Chereads / MILO(Akmil dan Akpol ku) / Chapter 3 - Bagian ketiga: Drama Anak SMA

Chapter 3 - Bagian ketiga: Drama Anak SMA

Pagi yang seperti biasanya Vania bangun pukul 5 subuh, melakukan segala Aktivitas Paginya.

Namun Suara Handphone Vania sudah ribur di pagi hari, 'ting ting' suara chat masuk ke handphone Vania.

"Aduh baru juga bangun udah ada chat lagi...." Rengeng Vania yang masih terpejam, "Bentar....gua kan jomblo ga mungkin ada yang chat sepagi ini? " dengan mata yang masih sedikit ngantuk Vania membuka matanya perlahan dan melihat ke arah handphone yang berada di tangan nya.

Chat yang pertama muncul 08XXXXXXXX. "Siapa? Be...bentar ini?" Dengan Perlahan ini bangun dari posisi tidurnya. Vania membuka Handphone-nya dan meliat chat yang masuk.

Unknown

unknown : ini vania ya ? jangan lupa disave ya nomornya kak izal (02;00)

off

"Ohh yang kemaren kirain siapa, " jawab Vania dengan santai setelah membaca Chat itu, Vania hanya menyimpan nomor kak Rizal. Dan kembali menyender kn dirinya di ranjang,

Nyawa nya masih belum terkumpuk tapi dirinya sudah memaksa untuk bangun dan setelah beberapa menit merleha leha ia harus memulai semua rutinitas paginya.

>>>

Sekolah yang sudah ramai membuat Vania hanya duduk di koridor mendenger Musik. Anak-Anak yang lain sedang sibuk dengan berbincang, atau sibuk absen dengan kekasihnya.

Namun sepertinya Firasat Vania memang Sudah tidak Bagus, Ia baru mau memasang Satu Airpods sudah ada Teriakan Dari Perempuan yang berlari ke arahnya, Nissa.

Nissa yang berlari dari depan gerbang hingga sampai didepan kelas nya membuat nafas nya tidak teratur, "VANNNNN VANNN!!!!"

"Subhannallah! Kenapa? Masih pagiii ini cuyy..." Mata Vania langsung berubah Sinis karena mendengar teriakan Nissa yang sangat sangat tinggi, seperti pemain Penthouse yang sedang bernyanyi.

Nissa yang masih tersenggah-sengah Dengan Nafasnya, "Van , huhhh aduh cape" ucap Nisaa dengan suara abis lari,

"Nafas dulu, Tarik nafas dulu baru ngomong. Kenapa? Ada apa?" Ucap Vania sambil menenangkan nafas Nissa yang masih terpotong potong, baru saja nissa mau berbicara sudah ada yang datang lagi.

"GUYSS OMG BANGET INII BANGET BANGETT!!!" Teriak seorang perempuan yang sudah di duga oleh Vania, pasti itu Tivanka.

"Nah ini kenapa lagi ini, kenapa? Lu abis dibeliin tas mehong lagi sama cowo lu?" Ucap Vania sambil melipat kedua tangan nya, biasanya jika Tivanka heboh di pagi hari pasti ada hal mewah yang diberikan oleh keluarga atau kekasih Tivanka.

"BUKAN BUKANNN! APA NAMANYA…AGHH GUA MAU NGOMONG APASIHHHH!!!" Tivanka mengacak-acak rambutnya, perasaan tadi ia lari dari Gerbang hingga kesini ada yang mau ia beritahu ke Vania, tapi kenapa saat sampai didepan Vania ia lupa.

Nissa membenari Nafasnya, dan langsung berkata, "huhh…jadi gini, putra selingkuh…" Nissa perlahan mengucapkan kalimatnya.

"Hah? Cowo fakboy satu itu? Nj*ng belagu banget manusia nya!" Sentak Vania mendengar ucapan Nissa dan langsung berdiri dari duduknya.

Tivanka Langsung menahan Vania sebelum ia tambah emosi, "Gini gini gua juga emosi cong, tapi ini fakta nya belum tentu Faktual masalahnya. Karena yang bilang itu beberapa adek kelas yang Gep Put sama yang lain bahkan kalo ga salah…sodara nya Alex juga ngeliat, ya ga sih niss?" Tanya Tivanka ke Nissa,

"Iya iyaa, dan Alex gamau putus cung! Masa dia mau nahanin si putra, kesel gua jadinya!" Nissa menyentak kak kakinya dengan kesal,

Bagaimana tidak kesal jika kawan nya di duai oleh lelaki yang dari awal tidak diyakin kan bersama Alex.

