Chereads / Impian Seorang Anak Petani / Chapter 7 - Terluka

Chapter 7 - Terluka

Berat rasanya kehilangan seorang sahabat

yang selama ini menemani ku, dan begitu cepat  berlalu dan begitupun takdir tak berpihak ke pada ku. sulit rasanya menjalani itu semua tapi apa boleh buat Tuhan berkehendak lain.

Saya yang biasanya semangat penuh ceria mendengar kabar duka tiba-tiba terasa sesak dan begitu hancur se hancur-hancurnya yah begitulah hidup penuh dengan lika-liku.

"Tuhan beginilah akhir dari segalanya masa-masa bersama Nita begitu menyakitkan yang tampa di duga tidak pernah mempunyai penyakit yang serius meninggal tiba-tiba saya tahu tuhan begitu berat kenyataan ini" mata ku yang biasanya melihat ke indahan alam sekarang harus bengkak, kerena menangis.

.. **.....

Waktu itu Mamanya Nita menelpon bahwa mayat Nita akan di makamkan di Lembang di mana Nita lahir ku kira tidak akan ke temu dengan Nita walaupun terakhir kalinya namun Allah punya rencana yang lebih Indah saya bisa ketemu dengan Nita meskipun ketemunya dengan Nita sudah di bungkus dengan Kain kafan.

"Isak tangis ku semakin pecah dan teriakan ku di depan aL marhum  Nita seolah-olah tidak percaya benarkah ini Nita yang di depan ku"?

" Tubuh yang tidak  lagi bernyawa" (saya yang merasa tidak mungkin teriak-teriak memanggil Nita )

" Nita ayo bangun kenapa kamu begini cepat kata mu kita bakalan bersama sukses bersama Nita.....hisk hisk...hisk" saya yang bener-bener terluka dan terus-terusan menangis tidak dapat menahan rasa sesak di dada.

Mama yang menguatkan saya mencoba menghibur saya "Anisa yang sabar ya Mama tau kamu sangat menyayagin Nita,Nita kamu anggap sebagai Adik kamu sendiri tapi apa boleh Nak, Nita sudah tidak ada lagi mungkin ini semua sudah takdirnya Nita seperti ini" saya yang senderan sama Mama merasa tidak kuat melihat semuanya yang terjadi.

"Nita kenapa kamu begitu cepat ninggalin Saya" dalam hati ku berkata "saya tidak menyangka dengan semua ini sulit untuk ku terima semuanya segala yang terjadi tidak dapat di rubah ataupun ku menolaknya namun kenapa  ya Allah engkau mengambil teman ku sendiri lebih dulu" isak tangis ku dan orang-orang yang menangisi ke matian Nita ikut perihatin atas meninggalnya Nita yang mendadak meninggal mengisahkan luka di hati Mama, papa nita.

Kulihat di sudut ujung  pojokan meski mata ku  bengkak gara-gara menangis, di situ ku lihat  kakaknya Nita tergeletak pingsan melihat kepergian Nita,, sungguh banyak yang tidak menduganya Nita cepat meninggal setelah mau pergi untuk ke makam namun lagi-lagi kakaknya jatuh pingsan..

mau tidak mau pemakaman tetap di laksanakan kerena hari sudah mulai malem di situ saya coba menguatkan diri bangun melihat ke banyakan orang yang membawa Nita ke makam, " Selamat tinggal Nita selamat jalan semuga amal ibadah mu di terima di sisi Allah ammiien" dalam hati ku berdoa untuk Nita kerena tidak kuasa mulut untuk untuk berkata-kata, saya yang milih tidak ikut ke makam temenin kakaknya Nita yang lemes seluruh badannya, meskipun sebenarnya diri ini tidak kuat untuk menenangkan kakaknya Nita  namun saya mencoba menenangkan

hatinya kakaknya Nita..l

" kenapa Nisa, Nita ninggalin kita semua kenapa.." ucapan itu yang terus keluar dari kak Sofia

" sabar ya kak ini sudah jalan dari Allah mungkin ini yang terbaik"

" tapi kenapa Nita pergi secepat ini."?

" sabar ya kak dan sabar banyakin doa untuk Nita ya kak, kita semua sayang sama Nita"

" iya udah tinggalin saya sendiri Nisa "

"baik kak saya pergi dulu pamit mau solat"

"iya Nisa terima kasih telah temenin kak Sofia dari tadi"

" iya sama- sama kak " saya pergi ambil uduk dan solat agar saya bisa berusaha ikhlas segala yang terjadi di kehidupan ini bahwa semuanya pasti meninggal tampa terkecuali.