Suasana pesantren tampak ramai sekali dipenuhi para santri yang sedang berbondong-bondong ingin ke kelas Diniyah mereka masing-masing. Pagi ini semua santri tak terkecuali Aisyah sedang mengikuti kegiatan pondok, yaitu belajar ilmu fiqih.
Selama belajar, para santri diwajibkan sudah bisa membaca kitab. Tetapi Aisyah masih belum bisa. Ia masih membaca dari kitab terjemahan. Sangat sulit bagi Aisyah untuk mengaji dalam bahasa Jawa.
Saat ini di kelas Aisyah ada Gus Hanafi yang sedang bertugas mengajar ilmu fiqih. Tentu saja Aisyah merasa gugup. Sejak saat mereka bertemu di cafe itu, mereka tidak pernah bertemu lagi karena kelas Aisyah diajar oleh guru yang lain.
Di saat yang lain sedang membaca kitab sebelum Gus Hanafi masuk, Aisyah malah melamun memikirkan nasib cintanya pada Gus Hanafi. Ia tidak tega jika kakaknya tahu kalau dirinya juga telah jatuh cinta pada makhluk ciptaan Tuhan yang nyaris sempurna tanpa cela di wajahnya dan juga fisiknya.