"Bentar bentar, siapa sih nama cewenya?" Tanya Vania,

Nissa dan Tivanka tak langsung menjawab ucapan Vania, mereka hanya saling lirik. Bagaimana jika Vania tau jika selingkuhan Putra ini wanita yang membuat Vania trauma dengan hubungan percintaan.

"Siapa?" Tanya Vania sekali lagi,

"Gi..ya.." jawab Tivanka dan Nissa perlahan.

Satu

Dua

Tiga

"Oh..EH BENTAR!?" Vania langsung mengingat nama yang di sebut Nissa.

"AN…"

Nissa dan tivanka langsung membabat omongan Vania sebelum ia teriak, "NAH ITU KUNCI MASALAHNYA VANN! MANA KAN MEREKA JUGA MANTAN KAN.." Nissa dan Tivanka melirik ke kanan ke kiri, takur ada guru yang mendengar ucapan Vania tadi.

Kalo tidak Nama Vania yang terkenal anak berprestasi akan hancur.

Sebelumnya, Giya adalah Mantan Putra dan juga seorang perempuan yang membuat Vania putus dengan mantan nya. Giya ini diam diam menghanyutkan, ia pernah meneror Alex hingga pindah rumah hanya karena tak ikhlas jika Putra perpacaran dengan Alex. Padahal Alex juga tak pernah mengurusi hidup hidup para mantan Putra.

"Sekarang alex nya dimana?" Lanjut Vania setelah beberapa menit terdiam,

Belum terjawab sudah ada panggil dari group yang masuk ke handphone Nissa, Vania, dan Tivanka.

Tivanka langsung mengangkat telpon nya sedangkan Nissa dan Vania membuka notif yang masuk di groupnya.

"Buruan ke depan!" Chat Dari felicia yang pertama muncul, sontak Nissa dan Vania hanga saling melirik sedetik. Tanpa bicara sepatah kata Vania dan Nissa berlari kedepan meninggalkan Tivanka,

"LAH LAHHH GUA KOK SENDIRIAN NJIM!" Teriak Tivanka menggejar Vania dan Nissa. Dan Tivanka Masih sempat-sempat nya mengangkat telpon,

(Alex)

Tivanka : hallo ?

Alex : kaa sini bantuin putra , putra dipukulin

Off

Tiga orang itu sampai di depan gerbang

di deket parkiran mobil dan motor.

Di parkiran sudah dipenuhi oleh anak anak SD hingga SMA. Nissa sepontan melihat Alex dan langsung berlari ke arah Alex, termasuk Vania juga. Dan dimulai lah drama antara anak SMA,

"Apa mau lu?" Teriak Putra yang didengar oleh semua orang yang berada di arena Parkiran,

"SINI NJ*NG!" Jawab oleh anak remaja laki laki itu yang menggunakan seragam sekolah yang sepertinya bukan anak sekolah Alam segar,

Satu pukulan tangan melayang ke muka putra, belum drama itu selesai ehh... Pak satpam dateng,

"UDAH UDAH BUBAR BUBAR!!" Pak Satpam menyelerai dua Anak tengil yang sedang berpukul pukulan.

"DAN KALIAN BERDUA IKUT KEPOS, BELUM GEDE UDAH BERANTEM AJA ENTAR GEDE MAU JADI APA!" Teriak Pak satpam dan membuat kerumunan anak anak itu bubar.

"Sini kalian berdua ikut!" Tarik pak satpam

membawa Dua anak berandalan itu,

"Bentar bentarr..Pak ini ga usah ke kepsek kita aja yang selesain, ini masalah anak anak tengil pak…" Tahan Felicia sambil memberi senyum tipisnya,

"Saya kasih kesempatan sekali lagi, kalo kalian masih berantem lagi…saya bawa kalian ke polisis!" Sentak Pak satpam melepaskan tarikan nya ke dua lelaki ini,

"Hehehe iya pak ga kok…" Felicia menarik Dua lelaki itu menjauh dari pos satpam,

"Lu gua kasih kesempatan, sekarang lu pergi apa kita bawa ke polsek?" Vania menghampiri anak lelaki yang bukan anak sekolah ini,

"Hah, Urus" belum selesai lelaki itu berbicara sudah dikrepet oleh Felicia,

"koplsek yukk.." Felicia berpura pura berjalan ke arah Pos satpam, tanpa basa basi lelaki itu langsung pergi sebelum ia benar benar dibawa ke polsek oleh Felicia.

