"Chanie-yah, coba kau pakai baju yang ini. Aku akan memfoto mu juga dan menjadikannya sebagai koleksi di toko online ku!" Ucap seorang perempuan berambut burgendy kepada Seo Chan sambil mengulurkan sebuah kemeja dan rompi rajut.
Seo Chan yang di ulurkan berbagai pakaian sedari tadi oleh sang perempuan berambut burgendy itu pun hanya terkekeh geli.
"Baiklah, baiklah Eunha-yah. Untuk hari ini aku akan meluangkan waktu untuk menjadi model brand pakaian rancangan mu." Sahut Seo Chan membuat perempuan berambut burgendy yang di panggil Eunha membulatkan kedua matanya penuh binar senang.
"Benarkah itu?? Aaaahh, aku memang tidak salah berteman dengan dirimu dulu, meski kau adalah anak yang sangat nakal dan selalu menyebabkan masalah di mana-mana. Tapi untuk wajah dan proporsi tubuhmu benar-benar sangat menganggumkan."
Seo Chan langsung merubah raut wajahnya setelah mendengar perkataan Eunha yang mengandung pujian sekaligus ejekan kepada dirinya, karena kembali menyinggung mengenai sifat nakalnya saat kecil dulu.
"Yak, sebenarnya kau sedang memuji ku atau mengejek ku, ah?" Tanya Seo Chan yang di respon dengan gelak tawa oleh Eunha.
"Hahaahha. Jujur aku memuji mu. Hanya saja kenangan saat kita masih kecil sangat sulit aku enyahkan . Kau benar-benar sudah sangat di kenal oleh seluruh warga disini. Bahkan kuyakin mereka akan terus membicarakan sifat mu itu pada anak dan cucu mereka."
Seo Chan memasang raut wajah tidak percaya setelah mendengar perkataan Eunha. Beruntung saat ini dirinya hanya berdua saja dengan Eunha dilantai dua, dalam ruangan yang merupakan studio tempat perempuan itu merancang semua pakaian yang dirinya jual.
Jika saja mereka saat ini berada di lantai satu dimana toko pakaian Eunha berada yang terdapat Ye Ji dan anggota keluarga Eunha, mungkin saat ini Seo Chan sudah benar-benar merasa malu karena ditertawakan oleh banyak orang mengenai sifat nakalnya.
"Wow, aku bingung harus merasa tersanjung atau merasa malu setelah mendengar perkataan mu tadi." Sahut Seo Chan dari dalam tirai ruang ganti.
"Tentu saja kau harus merasa bangga akan hal itu. Karena kapan lagi kau akan menjadi begitu sangat terkenal, jika bukan karena sifat nakal mu itu dulu."
Dari dalam tirai ruang ganti, Seo Chan berdecak sebal.
"Tsk, aku hanya ingin mereka mengenal diriku sebagai sosok yang baik dan menawan. Bukan mengenal ku karena sifat nakal ku dulu."
Sreekk..
Eunha yang melihat Seo Chan sudah keluar dari dalam ruang ganti pun langsung mengulaskan senyum puas. Karena dirinya kembali merasa puas dengan hasil yang saat ini tersaji di hadapannya.
Seo Chan yang melihat senyum puas terulas diwajah Eunha pun langsung memasang pose menawan seperti para pria yang berada di majalah model.
Suara decakan pun keluar dari bibir Eunha.
"Tsk! Jujur, aku sedikit kesal melihat kau yang memasang pose seperti itu. Tapi karena wajah tampan dan postur tubuh mu yang atletis, aku akan mencoba untuk tidak memberikan komentar negatif padamu."
Seulas senyum pongah pun terulas diwajah Seo Chan.
"Ha! Sudah kuduga tidak akan ada perempuan ataupun wanita yang akan menolak pesona wajah ku ini."
Eunha yang mendengar perkataan Seo Chan pun langsung memasang raut wajah jijik.
"Ewwhh, tingkat percaya dirimu sangat tinggi ya."
Seo Chan pun langsung mengarahkan jari telunjuk dan ibu jarinya kebawah dagu, sambil kembali mengulaskan senyum pongah di wajahnya.
"Tentu saja. Jika aku tidak memiliki tingkat percaya diri yang tinggi, aku pasti tidak akan menjadi host club malam yang terkenal seperti saat ini." Ucap Seo Chan sambil memberikan kedipan mata setelah dirinya mengakhiri perkataannya.
Tanpa menunggu lama ,Eunha langsung mengubah ekspresinya menjadi ekspresi seolah-olah ingin muntah.
"Ewwhh, kau pria tampan yang begitu bodoh."
