Happy Reading...
Syafa tersenyum dan mengusap lembut punggung Allena dengan penuh kasih sayang. Allena merasa nyaman dengan usapan lembut dari kakak keduanya. Allena sengaja menyebut Syafa dengan sebutan kakak kedua karena ia berfikir Syafa akan menjadi keluarganya untuk selamanya.
Allena menatap lembut kakaknya.
"Aku sangat menyayangi dirimu kakak," ujar Allena sambil menggenggam tangan kakak keduanya.
Syafa mengusap lembut pipi Allena dan mencubit hidungnya lembut.
"Kamu manis sekali adik," ujar Syafa.
Allena kembali tersenyum dan memeluk erat Syafa.
***
Leon berhenti di gerbang Mansion keluarga Citra.
"Putraku semakin dewasa dan juga tegas," ujar Devian Fernando.
"Bukankah ayah yang mewarisi sifatmu padaku?" tanya Leon Fernando.
Devian Fernando menepuk bahu putranya pelan.
"Kau benar nak. Sifat ayah sudah kau wariskan semuanya," balas Devian Fernando.
"Kapan kamu memberikan cicit yang lucu-lucu untuk ayah dan bunda?" tanya Devian Fernando.
Leon Fernando terkejut dengan perkataan sang ayah namun sedetik kemudian senyuman terbit di bibirnya.
"Ayah tenang saja. Soal cicit aku akan mengabulkannya tapi nanti setelah urusanku dan Citra selesai," balas Leon Fernando.
"Baiklah nak. Ayo secepatnya kita selesaikan urusanmu," ujar Devian Fernando.
Devian dan Leon pun pergi.
***
Syafa dan Allena masih tetap berpelukan.
"Adik. Kamu sudah makan siang?" tanya Syafa.
"Belum kakak. Tadi aku hanya nyemil saja," balas Allena.
"Kakak buatkan makanan ya untuk kamu," ujar Syafa.
"Baiklah kakak tapi aku bolehkan bantuin kakak?" tanya Allena.
"Tentu saja. Kamu boleh bantu kakak," balas Syafa.
Allena tersenyum lalu pergi bersama Syafa.
***
Liam Handoko menyambut kedatangan Devian Fernando, Alisia Fernando, dan Leon Fernando dengan sangat bahagia.
"Selamat datang di Mansionku. Calon besan dan menantu," ujar Liam Handoko.
Devian Fernando dan Leon Fernando hanya diam tanpa membalas sambutan dari Liam Handoko, Alisia Fernando juga mengabaikannya.
"Silahkan masuk," ujar Liam Handoko.
Devian Fernando, Leon Fernando, dan Alisia Fernando pun masuk.
"Silahkan duduk," ujar Liam Handoko.
"Tidak perlu. Kami tidak akan lama," ujar Devian Fernando dengan nada ketus.
Tak lama kemudian datanglah Citra dan Ibunya.
"Leon," ujar Citra Handoko.
Citra hendak memeluk erat kekasihnya namun Leon menghindar.
"Leon. Kenapa kau menghindar nak?" tanya Liam Handoko, "Citra masih kekasihmu,".
Leon hanya tersenyum sinis.
"Aku hanya menjaga jarak darinya," balas Leon singkat.
"Menjaga jarak?" tanya Liam Handoko, "Bukankah kau sudah menghamili anakku?".
"Aku tidak pernah menghamilinya!" tegas Leon Fernando.
"Jangan main-main nak," ujar Liam Handoko dengan nada kesal karena perkataan Leon.
Liani, ibu dari Citra mendekati Leon.
"Kamu harus belajar bertanggung jawab nak. Nikahi Citra!" tegas Liani Handoko.
"Suruh saja pria yang menghamili Citra untuk menikahi putrimu," ujar Leon dengan nada kesal.
"Tidak perlu basa-basi nak. Katakan semuanya pada kedua orang tuanya," ujar Devian Fernando dan Alisia Fernando.
Leon Fernando menghela nafas panjang.
"Mulai hari ini, aku Leon Fernando memutuskan hubungan dengan Citra Handoko!" tegas Leon Fernando.
Liam dan Liana terkejut dengan perkataan Leon Fernando.
Tiba-tiba...
Plakkk!
Liam Fernando menampar wajah Leon dengan keras, Devian dan Alisia terkejut.
"Paman akan menyesal karena telah menamparku!" teriak Leon dengan lantang.
Leon pun pergi namun sebelum pergi ia mengirimkan sebuah video pada Liam.
"Kau akan menyesal karena menampar anakku. Kamu telah membangkitkan sisi terkejamnya," ujar Devian Fernando.
Devian Fernando dan Alisia Fernando pun pergi dengan perasaan marah.
