Chereads / Queendom in The Water / Chapter 20 - PQ - 20

Chapter 20 - PQ - 20

"Airi, kamu tidak apa-apa?" tanya Frans. Napas Airi tersengal, rasa sakit di dadanya sedikit berkurang. Dia perlahan bangkit ditopang tangan Frans.

"Salah saya apa, Yang Mulia?" tanya Airi.

"Dia bukan Isabel," ujar Frans.

"Bukan?" tanya ratu sambil mengernyitkan dahi.

"Maafkan saya, saya cuma ingin mencari perhatian. Saya bukan Isabel, saya temannya."

"Ada-ada saja!" ratu menghela napas. "Salahmu sendiri, makanya jangan cari kesempatan," lanjutnya.

Frans menggiring Airi ke samping karena acara berikutnya akan dilaksanakan.

"Dasar ceroboh!" desis Frans.

"Aku penasaran, kenapa harus Isabel? Kok ngga aku aja?" Airi melipat dua tangan depan dada.

"Karena Isabel punya kemampuan, dia bisa bermain harpa dan raja menyukainya."

"Mana raja?" jemari Airi memilin ujung rambutnya.

"Sepertinya ratu sedang posesif padanya."

"Posesif?"

"Ratu sangat dominan, dia selalu ingin jadi yang utama di atas segalanya."

"Perasaan selama ini image ratu terlihat baik."

"Biasalah, namanya juga pemimpin kerajaan."

"Kingdom..." gumam Airi.

"Queendom lebih tepatnya. Negeri yang dipimpin oleh ratu," ujar Frans.

Pemain harpa satu per satu mulai bermain menunjukkan aksinya di depan sang raja. Maksud ratu memanggil pemain harpa di seluruh negeri agar perhatian Tian teralihkan dari wanita bernama Isabel.

"Dita."

Begitu nama Dita dipanggil, gadis itu berdiri dengan percaya diri.

"Saya Dita," ujarnya sambil tersenyum bangga sedangkan Tian mengernyitkan alis, wanita itu yang ia kenal bernama Isabel malah memperkenalkan diri dengan nama Dita.

"Baik, Nona. Silakan tampil," si pengawal mempersilakan Dita untuk tampil.

Harpa itu dipajang kokoh di panggung. Jemari Dita mulai menari lincah di atas senar. Irama terdengar mengalun indah di telinga.

"Suara itu..." gumam Tian kagum. Ia memejamkan mata sehingga Alunan suara itu merasuk ke sanubarinya. Suara itu mengantarkan Tian pada kelebat cerita masa lalu yang samar mulai tergambar di benaknya. Tentang seorang gadis entah dari mana yang selalu membuat dia tersenyum.

"Raja, aku bisa mencarikan pemain harpa lain yang hebat selain dia!" desis sang ratu marah. Cara Tian memandang wanita itu terasa kurang nyaman baginya. Sifat posesif ratu mulai keluar, dia ingin hanya dirinyalah yang ada di benak Tian.

"Tian, lagu ini adalah lagu kenangan kita berdua saat bersama."

Dengan berani, ia memancing bahaya dengan memainkan lagu favorit mereka berdua saat masih bersama. Ia sengaja menyanyikan lagu itu agar Tian bisa mengingat sedikit demi sedikit. Tian bisa tertarik pada "Isabel" saja sudah kemajuan pesat. Isabel adalah Dita di Aquarez.

"Tian lagi, Tian lagi! Namanya Elnorez!" bentak sang ratu.

"Dia adalah Tianku!" erang Dita dengan berani. Dendamnya begitu membara terhadap ratu satu ini. "Dia cuma korban penculikan!" tanpa ampun, Dita kembali melawan ratu dengan gagah berani. Wanita tangguh itu berjalan mendekati singgasana raja dan ratu.

Dua pengawal dari sisi kanan dan kiri menghalangi langkah Dita dengan menyilangkan trisula di depannya.

"Biarkan aku melangkah."

Dita bagai seorang pahlawan wanita berani melawan ratu. Tak gentar, langkahnya berhasil melangkahi dua trisula yang melintang di depannya.

Pyash!!

Cahaya kuning itu meleset, Dita dengan sigap menghindar. Matanya nyalang menatap ratu dengan penuh kebencian. Entah dapat kekuatan dari mana, Dita berhasil menembus singgasana raja.

"Tian, ini aku!" seru Dita dengan cepat. "Andita!"

Mendengar itu, sang ratu tanpa ampun langsung memerintahkan pengawal untuk menangkap Dita.

