Chereads / Suamiku Manis / Chapter 4 - Chapter 4 ( Pertengkaran Allena dan Citra )

Chapter 4 - Chapter 4 ( Pertengkaran Allena dan Citra )

~ Halaman Mansion Fernando ~

Allena dan Citra sedang bertengkar hebat, Allena sangat marah saat mengetahui kakaknya telah dikhianati oleh Citra.

"Kau harus membantuku," ujar Citra.

"Aku tidak mau," tolak Allena.

"Harus mau," ujar Citra memaksa, "Jika kau tidak mau, aku sendiri yang akan memaksamu,".

"Tidak semudah itu," ujar Allena.

Citra pun mendorong Allena dengan kasar.

Brukk!

Allena terjatuh hingga sikunya terluka.

"Apa yang kau lakukan pada putriku. Citra!" teriak Devian Fernando.

Devian Fernando mendekati putrinya.

"Bangun nak," ujar Devian Fernando.

Devian Fernando membantu putrinya untuk berdiri.

"Nak. Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Devian Fernando.

"Dia memaksaku untuk membantunya mendapatkan cinta kakak Leon kembali," balas Allena.

Devian Fernando menatap tajam Citra.

"Bukankah kau sudah menikah dengan putraku tanpa restu dari kami?" tanya Devian Fernando, tatapan tajamnya tidak pernah lepas memandang Citra.

"Dia telah mengkhianati kakak ayah," balas Allena.

"Apa!" teriak Devian Fernando.

Tak lama kemudian Alisia datang.

"Ada apa ini?" tanya Alisia Fernando.

"Ada apa suamiku kenapa kau malah berteriak seperti itu?" tanya Alisia Fernando.

Alisia Fernando menatap Citra dengan tatapan sinis.

"Kau ... untuk apa datang kesini lagi?" tanya Alisia Fernando, "Apa belum puas kamu merebut putraku Leon dariku dan dari keluarganya?".

"Lebih baik kau pergi dari sini!" teriak Devian Fernando.

Citra sangat kesal dengan sikap kedua orang tua dan adik dari Leon.

"Lihat saja aku akan mendapatkan Leon kembali," ujar Citra.

Citra pun pergi dengan perasaan marah.

***

"Allena. Ceritakan pada kami apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Devian dan Alisia.

"Sebaiknya kita bicara di dalam saja," balas Allena.

"Baiklah sayang, sebaiknya kita masuk dulu," ujar Devian dan Alisia.

Devian, Alisia, dan Allena pun masuk ke dalam Mansion.

***

Devian, Alisia, dan Allena duduk di sofa.

"Nak ceritakan semuanya," ujar Devian Fernando.

"Baiklah," ujar Allena.

Allena pun mulai menceritakan semuanya dan membuat Devian dan Alisia sangat terkejut.

"Aku tidak menyangka putraku akan mengalami pengkhianatan seperti itu," ujar Alisia Fernando.

"Seandainya saja Leon mendengarkan perkataanku untuk tidak berhubungan dengan Citra. Hal seperti ini tidak akan pernah terjadi," ujar Devian Fernando.

"Benar sayang. Leon sangat keras kepala sama sepertimu," ujar Alisia Fernando.

Devian Fernando memeluk istrinya dan mengecup keningnya.

Cup!

Alisia terdiam karena kecupan yang diberikan suaminya.

***

"Ayah. Bagaimana keadaan kakak saat ini?" tanya Allena Fernando, "Ia pasti sangat sedih dan kecewa,".

"Kita akan menemuinya siang ini," balas Devian Fernando.

"Benarkah sayang?" tanya Alisia Fernando.

"Ya sayang. Kita akan menemuinya," balas Devian Fernando.

Alisia memeluk erat suaminya. Devian tersenyum dan mengusap lembut punggung istrinya.

"Sayang, aku mau berangkat ke kantor dulu. Assalamualaikum," ujar Devian.

Alisia mencium tangan suaminya dan tersenyum.

"Waalaikumsalam," sahut Alisia.

Devian Fernando pun pergi.

***

"Sayang bantu bunda yuk," ujar Alisia Fernando.

"Bunda mau apa memangnya?" tanya Allena Fernando.

"Kamu bantu bunda bikin bolu kesukaan kakak kamu ya," balas Alisia Fernando.

"Baiklah bunda aku akan membantumu," ujar Allena Fernando.

Alisia dan Allena pun pergi.

***

Tak terasa, Leon dan Syafa telah sampai di Mansion.

"Kamu sudah makan mas?" tanya Syafa.

"Belum," balas Leon singkat.

"Aku akan memasak untukmu," ujar Syafa.

"Baiklah," ujar Leon singkat.

Syafa tersenyum lalu membuka pintu mobil.

