Chereads / Sang Nona Muda Antagonis / Chapter 24 - Garis Awal Segalanya

Chapter 24 - Garis Awal Segalanya

Perhatian!

Di chapter berikut ini akan berisi adegan kekerasan dan penuh darah, penulis berharap kepada para pembaca tersayang dapat memutuskan sendiri bahan bacaan yang dirasa bijak. Dimohon untuk tidak meniru maupun mempraktekannya.

Kriet

Derit suara pintu teralis besi terdengar memekikan telinga. Seorang pria bersurai kelam dengan manik rubinya yang tampak menyala di tengah gelapnya ruang bawah tanah. Kieran baru saja memasuki tempat yang biasanya duke gunakan untuk menyambut juga mendisiplinkan tamu-tamunya.

Hal pertama yang menyambut butler Dracella itu adalah suara pekikan menyedihkan dari seorang gadis bersurai senja. Si bungsu Lindford saat itu tampak mengenaskan, tangannya diikat menggunakan rantai-rantai yang terjulur dari atas, sehingga tubuhnya sedikit terangkat.

Gaun beberapa saat lalu tampak mewah dan memukau telah berubah. Bahkan kini yang lebih terlihat seperti pakaian seorang pengemis daripada seorang gadis bangsawan sebuah keluarga viscount.

"Kau terlambat, Kieran," ujar Darcel yang melambaikan tangannya yang saat ini dipenuhi cairan kental merah, mencoba menyapa sang adik.

"Aku harus memastikan keadaan nona muda terlebih dahulu," balas Kieran tenang. Decitan pintu teralis kembali berbunyi nyaring ketika sang butler menutup pintu tempat dimana tamu sang duke berada.

"Apakah dia baik-baik saja?" Kali ini Alastair yang bertanya. Sang duke tampak duduk berdiri bersandar di belakang sana⸺menanti butlernya menyelesaikan tugas untuk memberikan sedikit pelayanan kepada tamu mereka.

"Lady Silvester telah membaik, beliau juga sudah siuman. Apakah Anda tidak ingin melihat keadaan nona muda terlebih dulu?"

Alastair berdehem sebentar mencoba menimang-nimang pilihan antara haruskah ia beranjak dari sini dan menemui gadisnya, atau menunggu si gadis berambut cabai membuka mulut?

Melihat kebingungan yang terlihat kentara di raut sang duke membuat Darcel yang semula sibuk bermain-main dengan pisau dan kulit mulus tamu mereka terhenti. Ia memperhatikan gestur tuan mudanya itu untuk beberapa saat.

"Anda bisa pergi menemui nona muda, Duke. Saya dan Kieran akan mengurus tamu kita yang menawan ini," kata Darcel diiringi kekehan pelan yang terdengar mengerikan.

"Jangan! Alastair, jangan pergi … jangan tinggalkan aku … hiks-"

"Oh ayolah … Anda lupa, Nona? Kita masih belum selesai melihat racun itu menyebar ke seluruh tubuhmu. Kau bahkan sudah berselimut darah dan Anda masih bisa memohon kepada Duke agar beliau tetap di sini?" sergah Darcel lagi setelah mendengar Veronica menangis merengek.

Pria bersurai platina itu masih memilih termenung, memikirkan apa yang akan ia lakukan sampai suara jeritan Veronica mengejutkannya. Seutas senyum miring tiba-tiba saja telah disunggingkannya, ia baru saja melihat pemandangan dimana sosok pria berambut legam lain tengah menyulut api berwarna hitam tepat di bawah tubuh Veronica.

"Alastair! To-tolong aku … a-aku tidak ingin mati," racau gadis berambut senja itu. Tangisnya semakin histeris.

Kieran mengangguk sebagai tanda pada Darcel yang sedang memegang rantai yang menyambung pada ikatan di tangan Veronica. Ia menarik tubuh gadis itu lebih tinggi membuatnya bergelantungan.

"Seperti yang Anda tahu, api ini bernama api hitam yang dapat membakar dan menghanguskan setiap benda yang masuk ke dalamnya," kata Kieran dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Jika setiap pertanyaan yang kami ajukan tidak Anda jawab … maka ..."

"AA-aaaaa!!!!!"

Veronica terpekik keras saat tubuhnya semakin turun. Ternyata Darcel sengaja melonggarkan rantainya, sehingga tubuh gadis itu akan turun ke bawah dan hanya masalah waktu saja sampai tubuhnya masuk ke dalam lidah-lidah panas api hitam di bawah sana.

