Malam harinya, azumi baru saja selesai mandi dan bersiap untuk menonton film. karena kejadian hari ini membuatnya membuang banyak waktu, suara notifikasi dari handphonenya membuat dia sedikit melirik.
matanya langsung terkejut karena melihat pemberitahuan bahwa ada transferan uang masuk, senyum jelas terukir di bibirnya kecil. Jacobs menepati janjinya, dia benar-benar membayar.
"Lelaki itu menghilang tadi, sekarang muncul dengan uangnya. Sialan! aku benar-benar merasa beruntung berkenalan dengannya. lihat.. lihat..? aku punya tabungan lagi Yeayyy!!." Azumi sudah tersenyum-senyum senang, dia mencari kontak pesan untuk mengirimkan beberapa kata manis pada lelaki itu.
[Jacobs, uangnya sudah masuk. kenapa banyak sekali? aku sangat berterimakasih padamu.]
Send..
Setelahnya Azumi menaruh handphone tersebut di atas meja dan mulai sibuk membuka laptopnya.
Sedangkan di seberang telepon sana, Jacobs sedang duduk tenang di depan kedua orangtuanya dan beberapa orang yang saat ini berusaha mengajaknya berbincang.
Di depan Jacobs ada wanita cantik yang rambutnya berwarna merah gelap, Matanya coklat terang dengan bulu mata yang lentik. tubuhnya seputih susu, indah dan menawan. Tapi Jacobs tidak benar-benar menginginkan wanita itu, mereka direncanakan akan bertunangan jika memang dua-duanya merasa menginginkan.
Tapi sepertinya disini hanya wanita bernama Rose saja yang menyukai Jacobs. Sedangkan wanita itu hanya berdehem dengan tidak berminat.
"Jacobs, ajak Rose berkeliling taman. Kalian bisa mengobrol untuk mengenal satu sama lain." Ibunda dari keluarga Hamberto sudah tersenyum manis pada Anaknya, berharap sang anak mau mengenal Rose lebih dalam lagi.
Jacobs hanya tersenyum dengan sangat terpaksa, dia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan lebih dulu. Rose mengikuti dari belakang, langkah Jacobs terlalu besar dan cepat. membuat wanita di belakangnya hanya bisa berlari-lari kecil, Mereka sampai di lantai paling atas. ruangan disana langsung berhubungan dengan taman indah yang di buat khusus, kubah kaca yang sangat besar membuat keindahan malam itu terlihat jelas.
Aroma harum dari campuran bunga yang bermekaran di malam hari membuat keadaan semakin terasa nyaman dan tenang. Jacobs duduk di salah satu kursi, lalu dia membiarkan saja Rose duduk di dekatnya. Mereka saling terdiam beberapa saat, sang lelaki sibuk mengambil rokok di kantung celananya dan dia mulai menyalakannya dengan perlahan, tidak langsung menghisapnya begitu saja, Tapi dia memainkan dengan gerakan memutar-mutar agar asapnya bisa berterbangan ke tempat lain.
"Kau suka merokok?." Tanya Rose dengan suaranya yang sangat lembut.
"Tidak juga, aku hanya senang menghirup aromanya yang unik." Ujar Jacobs.
"Apakah kau mau menerima lamaran ini?." Rose sudah bertanya langsung pada Intinya, sepertinya dia bukanlah wanita yang suka berbasa-basi. Pikir Jacobs.
"Menurutmu? apakah aku akan menerima lamaran ini? aku masih terlalu muda untuk menikah dan memiliki keluarga."
"kita bisa bertunangan lebih dulu, kita bisa menikah 5 atau 10 tahun lagi. Ini hanya sekedar aliansi untuk menyatukan dua keluarga, dengan pertunangan saja perusahaan kita sudah mendapatkan banyak keuntungan. Bukankah begitu?."
"Sepertinya kau menginginkan pernikahan ini, apakah kau tidak mau mencari lelaki yang mungkin akan mencintaimu dengan sepenuh hati? terkadang beberapa wanita berkata tentang cinta dan keindahan kasih sayang, Aku sering mendengar hal seperti itu. Jika kau menginginkan smeuanya dariku, sejujurnya aku tidak bisa Berikan hal-hal tersebut." Ujar Jacobs tak kalah jujur, mereka beberapa saat saling bertatapan.
Rose tersenyum kecil menatap mata Jacobs, Mereka terhanyut pada pandangan mata satu sama lain. Wanita itu melirik sekilas ke arah bibir Jacobs yang sangat indah, seksi dan begitu memerah.
