"Emang aku kenapa?" tanya Syila balik. Hingga akhirnya Syila tersadar oleh sesuatu. "Oh ya, soal kemarin, maaf aku nggak maksud ben..."
"Ya udah kalau nggak apa-apa." potong Dika cepat, menghiraukan permintaan maaf dari Syila. Toh Dika tidak membutuhkan kata maaf itu. Yang terpenting baginya adalah Syila tidak terlihat 'mendung' seperti kemarin lagi.
Syila kembali bungkam. Syila menghentikan langkah setelah sampai di depan pintu kelasnya.
"Aku masuk dulu ya, Kak. Bye!" pamit Syila seraya melambaikan tangannya. Kemudian dia berbalik untuk masuk ke kelasnya.
Sementara itu, Dika mengawasi kepergian Syila seraya memasukkan tangannya ke dalam saku. Sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Syila sudah bisa tersenyum tanpa terlihat adanya paksaan seolah sudah berdamai dengan hari kemarin. Sepertinya Syila memang tidak berbohong perihal dirinya yang sudah baik-baik saja.