Setelah selesai membayar semuanya gus Hanafi berjalan keluar menyusul kang Aziz yang sudah menunggu di mobil. Dan saat sudah berada di dekat mobilnya, kang Aziz dengan sigap langsung membukakan pintu mobil agar gus Hanafi masuk. Semua itu dia lakukan sebagai bentuk rasa hormatnya pada putra pak kyai Umar, pengasuh sekaligus pemilik pesantren tempatnya menimba ilmu agama selama ini.
Dirasa sudah siap memasang seat belt, kang Aziz segera menyalakan mobilnya dan berjalan dengan kecepatan sedang melewati jalan keluar Bandara. Di saat suasana terasa begitu hening, gus Hanafi memecahkan suasana untuk memulai pembicaraan.
"Kemarin waktu acara khataman lancar nggak Kang?" tanya gus Hanafi sambil menatap pinggir jalanan yang tampak berjalan seperti kejar-kejaran.
"Alhamdulillah lancar Gus, sesuai keinginan panitia," jawab kang Aziz.