Zeana mendengus kesal, "Harus banget sih , desak-desakan begini?"
Setelah beberapa jam bermain catur, ular tangga dan monopoli, serta game online, Nathan dan Irvi tidur memenuhi ranjang. Zeana yang berada di tengah-tengah antara mereka merasa sesak dan terhimpit.
Zeana memutuskan bangkit, mengabaikan Nathan yang menatapnya jahil dan terkekeh puas. Zeana membenarkan lekukan kerah piyamanya dan membanting pantatnya ke sofa empuk.
"Beneran lo ga mau tidur Ze?" tanya Nathan dengan seringai nakal. Ia menepuk sampingnya yang masih kosong.
Zeana menggeleng dengan wajah suntuk, "Percuma.. seribu tahun pun gue ga punya tempat tidur, mending gue bergadang dari pada tidur di sono!" ambek Zeana.
Nathan akhirnya duduk ketika mendengar ucapan Zeana yang terkesan menyindirnya, "Ayolah Ze! Kapan lagi kita bisa tidur bareng-bareng kaya gini?" mohon Nathan sembari sesekali melirik Irvi yang sudah mendengkur.