"Kau punya bibir yang begitu seksi." Di bandingkan menjawab ucapan Jacobs, sang wanita memilih mengatakan semua isi pikirannya. Ya.. Wanita sepertinya mudah sekali berbicara hal-hal yang membuat para lelaki berpikir aneh.
"Apakah kau selalu berkata seperti ini pada setiap Lelaki yang ada di depanmu?."
"Tidak juga, aku hanya berkata jujur pada lelaki yang menurutku menarik saja."
"Jadi? sudah berapa banyak lelaki yang menarik?."
"Kau saja."
"Kau wanita yang sangat mudah berbohong Nona." Ujar Jacobs, yang sudah mencicipi Rokok di Tangannya. dia menghisap cukup pelan dan menghembuskan asapnya dengan gerakan perlahan.
Rose masih saja menatap mata Jacobs dengan pandangan lekat, sepertinya sang wanita tidak mau berpaling dari wajah lelaki tampan itu.
"Apakah aku terlihat berbohong? saat aku mengatakan padamu bahwa aku sejatinya selalu berkata jujur? kau lelaki yang indah dan sangat menawan, aku sudah sering memperhatikan dirimu setiap saat. Tapi sepertinya kau terlalu jauh untuk aku sentuh, jadi saat aku di tawarkan untuk mendapatkan keuntungan menjadi kekasihmu, aku langsung menyetujui semuanya. aku bukan orang yang bisa membuang-buang waktu dalam mendapatkan kesempatan." Ujar Rose tanpa menutupi apapun.
"Jadi kau sedang berkata padaku bahwa kau menyukai diriku?."
"Tidak juga, aku hanya senang mendapatkan lelaki dan calon suami yang begitu sempurna. Aku suka kekuasaan, kemenangan, Kehebatan dan aku sangat suka mendapatkan semua hal yang istimewa. salah satunya adalah Dirimu, aku hanya menginginkan dirimu." Ujar Rose yang sedang memajukan wajahnya untuk mendekati wajah Jacobs.
Lelaki itu hanya bisa terdiam, masih menghisap rokok di bibirnya dan mulai menghembuskan ke depan wajah Rose, wanita itu tidak keberatan sama sekali. dia malah langsung mencium bibir Jacobs dengan cepat, ada rasa aneh ketika bibir dengan aroma tembakau terasa jelas di lidah Rose.
ciuman itu tidak di balas oleh Jacobs, membuat Rose langsung memundurkan wajahnya dan kembali menatap mata Sang lelaki. bibir Rose hanya bisa tertutup sambil merasakan sisa tembakau yang terasa sangat jelas.
"Kau seperti wanita yang terlalu terburu-buru dan sangat murahan." Ujar Jacobs dengan sangat santai, lelaki itu tidak merasa bahwa perkataanya menyakiti sang wanita. Tapi wanita itu sudah merasa sangat sakit hati, Rose tau bahwa dadanya sedang tertancap ribuan jarum yang menusuk-nusuk dengan sangat cepat.
Untuk pertama kalinya dia di permalukan oleh lelaki, padahal selama ini ada banyak lelaki yang menginginkan dia. tapi kenapa Jacobs menolak?
"Bibir seorang wanita sudah sering aku rasakan, Semuanya tidak pernah terasa berbeda. jadi saat kau menciumiku tadi, kau seperti wanita murahan yang sering aku rasakan." Kata Jacobs sekali lagi. dia mematikan rokoknya dan melirik sinis ke arah Rose.
"Tubuhmu atau bibirmu, atau bagian tubuhmu yang lain. Semuanya terasa sama, jadi jangan berpikir kau bisa menggoda diriku dengan semua yang kau miliki. aku lelaki yang sangat pemilih, jadi tidak semua wanita aku inginkan. lalu sepertinya.. kau salah satu wanita yang tidak aku inginkan. Jadi? Kita harus membatalkan perjodohan ini." Jacobs kembali bersuara, dia tau dengan jelas bahwa wanita di sampingnya sudah sangat kesal.
"Bagaimana jika aku tidak mau?." Tanya Rose seperti menantang.
"Maka kau harus bersiap-siap jadi wanita yang terbuang." Ujar Jacobs yang langsung meninggalkan wanita itu sendirian disana, langkah kakinya sudah pergi dan tidak mau berbalik lagi.