Ternyata Mas Denis masih belum berani jujur soal penjualan rumah lama kami. Ini sudah sangat keterlaluan dan aku tidak bisa mentoleransi lagi. Kuhela nafas dalam-dalam, sebelum mencecarnya dengan berbagai pertanyaan yang selama ini menggelayut di dalam hati.
"Mas, kamu mau jujur atau aku yang ngomong sendiri?" tanyaku pada Mas Denis.
"Jujur soal apa, sayang? Aku enggak pernah bohongin kamu," jawab Mas Denis dengan entengnya.
"Soal apapun itu Mas, sebelum aku yang mengatakannya. Aku mau kamu jujur saja dengan sendirinya," kataku.
"Ya apa yang harus aku katakan, kalau itu tidak aku ketahui," jawab Mas Denis.
"Tanya hati kamu, apa yang selama ini kamu sembunyikan dariku. Aku sudah tahu segalanya, jadi jangan berpura-pura lagi."
"Aku ke sini cuman mau ngomongin soal duit. Apa kamu ada tabungan nggak? Soalnya biaya pernikahan aku sama Aisha kurang."