Martin kembali duduk dengan perasaan gelisah. Kemungkinan terburuk yang dia pikirkan akan terjadi hari ini dan semua itu adalah ulah dari Yustina, ibu tirinya yang licik.
Dilihatnya wanita tua itu tengah menyeringai ke arahnya, membuatnya semakin kesal bukan main.
Jika tahu wanita tua itu akan melawan sesengit ini, sudah sejak dulu dia putuskan untuk segera menyingkirkan wanita tua itu segera. Namun, siapa menyangka justru wanita itu menyerang saat dia lengah, saat dia lebih fokus membentuk koalisi tanpa m memikirkan masalah internal karena menurutnya Mayang bukanlah apa-apa dan bisa dijatuhkan setelah fondasinya kuat.
Martin terlalu menganggap enteng musuh di hadapannya, hanya karena wanita itu diam saja selama ini dan sudah terlalu tua untuk bertarung dengannya. Kini, penyesalan tiada arti, karena Yustina sudah menyiapkan semuanya dengan sangat matang sampai-sampai tidak bercelah.
"Sial!" gerutunya.