Langit malam terlihat begitu cerah, bintang-bintang pun bertaburan dengan sangat indahnya. Menandakan jika mungkin malam ini akan terus cerah sampai besok pagi, dan membuat para anak muda menikmati malam yang sangat indah ini.
Terlihat juga seorang lelaki tampan tengah sibuk menata hiasan beserta makanan-makanan yang khusus dia beli untuk sebuah pesta spesial yang akan dia adakah bersama sang kekasih. Mungkin ini adalah acara mereka yang paling indah, karena memang Kenzo akan meminta sesuatu yang sebenarnya sudah sangat ingin dia rasakan selama berpacaran. Jika dulu lelaki itu sangat lah polos dengan tingkah laku yang di atur oleh Angle, maka sekarang akan sedikit berbeda karena memang dia memiliki keteguhan sendiri. Secara tidak sadar Kenzo sekarang bukanlah Kenzo yang bisa diatur seenaknya oleh orang lain, termasuk Angle. Walau pun mungkin dia sangat mencintainya tetap saja dalam beberapa hal lain, Kenzo akan kembali memikirkan segala tindakannya.
"Dimana anak itu, bukankah dia bilang akan segera sampai pukul 9 malam? lalu kenapa sekarang masih belum juga."
Kenzo terus saja menatap jam tangannya, sudah 30 menit sang kekasih telat dari jam pertemuan mereka. Bahkan membuat lelaki ini khawatir juga, tidak mungkin bukan jika Angle lupa tentang janji mereka? bahkan beberapa pesan dan panggilan pun tidak gadis itu jawab. Perasaan resah pun mulai menyelimuti hati Kenzo, dia tidak mungkin diam saja disini bukan? apalagi membiarkan semua makanan serta minuman ini terbuang sia-sia. Oleh karena itu dia berencana untuk menyusul gadis itu ke rumahnya, namun ketika sudah sampai setengah jalan, sebuah panggilan masuk membuat jantungnya berdebar begitu kencang. Itu adalah panggilan dari salah seorang tetangga yang tinggal disamping rumah utama Kenzo, katanya beberapa orang-orang asing datang lalu mengobrak-abrik rumah lalu menyeret ayahnya keluar yang sedang sakit. Jujur ini benar-benar membuat bingung, apakah Kenzo akan memilih sang kekasih atau pulang menemui ayahnya?!
"Angle, mungkin dia akan menunggu setelah aku berhasil menyelesaikan masalah dirumah. Iya, keluarga lebih penting dari pada semuanya bukan? baiklah, aku akan pulang sekarang."
Kenzo memutar balik motornya dan lebih memilih untuk pulang dari pada menemui Angle dirumahnya, lagi pula dia tidak yakin jika sang kekasih tengah berada disana. Dan tidak membutuhkan waktu yang lama, lelaki ini pun sampai dirumahnya. Bener saja jika sebuah keributan telah berlangsung disana, beberapa orang lelaki bertubuh kekar tengah bercekcok dengan beberapa warga dan juga ayahnya. Entah apa yang sedang mereka ribut-dibutkan, yang jelas membuat suasana terasa begitu menegangkan. Kenzo pun datang mendekat, dan mendorong salah seorang lelaki yang menunjuk-nunjuk sang ayah yang tengah sakit.
"Berprilaku sopan lah pada ayahku brengsek!" bentak Kenzo kesal.
Lelaki bertubuh kekar dan tinggi itu menatap dengan tajam, "Heh anak muda, jika kau ingin diperlakukan dengan baik maka bayar hutangmu tepat waktu!"
"Hutang? hutang apa maksudmu? aku tidak pernah berurusan dengan orang-orang tidak berperasaan seperti kalian ini. Jadi jangan mengada-ada dan cepat angkat kaki dari rumah kami sekarang juga!" bentak Kenzo kesal sembari memeluk ayahnya.
Salah seorang dari mereka pun memperlihatkan sebuah dokumen perjanjian tentang hutang piutang, disana tertulis jika sang peminjam tidak bisa melunasi hutang-hutangnya yang sangat besar itu dalam kurun waktu yang ditentukan, maka rumah ini adalah jaminannya. Dan yang membuat Kenzo tercengang bukan main adalah ketika dia melihat siapa orang yang melakukan ini semua, Dewi. Iya itu adalah nama wanita yang sudah melahirkan serta merawat dia selama ini, bagaimana bisa sang ibu melakukan itu semua? sedangkan setiap bulan Kenzo selalu saja memberikan wanita itu uang tanpa kurang sedikit pun.
"Ayah, dimana ibu sekarang?!" tanya Kenzo kepada ayahnya.
Lelaki paruh baya itu menggelengkan kepalanya, dia sendiri tidak tahu dimana keberadaan sang istri. Apalagi semenjak Kenzo membeli rumah sendiri, wanita bernama Dewi itu jarang pulang kerumah. Entah apa yang dilakukannya, yang jelas sangat membuat curiga.
"Ya sudah kalau begitu ayah ikut aku pulang saja kerumahku okay?" ucap Kenzo kepada ayahnya.
"Iya Kenzo baiklah."
Karena merasa salah dan memang benar jika sang ibu telah melakukan sebuah perjanjian bersama orang-orang brengsek itu, Kenzo pun memilih mengalah. Dia membawa sang ayah untuk pulang kerumahnya yang kecil, iya setidaknya sembari menunggu sang ibu untuk dia ajak bicara, tentang semua hal yang sudah wanita itu lakukan terhadap keluarganya sendiri.
Wanita itu benar-benar sangat keterlaluan, lihat saja apa yang bisa aku lakukan padanya! batin Kenzo kesal.
Sebagai seorang yang sangat menyayangi ayahnya, Kenzo tidak pernah menyangka jika sang ibu akan melakukan hal seperti ini tanpa memberitahu terlebih dahulu dia atau pun ayahnya. Menggadaikan rumah dengan jumlah uang yang begitu besar, bahkan Kenzo sendiri tidak tahu kemana uang-uang itu pergi. Siapa yang tidak kesal? jika disaat momen ulang tahun kekasihnya, sebuah tragedi buruk menimpa dirinya. Semua terasa begitu kacau bahkan habis tak tersisa, Angle tidak ada kabar kemudian sang ayah kembali drop karena kejadian ini. Semua benar-benar sangat kacau.
Tok tok tok
Sebuah ketukan pintu dini hari membuat Kenzo terbangun dari tidurnya, dia pun keluar rumah untuk melihat siapa yang datang dengan mata yang masih mengantuk. Seorang gadis berpakaian minim tengah berdiri disana dengan senyumannya yang manis, namun penampilan nya benar-benar sangat kacau! apalagi bau alkohol yang sangat menyengat itu. Benar-benar membuat kecewa sekali.
"Sayang, maaf jika aku tidak bisa datang ke rumahmu. Maaf juga karena aku tidak memberikan kabar atau mungkin menjawab semua panggilan masuk serta telpon darimu, teman-temanku tiba-tiba saja mengajak minum jadi aku pergi bersama mereka hehehe. Kau tidak marah kan sayang?"