.
Allail memandangi wajah Lascrea dalam-dalam.
"Ada apa dengan Lascrea, kenapa dia bertingkah aneh hari ini?" tanya Allail dalam hatinya.
Tanpa dia sadari, Amone yang sebenarnya sedang melihat segala yang mereka lakukan, mimpi yang dialami Lascrea itu juga merupakan hasil dari perbuatan wanita yang sudah bercampur dengan kekuatan busuk Bahkil itu.
Dalam ingatan Amone, dia hanya mengingat bahwa Allail itu adalah target untuk dia bunuh sesuai perjanjian. Dia akan melakukan apa pun untuk membunuh Allail demi saudaranya. Bahkil sengaja menanamkan ingatan 1000 tahun lalu, agar dia mau mengikuti apa pun yang Bahkil mau. Bagi Bahkil Amone adalah umpan agar Allail bisa binasa selamanya.
Amone yang sama sekali tidak tahu dia sedang dimanfaatkan, kemudian pergi setelah membuat Lascrea memimpikan hal buruk yang tak pernah dilakukan oleh Allail untuk membuat dia ragu akan cinta Allail.
"Siapa di sana?" tanya Allail yang merasa seperti ada yang memperhatikan mereka dari kejauhan, akan tetapi di sana sama sekali tidak ada siapa-siapa.
"Mungkin hanya perasaanku saja."
Setelah itu Allail langsung menggendong Lascrea ke kasur.
Dia menaruh Lascrea dengan kelembutan yang mendalam. Belaian demi belaian dia berikan pada wanita cantik yang sedang terlelap setelah menangis dengan hebatnya tadi.
"Lascrea, aku sangat mencintaimu."
Cuuppp...
Setelah itu, dia pun memeluk Lascrea dan tidur bersama dengannya.
***
Pagi pun tiba...
Cahaya terang matahari yang hangat, bersinar melewati jendela kamar yang telah dibuka.
Lascrea pun terbangun dengan perasaan yang sudah membaik karena semua ketakutannya itu hanyalah mimpi semata.
"Selamat pagi, Permaisuriku," ucap Allail seraya memberi kecupan selamat pagi di bibir indah wanita yang sedang tersenyum dengan mata yang setengah terbuka akibat menahan sinaran matahari yang menyilaukan itu.
"Lascrea, aku ada berita baru untuk kamu," kata Allail sambil duduk di samping Lascrea seraya menahan sinaran matahari yang mengenai wajah Lascrea kala itu.
"Ada apa itu?" Lascrea langsung bersandar di tubuh Allail kala itu.
"Mulai hari ini, kamu tidak akan berada di naungan club baletmu yang lama lagi, kamu akan bernaung di Killian CORP. untuk mempersiapkan debut internasionalmu."
"Apa?" Lascrea terperanjat dan langsung membuka matanya dengan lebar sambil menatap Allail.
"Benarkah? Kau tidak bohong?"
"Iya, aku tidak akan berbohong padamu, Lascrea," balas Allail sambil mencubit hidung Lascrea.
"Wuaaaa, terima kasihhhh. Pasti semua ini karena kamu yah? Ayo ngakuu! Hahaha," Lascrea langsung melompat dalam pelukan Allail, sekarang posisi Allail berada di bawah Lascrea.
"Apa yang kau lakukan Lascrea yang nakal? Jangan kau buat hasratku bangkit," kata Allail dengan senyum nakalnya.
"Haha, siapa tauuu..." Lascrea pun mengecup mesra seluruh bagian dan sudut wajah pria yang sedang tersenyum di bawah Lascrea kala itu.
"Hahah, kau sangat nakal Lascrea, apa yang kau inginkan sebenarnya?"
"Aku ingiiiinn... Apa yah? Menurutmu?" Lascrea tersenyum nakal.
Tiba-tiba saja Allail langsung membalik badannya, sekarang posisi sudah terbalik dan Allail yang berada di atas Lascrea.
"Apa yang mau kau lakukan, Sayang?" tanya Lascrea sambil mengusap dada bidang Allail sambil tersenyum.
"Aku mau melakukan ini," ucapnya seraya membuka kancing baju Lascrea perlahan.
"Hahaha, sangat nakal!"
Setelah itu mereka mulai bersenang-senang lagi sampai siang pun menyingsing.
***
"Halo, iya saya akan segera ke sana." Allail mematikan ponselnya.
"Dari kantor?" tanya Lascrea yang juga sedang memainkan ponselnya.
"Iya, aku harus segera ke sana. Sebenarnya kamu juga harus ke sana, tapi kalau kau capek, aku bisa mengurus semuanya sendiri," tawar Allail sambil mengecup dahi wanita yang sedang berbalutkan sehelai selimut saja kala itu.
"Tentu saja aku akan pergi," balas Lascrea yang langsung meninggalkan ponselnya dan berlari ke kamar mandi, Lascrea memang sudah menanti-nanti menjadi balerina di bawah naungan Killian CORP, tetapi sampai sekarang dia masih tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang Raja iblis penguasa neraka menjadi CEO di dunia manusia.
"Yaa, suatu saat aku akan bertanya padanya," batin Lascrea sambil menggosokkan sabun ke tubuhnya.
Setelah itu mereka pun sama-sama bersiap.
Lascrea dengan baju cassual yang ringan dan enak dipakai bersama kaca mata hitam dan rambut yang diikat satu.
Sementara itu, tak kalah keren dengan Lascrea, Allail berbalutkan jas hitam dengan kemeja biru muda dan dasi hitam abu-abu bermotif garis-garis.
"Fyuuut." Lascrea bersiul melihat penampilan tampan suaminya itu.
"Mari berangkat permaisuriku!" Allail pun memberikan tangannya agar digandeng oleh Permaisurinya itu.
"Dengan senang hati," balas Lascrea sambil menggandeng tangan Allail sambil tersenyum.
Bersambung...