Chereads / Starlight In The Dark Night / Chapter 12 - Starlight - 10

Chapter 12 - Starlight - 10

Eunha yang saat ini sedang berjalan bersama dengn Seo Chan di sebelahnya pun memilih untuk tidak menghiraukan pemuda itu yang sedari tadi terus melayangkan tatapan tajam kepadanya sedari mereka berdua keluar dari toko pakaian milik dirinya.

Saat ini mereka berdua mendapatkan tugas dari Yeji dan kedua orang tua Eunha untuk membeli ikan yang akan mereka masak untu menu makan malam bersama nanti malam. Karena kedua orang tua Yeji yang melihat Seo Chan berkunjung pun ingin mengundang makan malam bersama dengan Yeji danjuga Ji Won.

Sedangkan itu Seo Chan yang berjalan disamping Eunha tidak henti-hentinya melayangkan tatapan tajam kepada perempuan itu. Karena perempuan itu sama sekali tidak ingin mendengar penjelasan dan pengertian dari profesi sebagai seorang host dan juga penyanyi di club malam yang saat ini sedang dirinya jalani.

Sebab dari sudut pandang Seo Chan mengenai perkataan Eunha tadi, dirinya yakin perempuan itu dan semua orang yang mengatakan jika bekerja di club malam adalah sebuah tabu, pasti akan memiliki pemikiran yang buruk mengenai profesi nya ini. Padahal profesi yang saat ini sedang dirinya jalani tidak lah seburuk apa yang mereka semua fikirkan. Meski mungkin ada beberapa host dan penyanyi club malam yang melakukan apa yang mereka fikirkan, tapi Seo Chan berani bersaksi jika dirinya sama sekali tidak pernah melakukan hal itu sejak hari pertama bekerja di club malam.

"Yak, Chan-ah! Cepat kau tanyakan harga ikan itu pada sang paman." Ucap Euha menyuruh Seo Chan hanya dengan mengarahkan dagunya kearah lapak penjual ikan segar.

Seo Chan yang melihat itu pun hanya menolehkan kepalanya kearah lain sambil mendengus kesal.

"Kau saja sana yang bertanya. Bukan kah kedua orang tua mu yang menyuruh mu untuk membeli ikan segar? Mengapa harus aku yang bertanya." Sahut Seo Chan sarkas masih sambil menolehkan kepalanya kearah lain.

Eunha pun berdecak sinis mendengar perkataan sarkas Seo Chan kepadanya.

"Yak! Pria bayaran! Cepat lakukan apa yang aku katakan tadi kepadamu."

Seo Chan masih menolehkan kepalanya kearah lain dan kali ini memilih untuk tidak merespon perkataan Eunha sama sekali.

Eunha yang melihat Seo Chan sama sekali tidak merespon perkataannya dan masih memilih menolehkan kepala kearah lain pun menghembuskan nafas kasar.

"Oh ayolah Chan-ah, kau sudah bukan anak kecil lagi. Berhentilah bersikap merajuk seperti itu."

Seo Chan masih tetap memilih untuk tidak merespon perkataan Eunha.

Masih tidak mendapatkan respon dari Seo Chan, Eunha pun menghela nafas panjang.

"Baiklah jika kau tidak ingin merespon perkataan ku dan melakukan apa yang ku katakan tadi, aku akan mengatakan pada kedua orang tua ku jika kau sudah sangat amat tidak menyukai sup rumput laut. Agar mereka tidak akan memasakan menu itu malam ini sebagai hidangan makan malam."

Seo Chan sedikit mengerutkan dahinya. Dirinya sedikit kesal mendengar apa yang di katakan oleh Eunha barusan. Sejak kapan dirinya jadi tidak menyukai sup rumput laut yang amat sangat dirinya cintai?

"Ah, jadi kau masih ingin tetap bersikap merajuk kepada ku? Baiklah kalau begitu, aku akan benar-benar mengatakan apa yang ku katakan tadi pada kedua orang tua ku."

Seo Chan mengarahkan kedua manik matanya untuk melirik kearah Eunha secara diam-diam agar perempuan itu tidak menyadari.

Namun sayang sekali, Seo Chn sama sekali tidak mengetahui jika Eunha sudah melihat dirinya yang melirikan mata kearah perempuan itu.

Seulas seringai kecil pun tercetak di wajah Eunha. Tanpa menunggu lama Eunha langsung mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk berpura pura menghubungi kedua orang tuanya.

Seo Chan yang melihat Eunha sudah mengeluarkan ponselpun menyipitkan kedua matanya menatap tajam kearah Eunha.

Masih berpura-pura jika dirinya tidak mengetahui Seo Chan yang saat ini sedang melihat kearahnya, Eunha mengarahkan ponsel nya pada telinga. Dirinya akan berakting sedang menghubungi kedua orang tuanya.

