Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Impian Seorang Anak Petani

Kholifatur_Rohmah
--
chs / week
--
NOT RATINGS
29.1k
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Patah Harapan

di saat keinginan begitu mengebu dalam diri anisa namun apalah daya kakaknya yang biayai sekolah dari semenjak anisa SMP sampai SMA dulu kini terbaring di rumah sakit di jakarta,

akibat kecelakaan dan yang di goncengnya pun sampek meninggal, sedangkan kakaknya terbaring koma tidak sadar diri di rumah sakit akibat patah tulang di kaki kirinya dan luka di bagian bongkongnya sampek kakinya sama dokter di minta untuk di amputasi.

akan tetapi pihak keluarga anisa tidak mengizinkan untuk di amputasi,, kerena butuh biaya besar, seluruh keluarga kebingunggan kerena kakak saya koma dan tidak tau kapan akan sadar, berapa hari pas kakak ipar saya pergi mau temenin  tiba-tiba saja perutnya sakit , dan hal yang tidak  di inginkan terjadi  ternyata kakak ipar saya ke guguran kerena mengalami stres entah apa yang terjadi cobaan demi cobaan terus berlanjut kakak saya yang terbaring di rumah sakit dan kakak ipar saya  yang ke guguran.

kejadian itu membuat saya tidak berdaya satu-satunya cara bapak saya pergi dari lembang ke jakarta untuk menemani kakak saya yang terbaring di rumah sakit

tiba di jakarta ke esok harinya ternyata embak saya ke celakaan kerena rem sepeda motor  rok yang di gunakan ke lilit ke rantainya sepeda sedih kacau pikirin saya saat itu semua cobaan bertubi-tubi datang menimpa keluarga ku. saya yang bersaudara 7 saudara cewek 2 cowoknya 5 bener- mengalamin beban hidup yang begitu berat..

mata saya yang tidak ingin ku buka ingin tidur saja kerena tidak sanggup lagi untuk menatap dunia lagi, seolah-olah ingin menyalahkan allah kenapa hidup ini tidak adil saya yang orang tidak mampu engkau coba tuhan dengan berbagai cobaan dimana letak salah ini? apa saya tidak layak untuk bahagia di dunia ini kenapa semuanya begini..?

ingin berjerit -jerit tak sanggup terucap kecuali selalu berdoa.. pikiran kacau dan tidak mampu menghadapi segala rintangan di dunia ini. apakah badai tidak akan berlalu..?

melihat hp saya berdering ternyata bapak saya yang menelpon cepat- cepat saya angkat,

hallo assalamualaikum..

wealaikum salam

gimana kabarnya di sana pa..?

kakak dan yang lainnya bagai mana?!

papa tidak bisa berkata apa-apa nis rumah di sini serasa rumah sakit, embak mu di bagian pipinya luka dan tidak mampu berdiri.. doakan saja agar semuanya cepat membaik..

bagaimana ke adaan mu di sana?

papa ku mengalihkan pembicaraan kerena tidak mau saya terus sedih memikirkan keadaan saya..

yang sering menangis dalam hal kecil,

nis ibu mu jaga dengan baik yaa ?

di sini papa lama soalnya kakak mu belom sadar dari komanya..

pinta papa saya cuma bilang iya sambil menahan air mata..

lanjut saya nanya ke papa saya tentang kakak ipar saya pasti sok berat kerena anaknya ke guguran sedangkan kakak saya koma di rumah sakit.

embak ipar mu baik-baik saja nis ada papa di sini yang mau temenin kamu jaga ibu mu dan adek-adek mu selama papa di sini.

baik pa ya sudah dulu anisa tutup telponnya

assalamualikum pa jangan lupa makan ya pa..

iya nis waalaikum salam.

harapan demi harapan dan memimpikan lulus kuliah serasa tidak mungkin melihat semuanya yang menimpa keluarganya

namun dari kecil anisa selalu di ajarkan sama papanya untuk tidak pernah menyerah dalam ke adaan apapun selalu harus tetap berjuang demi impiannya.

hari demi hari kondisi kakaknya yang koma tidak membaik dokter mengatakan tidak banyak harapan lagi, di situ lagi-lagi sok ke adaan saya yang di lembang yang sedang kuliah dan biaya hidup pas-pasan tidak bisa berkutik cuma bisa pasrah dengan ke tentuan dan takdir yang allah berikan kepada keluarga saya.

tuhan selalu menguji keluarga saya dan tidak pernah tau kapan akan ber akhir cobaan ini, pengen bercerita dan mengadu tentang perasaan ini dengan ngaji saya bisa tenang seakan-akan hidup ini tidak ada artinya lagi

jika merenungin nasib.