"Pak Anton datang juga ke sini. Saya kira nggak akan datang," kataku membalas perkataan Pak Anton.
"Ya orang sudah ngundang. Masa tidak datang, itu tidak sopan namanya," kata Pak Anton.
"Terima kasih karena sudah menghargai undangan kami," jawabku.
"Ya lumayanlah kalau di sini, setidaknya bisa menghibur istri orang yang sekarang suaminya lagi mau nikahin cewek lain. Bukannya kamu selalu bilang kalau menyenangkan hati orang itu jadi ibadah," kata Pak Anton, pria itu kemudian masuk ke dalam masjid dan duduk tidak jauh dariku.
Pak Anton tidak lagi membuka suaranya dan duduk seperti tamu lain. Aku juga tidak fokus memperhatikannya, karena mataku hanya tertuju pada mas Denis dan Aisha yang duduk berdampingan di depan penghulu. Tidak bisa dibohongi, hatiku sangat-sangat sakit melihat mereka bersama, belum mendengar mereka mengucapkan janji suci saja aku sudah ingin pergi, tapi semua sedangkan terjadi dan aku tidak bisa menolaknya lagi.