"Ka luh bawa Alex ke kelas Terus tenangin dia, sisanya biar kita bertiga yang gomong masalah ini ke putra" Sahut Nissa menyuruh Tivanka membawa Alex kekelas,

Tivanka dan Alex sudah menghilang, di depan hanya tersisa Felicia, Nissa,Vania,dan Putra. Muka Putra sudah seperti orang memelas untuk dilepas, tapi Tiga macan ini sudah menghadang.

"Maksud luh apa sih kaya gitu? Terus siapa lagi tadi? ga puas buat alex sakit hati?" Tanya Nisaa dengan nada yang tinggi,

"Tenang tenang, nih ya gua jelasin biar kalian ga nyudutin gua , jadi alex kira gua selingkuh sama Giya , karena ada orang yang ngerekam gua lagi beli cincin dan dengan waktu yang sama katanya ada yang liat Giya di mall yang sama juga lagi beli parfume cowok, sedangkan saat itu gua lagi nyari cincin buat ngelamar Alex...ehh Alex kira gua selingkuh dan yang cowok tadi itu cowonya sih Giya, dikira in cowo nya Giya beneran selingkuh sama gua…" jelas Putra panjang lebar dan memberi bukti dengan cicin yang ia belikan,

Tiga macan betina ini bukannya mau makan mangsa malah teriak teriak, berita Putra dan Alex itu udah nyebar ke sekolah semenjak Alex beli gaun Kawinan, sedangkan baju itu buat Kakaknya Alex. Begitu lah Berita Hoax yang memenuhi Lambe sekolah,

"Gua Boleh ceitain ga ke alex yang tentang selingkuh?" Tanya Nissa biar meluruskan beritanya,

"Iya ceritain biar ga salah paham, entar makin riwet beritanya mana entar akun lambe sekolah makin banyak kerjaan…" jawab Putra.

Anak anak remaja yang bentar lagi lulus dan berlanjut ke pendidikan yang lebih tinggi sudah bubar dan masuk kekelas nya masing masing setelah terjadi drama kecek kecek.

Tak ada waktu mereka untuk membahas topik tadi karena pelajaran sudah dimulai, mereka sama sekali tidak membahas topik itu sampai pulang sekolah.

bel pulang pun berbunyi, Suara keributan pulang sekolah dan bunyi kendaraan sudah memenuhi isi sekolah ini.

Sebelum mereka pulang, Felicia mengajak 4 sekawanan nya ke kantin sekolah.

Sampai dikantin,

"Sini lex kita ceritain.." Ajak Nissa biar suasana tidak dingin sekali,

"Jadi gini lex ceritanya, Van ceritain…" Ucap Nisaa sambil mengambil snack Vania,

"Lah napa gua?" Gerutu Vania dengan kesal,

"Buru!" jawab Nisaa cuek dan masih saja memakan snack Vania,

Tapi tetap saja Vania yang melanjutkan pembicaraannya, "Jadi gini waktu itu putra lagi nyari kado nah diwaktu yang sama Giya ada dimall kalo ga salah lagi beli parfume cowok dan dateng lah lambe turah sekolah kita yang membuat banyak hoax…dan adek kelas yang heboh itu cuman ngambil foto mereka aja," jelas Vania yang langsung disampar oleh Alex

"kado apa ! Buat siapa !"

Vania langsung gelagapan, sepertinya ucapannya salah lagi "Santai bu, dia nyariin kado..."

