Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Mas Denis setuju untuk naik ke altar pernikahan untuk menikahi Aisha. Menurunkan ego yang saat ini menyelimuti hati, rasanya memang sangat sulit. Tapi demi kebaikan nama keluarga kami yang sudah tercoreng oleh Mas Denis, aku harus merelakannya bersama wanita lain.
Saat ini di depan mataku, Mas Denis sedang mengucap janji suci pernikahan untuk Aisha. Suaranya terdengar gemetar dan terus gagal, sampai percobaan kelima Mas Denis baru bisa lancar mengucap ijab qobul. Matanya terus melirik padaku yang duduk jauh di dekat pintu keluar masjid.
Sorak sorai suara tepuk tangan dari semua orang langsung ramai menggema di dalam masjid, mereka melantunkan doa begitu juga denganku yang harus mengangkat tangan mendoakan suamiku bisa menjalani keberkahan dalam pernikahannya dengan istri baru. Selesai melakukan akan kami semua bersiap untuk pergi ke hotel.