Vando bangun tepat di pagi seharusnya ia terbangun siang, ia sengaja mengerjakan seluruh tugasnya tadi malam agar ia bisa bangun lebih lambat, nyatanya alarm dalam tubuhnya tak mengizinkannya.
"Lo masih betah mantengin komputer?" tanya Vando dengan ponsel mahalnya yang menempel di telinga kanannya. Teleponnya kini tersambung dengan sahabat kembarnya, Darrel dan David. Namun, kini yang menanganinya justru David yang tak bisa di ajak serius, dan malah mengoceh hal-hal yang tidak perlu.
"Sepertinya, gue pengen gym. Tapi, kenapa di sana banyak gay sih? Gue kan jadi jijik sendiri, mana gue suka disapa dan dimintai nomor hape lagi, jijik banget!"
"Jalan-jalan keliling perumahan," sahut kakaknya, Darrel menyarankan dengan nada dingin. Hening sesaat menjeda di antara mereka, dan Vando seolah ingin meneriakkan terima kasih pada Darrel yang membuat David berhenti mengoceh sehingga telinganya bisa beristirahat sebentar.