Tatapan mata Azumi mengarah pada beberapa orang yang dengan basa-basi menyapa kedatangan Jacobs, mereka sepertinya penasaran dengan siapa sang pangeran tampan datang hari ini. Apalagi sekarang genggaman tangan Jacobs begitu erat di pinggang sang wanita.
"Waw! koleksi baru?." Seorang lelaki yang gayanya sangat nyentrik dan begitu mewah menyapa sambil tersenyum manis.
"Bukan, ini temanku." kata Jacobs dengan nada santai.
"Kau pandai memilih teman, sangat cantik dan begitu indah. Hallo Nona, aku Jasmine."
"Hai jasmine, senang berkenalan denganmu. Aku Azumi.." Azumi menyapa dengan sopan, walaupun dia tidak tau di depannya ini lelaki atau wanita. perawakannya seperti lelaki, tapi namanya seperti wanita. sangat unik dan menggemaskan bagi Azumi.
"Suaramu halus sekali, sayang.. Ayo bergabung bersama kami. jangan malu, kita semua disini adalah teman. Teman Jacobs berarti teman kami." Jasmine memegang dengan lembut tangan sangat wanita di depannya. Ada tatapan sinis dari Jacobs ketika jasmine melakukan hal itu, jasmine hanya bisa tertawa kecil dan memukul dengan manja.
"Ayo masuk ke dalam." Kata Jacobs pada Azumi, dia menggandeng tangan sang wanita dan masuk ke tengah-tengah acara, meninggalkan Jasmine yang hanya tersenyum manis.
"Apakah tidak apa-apa meninggalkan temanmu tadi begitu saja? terasa tidak sopan." Azumi berbisik pelan ke arah Jacobs, dia merasa bahwa yang namanya teman berarti mereka harus saling menghargai.
"Dia salah satu orang yang suka mencari muka." Hanya itu yang di katakan lelaki bermata abu-abu, sepertinya Jacobs sedang dalam mood yang tidak baik ketika harus terpaksa kemari.
"Oh.. begitu."
"Ya.. Jangan terlalu dekat dengan orang yang mungkin akan membicarakan dirimu saat kau tidak ada, saat kau jatuh, saat kau tidak punya apa-apa. Lebih baik sedikit teman, tapi semuanya akan membantumu saat kau kesulitan." saat lelaki tadi berkata seperti itu, dia mengambil salah satu gelas yang berisi jus strawberry, memberikannya pada sang wanita.
"Kau punya teman seperti itu?." Azumi menerima jus Tersebut dengan senang hati, dia mencicipinya secara perlahan-lahan. Rasanya manis dan segar, Bagaimana bisa ada jus seenak ini? dalam porsi yang cukup banyak, pastilah pemilik acara mengeluarkan banyak uang hanya untuk segelas jus saja, tapi apa peduli Azumi tentang uang mereka?
"Ada.. beberapa teman, Tapi mereka semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing, kami hanya bertemu saat salah satu dari kami membutuhkan bantuan, atau saat acara-acara tertentu saja. Kapan-kapan, aku akan memperkenalkan padamu."
"Kenapa harus? kita tidak sedekat itu." Azumi buru-buru menyela, Karena dia tidak mau di anggap wanita Jacobs. Walaupun memang Azumi menyukai Uang milik pria itu.
"Hanya ingin saja, kau terlihat tidak munafik. Dan mungkin suatu hari nanti kau akan membantuku, disaat aku kesulitan. Bukan begitu Nona?." Jacobs tersenyum kecil sambil meminum jus strawberry dari gelas yang sama denganku, aku hanya bisa diam saja. Tidak berani menghalangi apapun yang di inginkan lelaki kaya raya di depannya saat ini.
"Selama kau tidak meminta bantuan tentang uang, aku rasa aku bisa membantumu."
"Ya.. bagaimana jika aku meminta bantuan untuk menuntaskan hasrat saja?." Jacobs menaik-turunkan alisnya, dia sengaja menggoda sang wanita yang sudah memerah malu.
"Hei..! Jangan keras-keras, orang akan berpikir aku wanita simpanan! lagipula jika sampai ada teman kantor kita yang melihat kita bersama, aku akan di sangka penjilat untuk naik jabatan." Azumi berbisik pelan, dia bahkan sejak tadi sudah melihat ke sekeliling. Ada beberapa orang yang tersenyum ke arah Jacobs, tadi menatap sinis ke arah Azumi. dan rata-rata mereka itu wanita, entah kenapa tatapan sinis rasanya sedang membolongi wajah Azumi saat ini.
