Menarik. Aku ingin tahu seperti apa kau bertahan hidup.
Zeana menelan ludahnya sebelum kemudian menenggelamkan kertas tersebut di wastafel yang sebelumnya memang sudah ia isi air.
Ia memutuskan untuk tidak memberitahu siapapun mengenai ini. Zeana berpikir, tidak akan ada masalah apa-apa meski ia tak memberitahu kakaknya, lagipula, siapa yang akan berbuat macam-macam dengan putri seorang pemilik perusahaan yang sahamnya berceceran di mana-mana. Ya, kan?
Ia belum tahu bahwa waktu akan memberikan jawaban yang berbeda.
***
Zeana menatap selembar kertas yang diberikan Olyn dengan tatapan malas.
"Kenapa lo malah masang ekspresi kaya gitu sih, Ze?" protes Olyn dengan wajah tak suka.
Zeana tetap tak merubah eskpresinya yang sedatar papan tulis baru ketika menatap nilai sastranya yang 'hanya' 87.
"Sialan! Si Zea pasti mau bilang, 'apa yang harus disorakin? Ini cuma nilai! Di bawah sembilan puluh pula!' Iya kan, Ze?!" ketus Alula.