Kieran mengulum senyum miring culas, "Seperti yang Anda rasakan, rantai itu akan kami turunkan dan itu akan terus terjadi … mungkin sampai tubuh Anda menyentuh lidah api hitam saya."

"Tidak, tidak jangan! Alastair, selamatkan aku! D-duke! Saya mohon."

Bukannya mendengarkan ocehan tidak jelas Veronica, sang duke justru terbahak sembari bertepuk tangan keras. Ia begitu terkesan dengan cara butler gadisnya. Sama sekali tidak ada ampun, bahkan ia tidak segan-segan membakar Veronica hidup-hidup.

"Anda dapat menemui nona muda, Duke. Saya akan membuat gadis ini mau berbicara, jika dia sudah mau membuka mulut kami akan bergegas membawanya kepada Anda," ucap Kieran mencoba meyakinkan pria berambut platina itu lagi.

Melihat situasi yang tampak jauh lebih baik membuat Alastair akhirnya mengiyakan usul Kieran. Ia melangkah mendekat dan menepuk bahu Kieran pelan, "Aku serahkan yang di sini padamu. Apakah Dracella ingin melihat tikus ini juga?"

Sang butler mengangguk saat pria itu menyebutkan nona mudanya, "Nona muda berpesan ingin mendengar omong kosong tikus yang hampir membunuhnya."

"Baiklah … Darcel, jika setengah jam ini dia masih bungkam bakar saja tidak apa-apa. Aku akan membawa Fraud kemari."

Selepas kepergian sang duke ruangan lembab dan panas itu terasa jauh lebih menyesakan dari sebelumnya. Alangkah mengenaskannya nasib gadis secantik Veronica harus menghabiskan sisa hidupnya bersama dua orang iblis tampan yang siap mencabiknya hidup-hidup.

"Haruskah kita mulai?" tanya Kieran pada Darcel yang masih berdiri di sudut ruangan.

"Mengapa Anda membuat kontrak dengan Echidna?"

Satu pertanyaan yang baru saja dilemparkan Darcel lagi-lagi hanya diacuhkan begitu saja. Padahal Veronica telah berwajah pucat dan memerah. Pria itu kembali menghela nafasnya pelan, tidak melihat tanda-tanda pertanyaannya akan dijawab tidak lama suara pekikan Veronica kembali terdengar.

Hal ini terus menerus terjadi, lagi dan lagi seakan gadis itu tidak merasa takut. Lidah-lidah api hitam berusaha menyentuh telapak kaki telanjangnya. Veronica berusaha sekeras mungkin untuk mengangkat tubuhnya lebih tinggi.

"Nona, saya akan kembali bertanya mengapa Anda ingin membunuh nona Silvester? Apa yang Anda inginkan?" Pertanyaan kedua telah diberikan Darcel.

Satu detik, dua menit, lima menit telah berlalu. Kesekian kalinya Veronica kembali mengacuhkan pertanyaan Darcel, sehingga tubuhnya semakin mendekati lidah api hitam.

"Nona, jika Anda tidak menjawab pertanyaan Darcel rantai itu akan semakin turun dan longgar," ucap Kieran memperingatkan.

Sosok gadis bersurai senja yang bergelantungan seperti seekor kera membuat Kieran dibawa kembali ke masa-masa disaat pertemuan mereka kepada mantan tunangan sang duke itu. Tepat di hari pertama ia dan sang nona membentuk kontrak, di hari itu pula segalanya bermula.

Hubungan simbiosis antara duke dan pewaris tunggal marquis Silvester.

Pertemuannya dengan Darcel setelah beratus tahun ia naik tahta menjadi raja dunia bawah.

Lalu saat ia bertemu si bungsu Lindford yang masih mengenakan gelar tunangan pria kedua paling berkuasa di Velduria.

Segalanya berawal di sana, hari dimana Dracella hancur juga diselamatkan. Hari dimana sang iblis mendapat sebuah nama dari seorang manusia. Sebuah jiwa berhasil terikat bersamanya, tetapi disaat itu pula setiap ikatan terjalin termasuk ikatan lain yang menjadi awal mula roda berputar.

Kieran masih dapat mengingatnya dengan benar, tugas pertama yang diembannya setelah membumihanguskan mansion terkutuk yang telah menyekap sang nona selama berbulan-bulan lamanya.

"Ini akan menjadi tugas pertama yang harus kau lakukan sebagai pelayanku mulai hari ini. Temukan mansion milik Salvadore kita akan kesana, dan malam ini kita harus sampai. Ini perintah!"