Aku pikir, aku bisa membantumu meringankan bebanmu, tapi ternyata waktu begitu cepat berlalu. Membawa perubahan pada dirimu yang tak lagi menempatkan aku dihatimu sebagai satu-satunya.
Kamu berubah sepenuhnya, menjadi seorang gadis yang tak pernah kukenal. Hanya yang ku tahu, kamu masih punya, dalam menyimpan luka tanpa seorangpun tahu.
...
Akemi membocorkan kamar mandi utama yang hancur berantakan, kaca bertebaran di lantai.
Akemi menggelengkan-gelengkan kepalanya tanpa sadar, "apa Davio yang melakukannya?"
Arata menghela nafas, "ya. Setengah jam setelah pesawat lepas landas."
"Apa yang terjadi sebelumnya? Apa dia marah karena hal?" Akemi mencoba memperjelas.
Arata mendesah pelan, "dia meminta sesuatu padaku, tapi aku tidak memberikannya."
"Baka!¹ apa yang tidak kau beri?" Akemi mengungkapkan kemarahan, bisa-bisanya ayahnya tak menuruti hati.
Arata mengangkat alisnya lalu berbicara dengan nada menantang, "wine!"
"Anggur?" Akemi memastikan pendengarannya tak salah.