Chereads / Theodor Obsession / Chapter 19 - Promise

Chapter 19 - Promise

Di kediaman Bowie, Arga bersama keluarganya baru saja pulang dari kondangan. Sienna melihat Theodor seperti memendam emosi dengan tangan mengepal terus dan menekan panggilan telepon entah ke siapa mengernyitkan dahi.

"Nak, kamu bersih-bersih dulu sana. Kenapa sibuk sama ponsel terus dari tadi?" tanya Sienna.

"Mama, Kaila tidak mengangkat teleponku sama sekali dan aku sudah menyuruh seseorang mengecek kediaman Abraham. Katanya Kaila pergi sama temannya, entah temen yang mana," jawab Theodor kesal setengah mati.

"Kamu tidak boleh begitu sama Kaila. Mungkin dia butuh waktu," tegur Sienna lembut.

Arga yang sudah bersih-bersih dan mengganti baju menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Theodor yang merajuk.

"Theodor," panggil Arga.

"Ada apa, Pa?" tanya Theodor.

"Lebih baik kamu bersih-bersih dan berpakaian santai saja. Terus kamu pergi ke rumah Abraham, pastikan semuanya," perintah Arga.

"Arga—"

Kata Sienna terpotong saat Arga mengangkat tangan dia agar Sienna tidak ikut campur.

"Sienna, ini demi kebaikan Kaila dan Theodor," kata Arga.

"Aku ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya hingga kamu berpikir untuk menemui Kaila sekarang juga dan terlihat sangat khawatir, Theo," kata Sienna.

"Ma, tadi aku mengantar Kaila dulu sebelum pulang ke rumah, tapi baru beberapa menit aku ingin pergi ada sebuah mobil lain dan tidak lama Kaila keluar lagi. Aku berinisiatif mengikuti dia hingga ke mall. Pas sampai mall, aku melihat dia mesra sekali dengan pria itu. Ternyata pria itu teman aku sendiri dan Kaila terlihat centil padanya," jelas Theodor.

Sienna melihat Theodor yang begitu menginginkan Kaila sampai mengikuti juga merasa sedih. Dia tahu Kaila sama sekali tidak menyimpan perasaan pada putranya. Dia ingin sekali Theodor dan Kaila bertunangan lalu menikah, tapi sepertinya itu sangat mustahil.

"Nak, kalau jodoh tidak akan ke mana. Mama tidak mau melihat kamu stress memikirkan hal seperti ini," kata Sienna.

"Iya, Ma, aku mengerti. Aku hanya ingin Kaila tahu bahwa dia itu milik Theo," balas Theodor.

"Ya sudah kamu ke sana, tapi jangan bikin keributan," kata Sienna.

"Iya, Ma. Aku mau bersih-bersih dulu terus berangkat," balas Theodor.

Theodor yang hendak melangkahkan kaki ke kamar tiba-tiba ditahan papanya. Arga membisikkan sebuah ide yang dapat membuat Kaila tidak akan macam-macam lagi ke telinga Theodor membuat Theodor tersenyum.

"Aku pasti akan menjalankan ide Papa," kata Theodor.

Theodor menaiki tangga menuju kamar untuk bersih-bersih dulu, sedangkan Sienna duduk di samping Arga sambil memeluk suaminya.

"Arga, aku takut Theo menggila gara-gara Kaila," kata Sienna.

"Kamu tenang saja, Theo tidak akan menggila. Kamu aja tidak gila kan dekat dengan pria gila kayak aku," balas Arga terkekeh.

"Kamu mah bisa aja jawabnya. Tadi kamu bisik-bisik apa sama Theo? Kamu ngerencanain yang tidak-tidak, ya? Jangan sampai Theo melakukan hal di luar batas," kata Sienna.

"Enggak, Sayang. Kamu berpikir yang tidak-tidak deh," balas Arga.

"Ya takut aja, dia kan duplikatnya kamu, mirip banget," kata Sienna terkekeh.

"Ya sudah kita istirahat dulu ya di kamar. Kamu masih mau makan lagi?" tanya Arga.

"Enggak. Aku udah kenyang, Sayang," jawab Sienna.

"Alesya udah tidur sepertinya. Dia habis ujian sekolah langsung kondangan," kata Arga.

"Aku cek Alesya dulu ya. Itu anak akhir-akhir ini tertutup dan jarang cerita," balas Sienna.

"Iya coba kamu tanya dia. Takutnya stres dia karena ujian," kata Arga.