"buat adek sepupunya putra" celetuk Nissa melanjutkan ucapan Vania yang terpotong,

"Iyaa...betull banget adeknya..adekk sepupunya maksud aku…" Lanjut Vania sambil nyengar nyengir,

"Kenapa putra ga ajak aku ?" Tanya Alex polos,

"Ka..kaa...karena kamu waktu itu ada acara ultah siapa gitu…" Lanjut felicia menutupi,

"Iya emang waktu itu ada acara ultah, yah tapi kenapa dia ga bilang…" Gerutu Alex membuat semuanya bergutat untung mencari alasan lain,

"Dia udah coba nelpon ke kamu, ehh kamu nya ga aktif aktif" Tambah Tivanka membantu mempercayai Alex,

"Dan malah kamu kira putra selingkuh padahal beli ka..kado…" Tambah Vania,

"Dan kamu kan pos tentang selingkuh itu ke insta jadi membuat Lamber sekolah sama…" Tambah Nissa,

"Nahh cowo nya si Giya liat dan…"Tambah Vania, belum ucapannya terselesaikan ada suara klakson dari mobil yang berhenti didepan arena Kantin sekolah, 'tin tin!'

"Vaniaaa yuk !" teriak seseorang lelaki dari mobil BMW putih yang berhenti didepan Kantin,

"Siapa van?" Tanya Nissa dan di ikuti yang lain menoleh ke arah mobil putih itu,

"Cowo lu Van?" Tanya Tivanka heran melihat mobil putih dan lelaki yang memanggil Vania,

"Siapa Van?" Tanya Felicia menolehkan Wajah nya ke Vania,

"Gua aja gatau-bentar gua kesana deh, kalian lanjut aja," Jawab vania sambil jalan ke arah luar Kantin.

Setelah ia berjalan lebih dekat ke Mobil ia bisa melihat Muka seseorang yang tak begitu Asing Baginya, "Kak-Kak Rizal?" Kaget Vania melihat orang yang ada didalam mobil itu.

"Yuk balik!" Ajak Kak izal Dari dalam mobil,

"Ta-tapi kan aku...."

"Abang algo minta tolong ke aku karena Dia ga bisa jemput kamu…" jelas kak Rizal sembelum Vania menanya lagi,

Perasaan Vania Om Am tak beri tahu jika ia tak bisa menjempuy Vania, dan tak pernah malah dadakan seperti ini.

"Ohh…gitu, "

"Yaudah yuk naik…jangan tengah jalan berdirinya!" Celetuk kak Rizal memecah kan lamunan Vania,

"Ehh..iya iyaa" Vania membuka pintu mobil, "Guys duluan udah dijemput! Duluan yaa!" teriak Vania dan langsung masuk kedalam Mobil Rizal, sebelum Mobil dibelakang Meng-klaksoni nya.

"Cowo vania?" Tanya Nissa masih melihat ke arah Mobil Putih yang sudah menghilang dari depan Kantin,

"Masa sih??"dijawab heran oleh tivanka,

"Kan vania gamau pacaran kan…" lanjut Felicia,

"Entah, biar gua yang urus masalah Vania kita lanjut cerita ini dulu…" jawab Nisaa.

Diperjalanan menuju rumah mereka berdua saling bercakap,

"Tadi temen temen kamu ya?" Tanya rizal melirik Vania Dengan ujung matanya,

"Hmm...Iyaa kak," Jawab Vania,

Oh iya dari tadi Vania ingin menanyankan satu hal, "Kok abang nyuruh kakak jemput aku? Biasanya juga kalo abang ga bisa dia nyuruh om Am.." tanya Vania,

"Tadi aku sekalian lewat aja...oh iya papa apa kabar ?"

Vania mencerna ucapan Rizal, "Gimana Gimana ?"

"Oh iya Maksud nya papa kamu apa kabar?" Rizal mengulangi pertanyaannya Dengan perlahan,

"Baik-Baik kak.."

"Bentar... kakak itu anak nya Om Ridwan ya??" Tanya Vania sembari mengingat wajah Kak Rizal,

"Hahahaha iyaa, kamu baru sadar yaa?" Kekeh Rizal melihat Vania yang sedang memikir,

"Soalnya aku gapernah ketemu sama anak-anak nya, orang aku juga baru ketemu sekali sama kakak waktu acara pertemuan aja..." jawab Vania polos.

"Hahahaha, oh iya ini mau langsung pulang?" Tanya Rizal sebelum arah mobil benar benar masuk ke jalan Rumah Vania,

"Langsung aja kak Gapapa," jawab Vania.

"Gamau makan dulu ? Atau jalan dulu ?" Tanya Rizal lagi

Namun dari wajah Vania terlihat seperti sedang melamun, Rizal melanjutkan berkataannya "Atau ada tugas yang mau dikerjain?"

