Robi menundukkan wajahnya, di tangannya dia menggenggam erat wadah penampung yang Dokter berikan.
Di sampingnya Ayu juga tidak kalah malunya, dia harus melihat yang tidak perlu dan terjebak dalam situasi canggung antara dirinya dan Robi.
"A-aku hanya melakukan pemeriksaan itu—"
"Sudah aku bilang, Kakak tidak perlu menjelaskannya lagi. Aku akan tutup mulut, aku janji."
"A-ah ... syukurlah." Meski Robi tidak sepenuhnya yakin, tapi dia mencoba untuk mempercayai bahwa calon adik iparnya tidak mungkin berbohong. Dia bangkit dari tempatnya duduk lalu berkata, "Aku percaya padamu. Anggap saja kamu tidak pernah melihat itu."
"Ya, anggap saja tidak ada yang terjadi."
"Kalau begitu, aku permisi."
"Tunggu!"
"A-apa?"
Ayu bangkit dari tempatnya duduk, lalu memberikan beberapa butir permen padanya. "Aku titip ini untuk Kak Amel, dia bilang ingin makan sesuatu yang manis. Tadinya aku mau kembali ke sana, tapi Mas Alan telepon katanya dia sudah ada di kamar Tante Mayang."