Hari itu Martin harus pergi ke luar kota seperti biasa. Pria itu jauh lebih hangat sejak Marie kembali hamil, terutama saat Marie bilang jika dirinya sedang hamil anak laki-laki.
Pada hari itu juga, Marie sudah merencanakan hendak melahirkan lebih awal tanpa sepengetahuan Martin.
Setelah selesai merapikan semua keperluan suaminya, Marie kembali duduk di tepi ranjang seraya merasakan perutnya yang semakin besar karena ada dua janin di dalam sana. Usia kandungannya kala itu baru 36 bulan, masih ada waktu 1 bulan untuk melahirkan. Namun, hari itu dia rasa sudah cukup waktunya untuk melahirkan mereka segera, demi kedamaian hidup keduanya.
"Marie, ini soal Emily."
Mendengar nama putrinya disebut, Marie sudah pasrah karena pembahasan soal Emily sudah dibahas jauh-jauh hari.
"Ada apa, Mas?"
"Sepulang Mas nanti, kita kirimkan dia ke asrama putri, sekolah terbaik yang ada di pulau seberang."