"Hmm... ga ada kok, boleh deh kak," Jawab Vania ketelah memikir beberapa saat,

"Ke PVJ gimana? kan deket dari sini..." Tanya Rizal memberi saran, dan dijawab Anggukan Kepala oleh Vania. Tak begitu lama untuk menuju kesana Rizal hanya memutar kanan dan 5 menit dari lokasi nya sekarang untuk tiba di PVJ.

Sampai di Mall. "Mau kemana dulu?" Tanya Rizal ke Vania yang sedang sibuk mengikat rambutnya, "Jalan-jalan aja dulu kak sambil mikir makan apaa.." Balas Vania yang masih sibuk Dengan mengikat Rambutnya. "Yaudah yuk!" Rizal mendekatkan dirinya ke samping Vania.

Meraka jalan-jalan sambil cerita satu sama lain, "Ohh berarti waktu kakak SMA ga jauh beda sama kak Wildan ya?" ujar Vania, mereka memang pernah saling kenal tapi saat Vania berumur 4 tahun. Yang pastinya sudah berupah dengan keadaan sekarang.

"Kak Rizal kenapa milih Akmil? ga barengan sama kak Wildan?"

"Aku ga begitu tertarik jadi AKPOL, sebenernya AKPOL sama AKMIL sama aja sih cuman beda, yang satu jagain Negara yang satu lagi jagain masyarakatnya," Jelas Rizal, sebenernya didalam hidupnya Tak ada yang menanyakan perihal ini. Bahkan orang yang ditanya saja tidak berharap besar Dengan sekolah yang ia masuki sekarang.

"Kalau boleh tau vania entar mau ngambil apa? " Tanya kak Rizal seakan menganti topiknya,

Muka Vania berubah menjadi sedikit murung, "Kedokteran kak, tapi gatau juga perdoa lulus aja aku.."

"Pasti lulus lah!" jawab Rizal memberi semangat untuk Vania, "Kak kita makan sushi aja yuk?" Vania langsung melontarkan pertanyaan, mereka menghabiskan waktunya sebentar di tempat makan, karena ada urusan yang harus Rizal bereskan.

"Vania aku ga turun dulu ya, gapapa kan?" tanya Rizal setelah mereka sampai didepan rumah Vania, "Ah gapapa kak, ada kerjaan ya?" tanya Vania sambi membuka pintu mobil perlahan, "Aku mau packing buat besok.." ujar Rizal.

"Packing buat kemana?" tanya Vania, "Aku besok bakal mulai masuk Asrama lagi, waktu libur nya udah abis wkwkkw.." Kekeh Rizal.

Raut muka Vania menekuk "Yahhh ga bisa main lama lagi deh.."

"hehehehe sorry ya , bisa chatting kok walau lagi diasrama, " Jawab Rizal menghilangkan rasa bete Vania.

"Van entar baca chat aku ya aku mau ngomong.." ujar kak Rizal sebelum Vania turun dari mobil, "ohh oke kak.. yaudah vania turun ya, hati hati ya besok!" Jawab Vania sambil Turun dari mobil

Karena mereka sampai di rumah Vania sudah gelap, Vania langsung masuk ke rumah dan langsung naik ke kamarnya, tanpa menganti seragam Baju nya ia langsung melemparkan dirinya ke sofa di depan Kasurnya. Kak Ami yang datang entah dari mana langsung berkata "kamu cocok tau sama kak rizal.."

"Idihh apa sih, cuman temen ini tuh, " Ujar Vania membangunkan dirinya dari rebahan, "Udah lah sama dia aja.." ujar Kak Ami sambil mengayunkan kaki Vania yang masih di atas sofa.

Tak begitu lama Dari Vania yang baru pulang setelah berjalan singkat Dengan Rizal sudah ada telpon Masuk lagi dari orang yang baru ia temui 15 menit yang lalu.

Kak Rizal

Kak Rizal :Assalamualaikum

Vania : Waalaikumsalam, kenapa kak? ada barang aku yang ketinggalan?

Kak Rizal : lagi ngapain?

Vania : hah?lagi diem diem aja kak, kan baru nyampe..ada apa kak?

Rizal : ouhh, boleh ngomong sebentar?

Vania : bo-boleh kak, mau ngomong apa kak ?

