Bab 41.
Sepertinya ini bukan jalan yang ku lewati tadi. Aduhh ... mana malam semakin larut lagi. Aku menoleh ke kanan dan kiri, siapa tau bertemu perawat atau keluarga pasien, untuk bertanya di mana ruangan tempat aku berjaga tadi.
Akan tetapi, aku tak menemukan siapa pun di sini. Rasa lapar pun seketika lenyap berganti dengan rasa takut yang amat sangat. Dari tadi rasanya aku mutar-mutar daerah sini sajalah. Tak nampak plang nama di ruangan yang ku lewati. Ku lirik hape, sudah hampir lowbat pula. Sedang kebingungan begini, tiba-tiba bahuku ada yang mencolek. Aku kaget setengah mati dan menjerit. Ternyata ... Bapak security sudah berada di belakangku, ia memegang senter dan alat setrum.
"Astaghfirullah ... Bapak mengagetkan saya!" teriakku.
"Jangan ke sana! Gak ada lagi ruangan di sana, selain kamar jenazah," jelasnya.
Degg ... jantungku hampir berhenti mendengar penjelasannya.