Chereads / Queendom in The Water / Chapter 18 - PQ - 18

Chapter 18 - PQ - 18

Tian adalah manusia entah ke sekian yang menjadi korban penculikan sang ratu. Dari pernyataan ratu, ia adalah orang yang paling dicintainya sekarang. Cinta, makhluk luar dimensi mengenal cinta?

Memang semua yang hidup di bumi ini memiliki perasaan, tidak menutup kemungkinan juga makhluk dimensi Aquarez. Mereka bisa saling mencintai satu sama lain. Namun tingginya selera sang ratu membuatnya ingin terus menculik pria yang ada di dimensi manusia.

Barisan pria itu diculik saat mereka berkeliaran di danau Santofe maka tempat itu dipasang plang "Dilarang masuk" oleh warga. Sayangnya ada saja yang sengaja atau tidak sengaja menjatuhkan plang tersebut.

Tian adalah salah satu di antaranya dan dialah satu-satunya yang diangkat menjadi raja. Ribuan tahun sudah kerajaan Aquarez dipimpin oleh ratu. Namun setelah Tian dilantik, suasana kerajaan berubah menjadi damai dan tenang. Sebelumnya kerajaan itu penuh dengan ketakutan, ratu selalu menunjukan wajah garang di setiap waktu sedangkan Elnorez alias Tian menjalani pemerintahan dengan wajah yang ramah. Wajahnya yang sudah tampan, dihiasi dengan senyum yang menawan. Namun ratu hanya ingin memiliki Tian seutuhnya.

Perasaan Tian tergambar jelas dari raut wajahnya saat memandangi sang ratu. Tampak sangat lembut dan penuh cinta. Sejak awal menjadi sandra, ratu Oseanna telah menebarkan mantra untuk memikat hati Tian, juga melupakan semua yang pernah terjadi di kehidupan lalu. Separuh jiwa Tian masih ditawan dalam dunia Aquarez.

Kini, sang ratu yang paling cantik di mata Tian. Kecantikan ratu melebihi seluruh wanita yang pernah dia temui. Dialah yang mengalihkan dunia Tian.

"Elnorez, apa yang kamu inginkan sekarang?" tanya ratu. Mereka sedang berdua di kamar saat ini. Raja dan ratu Aquarez hanya bekerja sebagai pemimpin. Saking damainya negeri itu, nyaris tidak ada konflik.

"Aku ingin menonton permainan harpa dari seorang gadis," ujar Tian. Pikirannya mulai beralih dari hanya memikirkan ratu sampai bertemu dengan "Isabel".

"Siapa? Gadis siapa?" tanya ratu terpancing emosi. Belum juga Tian menyebutkan gadis yang yang dimaksud, ia sudah berpikir Tian menyukai si pemain harpa itu.

"Tenang, sayang. Aku hanya menyukai permainan harpanya bukan orangnya," ujar Tian.

Percikan ingatan ini sedikit demi sedikit mulai timbul. Wujud Dita di Aquarez membuat Tian terpesona meski hanya dari permainan harpa.

"Tapi hanya aku yang kamu inginkan, hanya aku yang bisa membuatmu bahagia. Akulah ratu paling cantik, paling menawan dari semua wanita yang ada di semesta ini."

Ratu berjalan pelan mengelilingi kamar, langkahnya terhenti di satu titik. Di dunia tanpa cermin itu hanya mata dari satu sama lain yang bisa menunjukkan pantulan wajah. Sepengetahuan ratu, hanya dirinya perempuan cantik di wilayah ini. Tak ada lain, jika ada, ratu harus memusnahkannya agar ratu bisa kembali menjadi yang tercantik.

"Jerome! Jerome!" panggil sang ratu pada pengawal pribadinya. Sepersekian detik kemudian Jerome langsung teleportasi ke kamar ratu.

"Baik yang mulia ratu," ujar Jerome sambil membungkuk hormat.

"Buat pengumuman ke seluruh penjuru negeri. Panggil pemain harpa wanita untuk tampil di istana," perintah ratu.

"Ada nama yang spesifik atau bagaimana?" tanya Jerome.

"Wanita itu kalau tidak salah bernama Isabel," imbuh Tian.

"Panggil Isabel ke istana dan juga pemain harpa lain sebagai tandingan," perintah ratu.

"Aku ingin memanggil pemain lain sebagai tandingan," ujar ratu.

"Tidak, aku ingin Isabel," sanggah Elnorez.

