"Sebuket bunga?" tanya Ryu memperjelas.
Zeana mengangguk, "Iya."
"Apakah itu dari pengagum rahasiamu?" tebak Ryu bertanya dengan nada yang membuat Zeana ingin mendatangi rumah Ryu dan mencekiknya.
"Ryu, aku tak bercanda," decak Zeana jengkel.
Ryu menghela nafas, "Lalu apa, Ze? Memangnya ada kemungkinan lain selain itu? Mana ada seorang yang menyukaimu secara diam-diam malah mengirimimu surat akta kepemilikan sebuah pulau? Atau ada kemungkinan lain?" tanya Ryu dengan nada bercanda.
Zeana menghela nafas, kedua tangannya bergerak ke arah rambutnya dan menjambaknya, berharap dengan melakukannya, otaknya yang terasa panas akan lebih baik dalam menerima informasi.
"Jika seseorang yang membencimu ingin mengirimkan sesuatu padamu, seharusnya dia mengirim hal-hal yang membuatmu takut bahkan trauma, seperti bangkai tikus? Semacam itu," ujar Ryu memaparkan opininya.