Seo Chan menaikan sebelah alisnya.
"Yak! Mengapa kau ikut mengatakan ku bodoh?"
Eunha ikut menaikan sebelah alisnya merespon pertanyaan yang di berikan oleh Seo Chan.
"Ya memang kau bodoh. Aku mengatakan hal ini bukan karena tanpa alasan." Jawab Eunha mengambil jeda sesaat.
"Dan ku yakin, kau pun pasti mengetahui alasan mengapa diriku menyebeut mu bodoh." Lanjut Eunha yang di respon Seo Chan dengan memutar kedua bola matanya malas.
"Ya, ya, ya. Ku yakini kau memiliki alasan sama seperti Won-ah yang juga menyebut ku bodoh."
Ctak.
Eunha menjentikan jarinya dengan seulas seringai teruas diwajahnya.
"That's right! Dan aku akan selalu mengatakan dirimu bodoh sampai kau berhenti dari pekerjaan mu sebagai seorang host di club malam dan kembali menempati posisi yang saat ini di tempati oleh Won-ah di perusahaan."
Seo Chan berdesis kesal. "Aish, belum saat nya aku menempati posisi itu. Dan kurasa Won-ah lah yang lebih cocok menempati posisi itu dibandingkan diri ku. Aku masih ingin hidup bebas diusia ku saat ini."
"Tsk, tsk,tsk. Ingin sampai kapan kau merasakan hidup bebeas seperti ini? Apa kau tidak memilik cita-cita untuk hidup sukses dan menikah diusia muda?" Tanya Eunha sambil berdecak sebal mendengar alasan yang di berikan oleh Seo Chan.
Seo Chan terdiam sesaat di tempatnya sambil memasang ekspresi berfikir serius.
"Kurasa saat ini aku sudah sukses. Karena asal kau tahu saja Eunha-yah, bekerja menjadi seorang host dan juga penyanyi di club malam itu mendapatkan bayaran yang cukup besar. Belum lagi aku suka mendapatkan tips dari para pelanggan."
Eunha mengrenyitkan dahinya, menatap Seo Chan dengan tatapan menghina.
"Kuyakin para pelanggan memberikan mu tips bukan hanya secara Cuma-Cuma. Pasti kau sudah melakukan suatu hal untuk mereka, sehingga mereka memberikan tips untuk mu."
Seo Chan yang menyadari tatapan menghina terpancar dari kedua manik mata Eunha pun berdecak kesal sambil memutar kedua bola matanya malas.
"Tsk, ayolah. Apa ada yang salah menjadi seorang host dan penyanyi di club malam? Aku hanya menemani para pelanggan ku mengobrol dan juga bernyanyi untuk menghibur mereka semua."
Eunha masih belum juga mengenyahkan tatapan menghina dari kedua manik matanya kepada Seo Chan.
"Aku sama sekali tidak percaya jika kau hanya menemani para pelanggan mu dengan mengoborl dan juga menghibur bernyani diatas panggung. Kau pasti juga menjual tubuh mu kepada mereka bukan?"
Seo Chan langsung membulatkan kedua matanya terkejut tidak percaya mendengar pertanyaan yang baru saja dilayangkan oleh Eunha kepadanya.
"Yak! Yak! Yak. Tentu saja itu tidak akan mungkin pernah terjadi. Aku masih memiliki pendirian dan batasan-batasan hal apa saja yang harus kulakukan dan tidak harus kulakukan!"
Eunha menaikan sebelah alisnya. "Hmmm, aku masih tetap kurang percaya kepadamu. Karena meski kau melakukan ataupun tidak melakukan, sama sekali tidak memiliki perubahan sama sekali."
Helaan nafas panjang terdenagr gusar Eunha hembuskan. "Hahh, aku merasa kasihan dengan para pelanggan perempuan yang sudah kau layani. Mereka pasti saat ini sudah merasa menyesal karena sudah mengenal dirimu."
Seo Chan kembali membulatkan kedua matanya terkejut. "Yak, yak, yak! Bukan begitu alurnya. Kau sudah benar-benar salah mengerti mengenai profesi yang saat ini sedang ku jalani Eunha-yah!"
Eunha memilih untuk berpura-pura tidak mendengar apa yang di katakan oleh Seo Chan dan dirinya pun melangkahkan kedua kakinya berjalan meninggalkan ruang studio nya.
Seo Chan yang melihat Eunha memilih untuk berpura-pura tidak mendengar perkataannya dan berjalan pergi pun langsung berseru kesal.
"Yak! Eunha-yah! Aku masih belum selesai berbicara dengan mu! Yak!"