Zeana duduk tegak menatap jendela, lebih tepatnya kearah luar jendela. Jutaan tetes air berjatuhan dari langit, suasana di perpustakaan rumah nyaman sekali.
'Tahu begitu, sejak dulu gue nge-basecamp disini aja dari pada di rooftop.. yang meskipun kena belaian angin, bisa setia menanti senja dan menikmati fajar, tetep aja kalau hujan lebih enak disini.'
Zeana menyeruput teh madu yang sedikit panas, sambil membayangkan, bagaimana keadaan orang yang sedang dilanda patah hati kalau melihat hujan? Bagaimana perasaan orang yang kabur dari rumah lalu kehujanan, dan berbagai bagaimana-bagaimana yang lain.
Zeana memfokuskan pikirannya kepada laptop yang sejak tadi sudah menemaninya, ia mencoba mengetik sesuatu, namun merasa tidak pas, lalu ia menghapusnya lagi. Menemukan ide baru, mencoba mengetiknya, dan merasa ada yang salah, lalu di-delete lagi. Begitupun seterusnya, sampai Zeana suntuk sendiri. Sebuah tangan hangat menyentuh pundaknya.