Rizal : entar pas aku ga ada kamu sama wildan ya...

Vania : ma-maksud?

Rizal : kan aku bakal balik ke Asrama, nah karena aku udah janji ke abang aku bakal jemput kamu tiap hari. Jadi Wildan yang bakal anter jemput kamu...

Vania: ehhh ga usah kak, Vania kan dianter om Am,

Rizal : Gapapa kok aku entar bakal bilang ke abang

Vania : ga usah kak..gapapa sumpah!

Rizal : udah gapapa, dari pada Wildan ga ada kerjaan dia..

Vania : tapi ga enak sama pacar nya kak wildan, kan aku juga bisa sama om Am

Kk rizal : Wildan ga ada pacar dia jomblo, udah gapapa tugas harus dilakukan kalo sudah janji ya harus ditepati

Vania : aku ngalah deh...iya iya

Kk rizal : Nah gitu dong,

Vania : oh iya, kak rizal flight nya jam berapa?

Kk rizal : jam 5 an

Vania : ohh, kak rizal sampe kapan di Asrama ?

Kk rizal : kayaknya sampe juli palingan

Vania : lama..

Kk rizal : kenapa nihh? Takut kangen ya.....

Vania : iyaa

Rizal seketika terdiam, ini Vania polos atau dia terlalu jujur?

Rizal : hahahahahahaha, yaudah kamu tidur gih besok kan sekolah juga..

Vania: Siapp....

Rizal: yaudah Assalamualaikum

Vania : etss bentarr..Hati-hati ya besok, kalo udah sampe kabarin aku ya sama sehat-sehat di Asrama

Rizal : hahaha iya iyaa sehat, yaudah night van!

Vania : night juga kak!

Sambungan Telpon sudah berakhir.

Sambungan telpon itu tak begitu lama, setelah sambungan berakhir sepertinya orang yang berada disamping Vania kepanasan melihat kedeketan antara Vania Dengan Rizal, "Ahhh lucu bangett!" teriak Kak Ami, Vania hanya menghiraukan perkataan Kak Ami dan langsung pergi ke kamar mandi.

Vania yang baru selesai Mandi langsung membuka handphonenya dan mencari instagram Rizal, dia diem diem mengstalk beberapa sosmed Rizal.

"Ganteng juga, pinter nyanyi mana suaranya enak lagi, keren lah.." batin vania, Sepertinya rasa suka nya muncul kembali. Tanpa sadar ia mengucapkan "Suara nya enak.." ujar Vania melamun melihat video pendek di instagram Rizal, saat Rizal mengcover lagu 'ku kira kau rumah.'

"Siapa?" Kak ami yang mengaca langsung memutarkan badanya dan melihat ke arah Vania. "Hmmm ini lewat aja..."Vania langsung mematikan layar handphone nya, "hayo jujur aja, kak rizal ya? Lagi ngestalk ya?" kak Ami membesarkan suaranya seakan akan berteriak.

"ehhh ga kok orang....orang lain" gugup Vania, namun kenapa Kak Ami langsung menebak itu Rizal?

"Ahh masa sih , kamu tuh cocok tau sama kak rizal..." ujar Kak Ami memanas manasi Vania,

"AKU-" Kak ami langsung memotong omongan Vania,

"apa?" Langsung dibalas oleh Kak Ami, "Kamu tuh udah mulai suka ya sama kak rizal?" Kak Ami langsung melempar Kan pertanyaan,

"ihhh apan sih aku ga suka sama kak rizal cuman temen kok Mi.." Vania langsung mematahkan pertanyaan kak Ami,

"jangan benci bilang cinta!" ujar Kak Ami.

"dihhh emang ga suka" balas Vania membuang arah muka nya,

"hayo jujur.." Kak Ami masih memanas manasi Vania,

"Tapi dia bukan tipe gua-" balas Vania dan nada suara nya pun sudah berupah.

"Masalah tipe atau bukan itu belakangan yang penting itu dia setia sayang sama kamu, kalo udah cinta mah tipe tipean ilang, bentar emang kenapa dia bukan tipe kamu orang udah angkatan kan kamu mau banget punya cowok angkatan kan?" Bagi kak Ami yang sudah berumur 24 tahun Rizal itu paket lengkap malah tiada kurangnya.

