Amelia merasakan letih teramat, seharian mencuci tumpukan piring yang tidak ada habisnya. Esok paginya dia harus bangun lebih awal, membantu Surti untuk menyiapkan masakan yang hendak dijual.
Amelia merebahkan dirinya di atas alas yang tipis pemberian Surti, dengan bantal yang nyaris sudah membatu, Amelia mencoba menyamankan dirinya sendiri walau sulit.
Malam semakin larut, Amelia sudah hampir terpejam sepenuhnya. Sampai akhirnya dia merasakan seseorang menggerayangi tubuhnya dan sontak saja dia bangkit dengan wajah pucat. "Astaga!" pekiknya, namun tangan itu langsung membekap mulutnya.
"Diamlah cantik ... biarkan Pak Tua ini menikmatimu malam ini," bisik Yoyo seraya menjilati rengkuh Amelia.
Amelia menangis tertahan, dia tidak tahu ternyata orang yang dia anggap baik sama bejatnya dengan para pria hidung belang.
Amelia hendak berontak, namun rupanya tangan dan kakinya sudah terikat sempurna tanpa dia sadari. Yoyo meraih lakban hitam lalu menempelkannya pada mulut Amelia.