"Ah, yeoboseyo? Eomma?" Ucap Eunha dengan nada ceria dan juga senyuman terulas diwajahnya.

Sedangkan itu saat ini Seo Chan sudah membulatkan kedua bola matanya saat mendengar Eunha sedang menghubungi ibu nya.

"Eomma, aku ingin mengataka sesuatu. Chan-ah sepertinya dia sudah tid-

Perkataan Eunha terhenti saat tiba-tiba saja ponselnya sudah diambil lebih dulu oleh Seo Chan.

"Ah, ahjumma, mianhae, Eunha-yah tidak bermaksud untuk mengatakan apa-apa. Dia hanya ingin mengerjai ku saja. Kalau begitu aku akhiri panggilan ini ahjuma. Annyeong." Ucap Seo Chan mencoba mengakhiri sambungan telepon, namun seketika kedua mata Seo Chan membulat terkejut saat diirnya sama sekali tidak mendapati adanya sambungan terhubung pada ibu Eunha di layar ponsel milik perempuan itu.

Melainkan dirinya hanya mendapati foto salah seorang anggota boy grup yang menjadi layar kunci pada ponsel Eunhha,

Eunha yang sedari tadi berusaha menahan tawanya pun, kini sudah tidak kuasa lagi menahan tawanya.

"Hahahahaa, harusnya aku merekam bagaimana reaksi yang tercetak di wajahmu tadi. Benar-benar sangat menghibur!" Ucap Eunha sambil tergelak geli. Membuat Seo Chan terdiam di tempatnya dengan kedua mata yang terpejam erat berusaha menahan emosi.

"Kau benar-benar." Geram Seo Chan yang kini melayangkan tatapan tajam kepada Eunha yang masih tertawa geli.

"Wae? Apa kau ingin marah kepada ku?" Tanya Eunha dengan nada menantang.

Seo Chan mengepalkan erat sebelah telapak tangannya yang tidak memegang ponsel Eunha.

Seo Chan pun memejamkan kedua bolamatanya kuat , lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar.

"Hah! Baiklah-baiklah aku akan menanyakan harga ikan yang paman itu jual! Kau tetap diamlah disini! Dan ponsel mu akan aku tahan saat ini." Ucap Seo Chan memperingati Eunha yang saat ini sudah memasang pose sedang menghormat kearah dirinya.

Seo Chan yang melihat itu pun hanya dapat berdesis sinis, lalu melangkahkan kakinya berjalan menghampiri paman penjual ikan yang Eunha maksudkan tadi dan membeli beberapa ekor ikan untuk mereka bawa pulang.

Setelah selesai mendapatkan ikan itu, Seo Chan kembali berjalan meghampiri Eunha yang kini sedang melipat kedua tangan di dada denga seulas seringai mmengejek terulas diwajah perempuan itu.

"Aaah, terimakasih banyak Chanie-yah!" Seru Eunha sambil memasang senyuman lebar diwajahnya.

Seo Chan kembali berdesis sinis melihat respon Eunha. "Aish, sudahlah. Semua pesanan ibu mu sudah kita beli semua bukan?"

Eunha yang mendapatkan pertanyaan dari Seo Chan pun memasukan tangannya kedalam saku celana untuk mengambil kertas daftar belanjaan yang tadi di berikan oleh sang ibu.

Eunha dengan teliti membaca daftar list belanjaan dan menyamakannya dengan belanjaan yang sudah dirinya dan Seo Chan beli.

"Ah oke! Kita sudah membeli semua belanjaan yang tercantum dalam daftar list ini!" Jawab Eunha dengan seulas senyum cerita tercetak diwajahnya.

Seo Chan yang mendengar jawaban Eunha pun menghela nafas lega, akhirnya dirinya dan perempuan ini sudah bisa kembali ketoko pakaian.

"Baiklah, kalau begitu ayo kita cepat kembali." Ucap Seo Chan yang langsung melangkahkan kakinya melewati Eunha.

Eunha yang melihat Seo Chan sudah berjalan pun langsung mengulurkan sebelah tangannya untuk mencekal pergelangan tangan pemuda itu. Membuat Seo Chan kini menghentikan langkah kaki dan menolehkan kepala keaahnya dengan ekspresi wajah heran.

"Apa? Kenapa?" Tanya Seo Chan yang di balas dengan gelengan kepala oleh Eunha dan juga seulas senyum lebar tanpa rasa bersalah terulas diwajah perempuan itu.

"Ayo kita pergi kesuatu tempat terlebih dulu, sebelum kembali kerumah ku!" Jawab Eunha yang langsung menarik tangan Seo Chan agar pemuda itu berjalan mengikuti dirinya.

Sedangkan itu Seo Chan yang tangannya sudah di tarik oleh Eunha entah kemana pun hanya bisa menghela nafas panjang pasrah.