Seperti orang-orang itu berkata. 'Hei? kau tidak pantas berada di samping pangeran tampan! pergilah dari sisinya!.'
Namun lagi-lagi Azumi hanya bisa diam saja, dia berharap tidak ada orang yang mengenalnya disini.
"Tenang saja, tidak ada karyawan kantor yang datang di acara seperti ini. Semua yang datang adalah kalangan atas, beberapa menit lagi ayah dan ibuku juga akan datang. Jadi sebelum mereka datang, kita sudah pulang." Jacobs berkata sambil mengecek ke arah jam tangannya.
"Secepat itu? katanya kau harus bertemu Anak-anak yang menginginkan kehadiran dirimu?."
"Ya.. tapi mereka ada di Ruangan sana, ayo kita kesana. Mereka pasti sudah menunggu kita."
"Ck! kenapa tidak dari tadi saja kita ke belakang ruangan, kenapa harus majang di tengah-tengah acara dan di lihat banyak orang!?." Kata Azumi sedikit kesal.
"Hanya ingin saja, Agar orang-orang tau aku sedang memiliki kekasih dan agar mereka memberitahu ibu dan ayahku bahwa Jacobs membawa wanita cantik ke pesta. Jadi orangtuaku akan menghentikan untuk menjodoh-jodohkan diriku." Jacobs berkata dengan pelan, dia masih menggenggam tangan Azumi dengan erat untuk melewati beberapa orang yang sudah terlihat berdatangan dengan sangat sesak.
Mereka berdua berjalan ke arah ruangan belakang, disana ada satu buah pintu besar dan dua pengawal yang berjaga. Jacobs di persilahkan masuk, dan terlihat banyak anak-anak yang duduk di kursi roda sedang bercanda bersama.
"Kau tunggu disini saja tidak apa-apa kan? aku akan mengobrol dengan mereka sebentar saja." Jacobs menengok ke arah Azumi, yang saat ini tatapan matanya telah berbinar cerah melihat betapa lucunya Anak-anak yang sedang bermain.
"Tentu.. Aku akan melihat dari sini saja." Ucap Azumi dengan senyum manisnya.
Jacobs mengangguk, dia mulai melangkahkan kakinya ke beberapa anak yang sudah berteriak girang akan kedatangannya. Azumi Ikut Tertawa saat Jacobs tertawa senang, apalagi Ketika lelaki itu dengan sangat sabar memeluk satu persatu anak-anak yang berusaha menggapai tubuhnya.
[Dia sangat baik, terlihat sekali Bahwa Jacobs yang suka Bersenang-senang ternyata mencintai anak-anak kecil, apalagi Anak-anak itu sedang sakit. aku berharap mereka cepat sembuh dan bisa bermain sesuka hati tanpa perlu kesakitan.]
Azumi hanya mengungkapkan isi hatinya dalam diam, matanya yang berwarna coklat masih bergerak-gerak melihat betapa indahnya interaksi Jacobs dengan semua Anak-anak itu, bahkan lelaki tersebut sudah mencium pipi Mereka satu persatu, membuat tawa yang riang terdengar semakin hangat.
Ada keindahan lain Ketika Azumi melihat pemandangan di depannya, dia merasa getaran aneh di dadanya semakin memberontak jelas, dia ingin mengatakan pada satu dunia bahwa Jacobs benar-benar lelaki yang luar biasa.
Dia indah, Mempesona, tampan, baik hati, dan apa adanya. Lelaki yang tidak berlebih-lebihan untuk melakukan sesuatu. Cinta di mata Jacobs untuk anak-anak itu terlihat jelas, tidak ada kepura-puraan dalam memberikan semua perhatian.
Lelaki seperti Jacobs, memang pantas untuk diberikan banyak hati. [Apakah aku sedang menganggumi seseorang yang tidak akan pernah bisa aku gapai?]
Sejatinya rasa kagum itu hanya akan mengendap saja di dalam hati, tanpa bisa di jelaskan dengan baik.
Waktu Mereka tinggal 79 hari lagi..