Zeana mengerjapkan matanya, berusaha untuk tak terpejam lagi karena tubuhnya terasa sangat lelah akibat terlalu lama berbaring.
Tangan Zeana yang bergerak ingin mengucek mata tiba-tiba berhenti ketika rasa sakit dan ngilu yang menusuk terasa jelas di bagian punggung tangan kirinya.
Zeana meringis.
"Apa ada yang sakit, Nona?" Suara bariton terdengar dari arah kirinya.
Zeana menghela nafas untuk melonggarkan sesak dalam dadanya dan membuka matanya secara perlahan, cahaya lampu yang sebenarnya tak terlalu terang menyorot masuk ke matanya, membuatnya terasa perih dan kecut.
"Sakit," rintih Zeana.
"Di bagian sebelah mana?" tanya sang dokter berjas putih.
Zeana melirik tangan kirinya, tenggorokannya terasa kering. Bahkan untuk bicara pun, ia merasa tenggorokannya dicekik oleh tangan tak kasat mata.