"Jebloskan dia ke penjara!" seru ratu.

Sepersekian detik, tanpa sempat Frans menolong, Dita langsung dibawa ke penjara.

"FRANS! Anak bodoh!" bentak ratu Oseanna. Frans maju, dia ingin membebaskan Dita.

"Yang Mulia, Ibuku. Tolong bebaskan dia, aku yang membawanya ke sini."

"Karena kau anak bodoh!" bentak ratu.

"Ibu, aku cuma berniat menolongnya."

"Menolong?"

"Dia kehilangan orang yang dia cintai," ujar Frans.

"Maksudmu?"

"Ibu, tolong kembalikan apa yang seharusnya jadi miliknya."

Dengan tetap menghormati ibunya, Frans masih menjaga sopan dan santun meski dirinya tahu ibunya salah.

"Elnorez adalah milikku. Dia sudah menikah denganku!"

Aquarez adalah negeri yang Oseanna buat sendiri, semua adalah atas persetujuannya. Dia adalah ratu di negeri itu, adalah poros negeri Aquarez. Termasuk pernikahannya dengan Elnorez, yang bisa menentukan adalah dirinya kecuali Tian sendiri ingin kembali.

Satu yang jadi titik kelemahan ratu yaitu kemauan manusia yang ia culik. Ia bisa mengembalikan Tian saat pria itu memiliki keinginan kembali ke dimensi manusia.

"Aku tidak menyangka kau sampai berani melawan ibumu sendiri," ungkap ratu kecewa.

"Aku membela yang benar, Bu!" suara Frans meninggi.

"Jadi maksudmu aku yang salah?" tantang ratu.

"Bukan begitu."

Pyash!

Kilatan cahaya kuning itu langsung bersinar menembus lengan Frans. Pria itu tidak bergeming, ia menahan sakit luar biasa dengan tatapan serba salah. Mau melawan tapi Oseanna adalah ibunya.

Ibu?

Ibu mana di dunia yang dengan tega menembak anaknya sendiri?

"Dita adalah manusia yang aku cintai," Frans mengaku pada ibunya.

"Frans, akan aku carikan perempuan cantik di seluruh penjuru bumi asal jangan pemberontak seperti dia!" ratu Oseanna benar-benar marah.

"Cinta tumbuh begitu saja. Aku bisa memilih akan menikah dengan siapa tapi tidak untuk cinta."

Oseanna sudah lelah, ia memberi isyarat untuk membubarkan acara. Acara yang kacau karena sebuah insiden.

Di sudut lain, Dita dibuat pingsan di dalam jeruji besi. Satu tembakan trisula tepat mengenai kepalanya hingga berakhir pusing dan tidak sadarkan diri.

"Pangeran, Maaf."

Airi meminta maaf setelah acara selesai dan hampir semua penduduk bubar.

"Seandainya kamu tidak iseng menyamar, penyamaran Isabel tidak akan ketahuan," ujar Frans geram.

"Isabel sebenarnya siapa?" tanya Airi penasaran.

"Dia adalah manusia yang punya kemampuan masuk ke kerajaan ini. Akupun belum mencari tahu lebih dalam tentang siapa dirinya," ujar Frans.

"Bukannya dia makhluk laut?" selidik Airi.

"Hah? Kenapa bisa begitu?"

"Baunya berbeda, bau tubuh penduduk kerajaan ini tidak wangi semerbak seperti dirinya."

"Kok bisa begitu?"

Frans pernah begitu dekat dengan Dita tapi ia tidak pernah sadar akan bau yang dimiliki Dita.

"Iya, dia wangi bunga yang segar jauh berbeda dengan warga kerajaan danau ini."

Frans terhenyak, dia masih dalam proses mencerna kata-kata Airi. Dita sebenarnya siapa?

Sementara itu di dunia manusia,

Sebongkah Tulang Belulang Ditemukan di Danau Santofe.

Berita online itu membuat Virsha terkejut membacanya. Danau Santofe adalah tempat di mana Tian hilang dan Dita berusaha mencarinya.

"Dita? Kamu di mana?"

Virsha khawatir kalau tulang belulang itu milik Dita ataupun Tian. Ia bergegas mencari Dita di kamar kostnya. Nihil, teman kostnya bilang tidak melihat Dita sama sekali dan kamarnya dikunci.

Virsha masih terus berusaha hingga ia mencoba ke danau Santofe karena sudah tidak tahu lagi apa yang harus dirinya lakukan.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Bersambung...

Feel free to DM @nadyameisitha90