Doa Vania selama ini, ia berharap dijauhkan oleh anak-anak angkatan yang sering berprilaku belagu, "Ga juga ah..malah pengennya yang...ga berseragam-" ujar Vania mencari alasan, ucapan Vania seakan alasan klise sekali.

Kak Ami masih bertahan Dengan alasannya, "Kalo kamu Tenaga kesehatan terus dapet yang beseragam udah auto klop tau!!"

"B-O-D-O-A-M-A-T!" Vania langsung menjauh dari Kak Ami dan berpindah ke meja riasnya.

"Nih ya Van jangan pernah nilai seseorang hanya dengan satu kali ketemu atau hanya mendengar dari mulut orang lain, " Kak Ami berjalan keluar dari kamar Vania,

"Syukur akhir nya tuh manusia keluar," Batin Vania melihat Kak Ami keluar dari kamar Vania.

Dirumah Wildan,Rizal dan Kak Ayu. Suasana disana sedang sedikit ramai karena ada beberapa teman Wildan. yang sedang main kerumah. Sudah hampir 2 tahun belakangan ini Rizal tidak pernah mengusik Hidup Wildan, atau main bersama Wildan.

Dengan Sangat terpaksa Rizal membuka pintu kamar Wildan, "Eh-ada temen-temen lu?" Sapa Rizal sedikit canggung. "Oi bang izal!" jawab Teman-teman Wildan,

"Lagi pada ngumpul ya?" Tanya Rizal basa basi, "Gua pinjem wildan dulu ya bentar..." Rizal langsung menarik Wildan keluar dan membawanya ke balkon. "Kenapa lu narik gua?" Wildan langsung mengusir tangan Rizal dari lenganya,

"Oh iya luh balik ke asrama kapan?" tanya Rizal.

"Januari akhir..."

"ohhh," Rizal memikira sesuatu,

"Kenapa?"

"Gua boleh minya tolong ga?"

"Minta tolong apa ?"

"Gua kan udah masuk Asrama lagi, gua minta tolong luh jagain Vania," Jawab Rizal masih sedikit canggung, selama ia meminta Bantuan ke Wildan ia sama sekali Tidak melihat ke arah Wildan.

"Maksudnya? Vania? Yang kemaren itu? Dah deket aja bedua.." celetuk Wildan,

"Dih iri lu? Dah pokonya gitu lah gua sama vania, gua udah janji sama kakaknya anter jemput Vania," Jelas Rizal sekali lagi,

"Teerus? Masalah dengan saya apa?" Wildan menjawab Lesu, lesu diluar senang didalam hatinya.

"Gua pengen luh gantiin gua dulu bisa ga?" Tanya Rizal Sekali lagi,

"Ganti in gimana?" Jawab Wildan pura-pura masih Tidak mengerti,

"Luh anter jemput vania aja udah,"

"bisa lah njir! gua mulai dari kapan?" Nada Wildan masih rendah, padahal didalam hatinya loncat loncat abis.

"besok-"

"Oke oke..Yaudah kasih aja nomornya,"

Rizal memberi jari oke nya, "thanks ya bro...memang baik lu tuh," Rizal menepuk lengan adiknya. Hanya dibalas senyuman Oleh Wildan, "Gua kekamar ya!" Wildan masuk kekamar dan bebarengan dengan Kak Ayu naik ke atas.

"Yaudah gih sana ke temen luh kasian luh tinggal.." ujar Rizal sembari jalan keluar dari balkon,

Wildan masuk kekamar langsung membuka ponselnya, "Wil ayo main!" ajak teman nya yang masih sibuk Dengan stik PS. "Duluan aja!" jawab Wildan masih Sibuk dengan layar Handphonennya.

"Vania kok bisa deket sih sama rizal? apa apaan rizal deket-deket ke vania, kenapa sih setiap orang yang gua sayang pasti aja ga bisa gua dapetin! kenapa bang rizal selalu dapet dari gua!" batinya yang masih melihat instagram Vania yang terkunci.

"Wil? Luh gapapa?" tanya teman Wildan, yang Melihat Raut muka Wildan yang menjadi garang.

"Ahh? Gua gapapa...ehhh gua ikut main lah," Wildan langsung menganti topiknya dan melonjat ke karpet.

Di lain ruangan ada Kak Ayu yang menyadari hal yang dilakukan oleh Rizal,