"Sudahlah sayang, sehebat apa wanita itu!" seru Isabel lalu menoleh ke arah Tian.

"Aku bukan menyukai wanita itu, aku suka permainan harpanya," ujar Tian meyakinkan ratunya yang posesif.

"Apapun itu, aku harus tahu wanita yang membuat suamiku kagum."

Tidak ada ampun bagi sang ratu saat ada yang merebut perhatian Elnorez darinya.

Tian bangkit, ia menghampiri ratu untuk menenangkannya.

"Sayang, mau sehebat apapun wanita lain, tetap kamu yang paling aku cintai," bujuk Tian. Ratu tersipu, ia mengizinkan Jerome untuk kembali menjalankan tugasnya.

Ratu lalu merangsek ke dalam pelukan Tian. Ia ingin bergumul bersama Tian kali ini dalam wujud manusia.

Sementara itu Frans mendengar berita pencarian pemain harpa di seluruh kerajaan dan Isabel menjadi seseorang paling dicari. Frans berdiri mematung, pikirnya Dita harus tahu tentang hal ini. Ia harus kembali ke Aquarez dengan segala resiko. Iapun bergegas mempersiapkan diri untuk teleportasi ke dunia manusia.

Di saat yang sama Dita sedang mengiris wortel untuk dijadikan sayur. Ia sendirian di dapur kostan saat Frans tiba-tiba muncul di sampingnya.

"Eh, Frans!" pekik Dita kaget. Di saat yang sama irisan pisau nyaris menggores jari telunjuk Dita.

"Maaf, ini darurat. Dita, kamu harus kembali ke Aquarez."

"Kenapa?" tukas Dita kaget. "Nanti siapa yang ngawasi Tian?"

"Kamu bisa suruh siapa gitu, karena ini lebih penting," desak Frans.

"Kenapa sih?"

"Elnorez mencarimu, dia ingin kamu bermain harpa untuk dia."

"Sungguh?" tanya Dita dengan gembira. Lengkungan senyum terlukis di wajah itu.

"Dia penasaran dengan permainan harpa yang kamu mainkan. Dia ingin kamu bermain di kerajaan," ujar Frans.

"Aku juga nggak ngerti kok tiba-tiba bisa metik harpa?" Dita melengos. "Biasanya mah, metik kembang aja bengkok."

"Kamu segera ikut ke Aquarez agar cepat ketemu Tian. Siapa tahu perlahan ingatan tentangmu muncul lagi," ajak Frans.

"COWOK!" pekik Nissa, penghuni kamar nomor 1. Ia terkejut melihat keberadaan Frans sementara di kost ini tidak boleh ada laki-laki yang masuk. Dita menaikkan alisnya, mulutnya terkatup rapat. Tangannya mencubit pinggang Frans, gesturnya menyuruh Frans untuk segera pergi dari situ. Sialnya pria itu malah menghilang bagai hantu. Nissa makin kaget dan tergagap.

"Hi-hi-hilang!" pekiknya sambil menutup mulut dengan tangan. Dengan masih terperangah, Dita langsung mengalihkan perhatian Nissa.

"Niss, jangan bilang siapa-siapa barusan kalo lo lihat penampakan.." ujar Dita sembari nyengir.

"Seganteng itu? Dia siapa? Hantu Belanda? Duh, gemeteran gue..." keluh Nissa.

"Ngga, dia teman gue."

"Dih, masa lo temenan sama setan?" tanya Nissa.

"Dia bukan setan, dia..." Dita berhenti sejenak. "Panjang ceritanya, yang jelas lo tolong rahasiakan."

"Oke. Lo lain kali ceritain sama gue, ya?"

Dita mengangguk. Dia langsung membereskan dapur sementara Nissa kembali ke kamar untuk menenangkan diri. Dita batal memasak, dia ke kamarnya untuk memanggil Frans.

Frans...

Frans...

Frans...

Frans muncul setelah Dita panggil dalam hati sebanyak tiga kali.

"Dita, kamu siap untuk pindah ke Aquarez?" tanya Frans begitu sampai ke kamar Dita.

"Frans, hampir aja! Nissa bisa ngelihat kamu!"

"Aku juga heran, kok dia bisa melihat aku?"

Frans juga tidak tahu, apa sebenarnya dia juga makhluk di dimensi manusia. Siapa Frans sebenarnya?

Nantikan kelanjutannya di chapter berikutnya!!

Yuk, komunikasi lewat IG aku : nadyameisitha90.

feel free to DM!

See you!