Liam membuka ponselnya dan ia terkejut dengan isi dari video itu.
Liam menampar pipi putrinya dengan keras.
Plak!
Plak!
"Dasar anak kurang ajar!" teriak Liam.
Liam menyeret putrinya menuju ke gudang.
"Mas kamu mau bawa putri kita kemana?" tanya Liana.
Liam mengabaikan perkataan istrinya dan tetap menyeret putrinya menuju gudang. Liana akhirnya mengikuti setiap langkah suaminya.
***
Di sisi lain...
Devian menatap putranya yang memegang kedua pipinya yang sangat merah karena bekas dari tamparan.
"Kamu baik-baik saja nak?" tanya Devian.
"Ya, aku baik-baik saja," balas Leon singkat.
Alisia mengusap lembut pipi putranya, usapan sang Bunda membuatnya nyaman.
Beberapa menit kemudian...
Devian memasukkan mobilnya ke dalam garasi.
"Sebaiknya kita turun," ujar Devian.
Mereka pun turun dari mobil.
"Sebaiknya kita masuk," ujar Devian.
Devian, Alisia, dan Leon pun masuk ke dalam Mansion.
***
Syafa dan Allena telah selesai memasak untuk malam nanti.
"Kakak, aku sudah selesai menyusun makanan dan minumannya," ujar Allena.
"Terimakasih. Adik," ujar Syafa.
Allena tersenyum dan mendekati sang kakak.
"Kakak sedang buat apa?" tanya Allena.
"Aku sedang membuat pudding coklat kesukaan suamiku," balas Syafa dengan senyuman khasnya.
"Pasti sangat enak puddingnya. Karena dibuat dengan penuh cinta," ujar Allena.
Tanpa Allena dan Syafa sadari, Devian sedang memperhatikan mereka.
"Kalian tampak sedang asik sendiri sehingga tidak menyadari kehadiran kami," ujar Devian.
Allena tampak terkejut.
"Ayah dan Bunda, sudah pulang?" tanya Allena.
"Ya, sudah dari tadi saat kamu sibuk sendiri," balas Devian.
Devian menatap menu makan malam yang membuat perutnya terasa lapar.
"Allena. Apa kamu yang membuat masakan ini?" tanya Devian.
"Bukan, Ayah. Kakak Syafa yang membuatnya," balas Allena.
Devian tersenyum bahagia, Syafa masih belum menyadari kehadiran Ayah dan Bunda mertuanya.
Leon yang menyadari hal itu langsung mendekati Syafa.
"Ehem!"
Suara tegas dan lantang dari Leon mampu membuat Syafa terkejut, Devian dan Alisia hanya tersenyum geli.
"Mas," ujar Syafa.
Leon tersenyum dan mengusap lembut rambut istrinya.
"Aku mau mengenalkanmu pada kedua orangtuaku," ujar Leon.
Syafa tersenyum dan mengangguk.
"Ayah, Bunda. Kenalkan, gadis yang ada di sampingku adalah istriku," ujar Leon.
"Syafa Aliya Rahmah," lanjut Leon.
Devian dan Alisia tersenyum lalu mendekati menantunya.
"Menantuku sangat cantik dan manis," ujar Alisia.
Syafa hanya tersenyum dan menunduk malu.
"Jangan panggil menantu sayang. Syafa adalah putri kita juga," ujar Devian.
"Kamu benar sayang," ujar Alisia.
Alisia langsung memeluk erat tubuh mungil Syafa.
"Mulai sekarang aku adalah Bundamu nak," ujar Alisia.
"Aku sangat menyayangi Bunda," ujar Syafa.
Syafa memeluk erat Alisia dan Devian tersenyum bahagia.
Dari kejauhan kedua pelayan yang sangat tidak suka pada Syafa terlihat sangat marah dengan pemandangan dihadapan mereka.
"Aku tidak suka dengan kedekatan nyonya besar dengan istri tuan Leon," ujar Ria
"Kau benar, Ria. Aku juga tidak suka dengan kedekatan nyonya besar dengan nona Syafa," ujar Kania.
"Aku punya rencana bagus. Kania," ujar Ria.
"Rencana apa itu. Ria?" tanya Kania.
"Sini aku bisikin," balas Ria.
"Baiklah," ujar Kania.
Ria pun membisikan sesuatu pada Kania.
"Kamu setuju?" tanya Ria.
"Ya aku setuju," balas Kania.
Ria tersenyum lalu mereka pergi.
"Ada yang aneh dengan mereka berdua," ujar Laila.
Laila pun memutuskan untuk pergi.
Kira-kira apa ya rencana yang akan dilakukan oleh Kania dan Ria?
Tinggalkan pesan kalian dikolom komentar ya. Terimakasih.