KALIMAT yang dilontarkan Sandi bagai petir menyambar di siang bolong. Sambarannya langsung mencabik-cabik hati Laura Manangsang.
Sandi memiliki anak dengan wanita lain, dan dia sama sekali tidak tahu. Jadi suaminya selama ini tidak hanya sekedar berbagi hati saja.
Andaikan bisa, yang ingin dilakukannya sekarang adalah berteriak sekuat-kuatnya. Mengejar suaminya, mencakar mukanya, menendang kakinya, memukul tubuhnya.
Tapi kenapa ini, kenapa tubuh Laura tiba-tiba malah menjadi kaku? Seluruh persendian yang menyangga tulang belulangnya bagai tak sanggup digerakkan lagi.
Mulutnya ternganga tak percaya. "Papa sadar dengan apa yang Papa ucapkan barusan?" desisnya.
"Iya, Ma. Awalnya Papa juga tidak tahu. Karena setelah kejadian itu, dia menghilang dan tak pernah menceritakan keadaannya. Tapi …"
"Tapi apa?"
"Tanpa sengaja beberapa minggu ini, aku bertemu dengan anakku."
"....."
"Wajahnya begitu mirip denganku dan anak-anak kita. Tak ada yang bisa didustai."