"Mas tidak mau turun?" tanya Syafa.

Leon tersenyum lalu keluar dari mobil miliknya.

"Ayo masuk," ujar Leon dengan nada bicara yang lemah lembut.

Leon dan Syafa pun masuk ke dalam Mansion.

***

"Mas mau aku memasak apa untuk sarapan?" tanya Syafa.

"Terserah kamu saja sayang," ujar Leon.

Syafa terdiam karena panggilan sayang dari suaminya.

"Kamu harus terbiasa dengan panggilan sayang dariku. Aku ini suamimu," ujar Leon.

"Aku hanya terkejut saja mas," ujar Syafa.

"Baiklah mas. Aku mau ke dapur dulu," lanjut Syafa.

"Hati-hati sayang," ujar Leon.

Syafa tersenyum lalu pergi.

Leon tersenyum menyeringai.

"Mulai hari ini, aku akan memainkan sandiwara dengan berpura-pura mencintainya," ujar Leon.

Leon pun tersenyum sinis dan mulai memainkan ponselnya.

Beberapa menit kemudian...

Syafa datang dan duduk di samping Leon.

"Mas, sarapan dulu," ujar Syafa.

"Baiklah," ujar Leon singkat.

Syafa dan Leon pun pergi ke dapur untuk sarapan.

***

"Aku ambilkan nasinya ya mas," ujar Syafa.

"Baiklah," ujar Leon.

Syafa pun mengambilkan nasi dan lauknya untuk Leon.

"Berdoa dulu mas," ujar Syafa.

Syafa menyerahkan piring berisi nasi dan rendang sapi.

Leon pun mulai memimpin doa dan mereka berdua pun menikmati sarapannya.

"Rasanya sangat lezat," batin Leon.

Leon makan dengan sangat lahap membuat Syafa tersenyum.

"Minum dulu mas," ujar Syafa.

Syafa menyerahkan segelas air putih kepada suaminya dan Leon pun langsung meminumnya.

"Mau tambah lagi mas?" tanya Syafa.

"Ya. Tentu saja," balas Leon.

Syafa pun menambahkan nasi dan lauknya.

***

~ Fernando Group ~

Devian Fernando sedang sibuk memeriksa berkas-berkas penting yang ada di meja kerjanya.

Tak lama pintu ruangannya terbuka dan masuklah asisten pribadinya.

"Selamat pagi tuan," ujar Pria itu.

"Pagi juga, Liam. Ada apa kau datang ke ruanganku?" tanya Devian Fernando.

"Tuan. Ayah dari nona Citra datang menemui anda," balas Liam, pria yang disebut namanya oleh Devian tadi.

"Baiklah. Suruh dia masuk," ujar Devian Fernando.

"Baiklah tuan," ujar Liam.

Liam pun pergi.

"Gadis itu telah berani mengadu rupanya," ujar Devian Fernando.

Devian mengepalkan tangannya, ia mulai di kuasai emosi.

Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan masuklah seorang pria paruh baya.

"Devian. Saya tidak terima putri saya anda perlakukan seperti itu saat dia datang ke Mansion milikmu," ujar Pria paruh baya itu.

"Anda tidak sopan sekali," ujar Devian Fernando, "Seharusnya anda tanyakan pada putrimu, apa yang ia perbuat pada putraku,".

"Saya tidak mau tahu. Leon harus menikahi putri saya," ujar Pria paruh baya itu.

"Tidak akan pernah terjadi," ujar Devian.

"Putri saya sedang hamil anak dari putra anda," ujar Pria paruh baya itu.

"Saya tidak percaya. Leon tidak mungkin melakukan hal itu," ujar Devian, "Saya mengenal Leon sejak kecil,".

"Saya tidak mau tahu. Leon harus menikahi Citra hari ini juga. Kalau tidak aku akan menghancurkan dirimu Devian Fernando!" teriak Pria paruh baya itu.

"Aku tidak takut dengan ancaman darimu," ujar Devian Fernando.

Pria paruh baya itu pergi dan menutup pintu ruangan dengan kasar.

Brakkk!

Devian Fernando hanya tersenyum tipis.

"Aku akan bertanya pada Leon tentang masalah ini sekarang juga," ujar Devian Fernando.

Devian pun mengambil ponselnya dan menelpon Leon.

~ Via Call ~

"Halo," ujar Keenan.

"Leon. Ayah mau bicara padamu," ujar Devian Fernando.

"Maap paman. Aku bukan Leon tapi Keenan," ujar Keenan.

"Bagaimana ponsel anakku bisa ada padamu?" tanya Devian Fernando.

"Tuan Leon sendiri yang memberikan pada saya," balas Keenan.

"Baiklah Keenan," ujar Devian Fernando.

Tut!

~ Via Call Off ~