"Iya nanti aku menyusul kamu ke kamar," balas Sienna.

"Oke, Sayang. Jangan lama-lama  dia besok juga harus sekolah," kata Arga.

"Iya, Arga," balas Sienna.

Sienna melangkahkan kaki menuju kamar Aleysa.

***

Theodor yang sudah keluar dari kamar dengan memakai hoodie berwarna hitam dan celana jeansnya berjalan menuju mobil. 

"Sebaiknya aku mengirimkan pesan ke Noah," gumam Theodor.

Theodor mengirimkan pesan pada Noah untuk mengurus segala sesuatunya hari ini.

"Baik, Tuan," kata Theodor.

Theodor yang sudah berada di dalam mobil mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah Kaila. 

"Kau akan menjadi milikku Kaila, tidak peduli apa yang kau lakukan selama ini bersama Richard," gumam Theodor.

Tidak lama mobil itu berhenti di rumah Kaila. Theodor keluar dari mobil dan disambut Pier yang berjaga.

"Tuan, parkirnya di dalam saja," kata Pier.

"Aku sengaja menaruh di luar. Ada urusan yang harus saya lakukan," balas Theodor.

Theodor berjalan masuk ke dalam ditemani Pier yang menelepon Samuel untuk memberitahukan bahwa Theodor datang ke rumah. Langkah Theodor terhenti begitu melihat Samuel bersama istrinya turun.

"Selamat Malam, Pa, Ma. Maaf malam-malam ke sini. Kaila sudah pulang?" tanya Theodor.

"Kaila ada di kamarnya kan, Becca? Kenapa Theodor bertanya begitu?" kata Samuel.

Theodor mengangkat sebelah alisnya. Dia merasa Rebecca seperti sedang berbohong pada Samuel. 

"I-iya ada di kamar. Sepertinya dia sudah tidur, Sayang," balas Rebecca gugup.

"Rebecca, kamu berbohong?" tanya Samuel yang sudah mengeraskan rahangnya.

"Tentu saja tidak," jawab Rebecca.

"Panggil Kaila turun sekarang kalau kamu tidak berbohong," perintah Samuel sambil mendekap tangannya.

"Hmm, Kaila sedang tidur. Aku tidak mungkin mengganggu dia," kata Rebecca.

Samuel memejamkan mata lalu membukanya kembali. 

"Aku tidak akan marah kalau kamu jujur Kaila di mana. Di kamar atau pergi-pergi sama siapa? Kenapa kamu mengizinkannya dan tidak bilang padaku?" tanya Samuel.

"Kaila hanya butuh liburan saja, Sam. Dia pergi sama temannya untuk menonton," jawab Rebecca sambil menundukkan kepalanya.

"Kamu balik ke kamar sekarang. Aku ingin berbicara dengan Theodor," perintah Samuel.

"Oke, Sayang. Kamu jangan marah sama Kaila," kata Rebecca.

Rebecca kembali ke kamar sambil berusaha menelepon Kaila yang terus tidak mengangkat teleponnya, sedangkan Samuel mengobrol bersama Theodor di ruang tamu.

"Maafin Papa ya. Papa tidak tahu Kaila ke mana. Emang anak itu sangat nakal," kata Samuel.

"Iya tidak apa-apa, Pa. Bolehkah aku izin untuk membawa Kaila pergi dua hari saja? Hari ini sama besok  aku ingin sekali berbicara berdua dengan Kaila," kata Theodor.

"Kamu mau bawa Kaila ke mana? Papa mohon sama kamu jangan melakukan hal yang tidak-tidak," balas Samuel.

"Aku tidak akan melakukan apa pun, P. Aku janji tidak akan merusak Kaila, aku akan menjaganya sampai kami menikah. Papa bisa pegang janjiku," kata Theodor.

"Oke Papa percaya padamu, tapi ingat kalian masih sekolah," balas Samuel.

Theodor sangat berterima kasih pada Samuel karena sudah mempercayainya. Dia tidak mungkin melakukan hal di luar batas walaupun ada kesempatan dalam kesempitan.

"Papa percaya karena mama dan papamu orang yang paling kami percayai jadi kami harap kamu tidak mengecewakan kami," kata Samuel.

"Iya, Pa. Aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian," balas Theodor.

Brum

"Sepertinya Kaila sudah pulang, Pa," kata Samuel.

"Iya, Pa. Aku bawa Kaila sekarang ya. Aku tidak sabar memberikan kejutan," balas Theodor.

"Iya," kata Samuel.