Chereads / Obsession Or Love / Chapter 12 - Pembicaraan dengan Mommy Emma

Chapter 12 - Pembicaraan dengan Mommy Emma

Jacobs kembali ke kamarnya, dia terlalu malas berbasa-basi dengan orang-orang itu. masih Terlalu muda untuk memikirkan tentang pernikahan dan sejenisnya, Dia adalah orang yang masih mau bermain-main dengan semua kehidupan tanpa hal serius.

Lagipula, baginya Pernikahan hanyalah hal yang sederhana dan bukan sesuatu tujuan hidup saat ini.

Suara pintu yang terdengar membuat Jacobs membuang puntung rokoknya ke dalam tempat sampah, dia melihat sang ibu yang sudah tersenyum dan masuk dengan wajahnya yang selalu teduh dan manis. Sebagai anak terakhir di Keluarga Hamberto, membuatnya paling di sayang dan sang ibu selalu memanjakan dengan sangat baik.

"Apakah kau tidak menyukai Rose, Anakku? Wanita seperti apa yang kau sukai sebenarnya?." Emma bertanya pada anaknya, Wanita yang masih sangat cantik itu mengelus pelan pundak anaknya yang saat ini duduk di tempat tidur sambil merenggangkan tubuhnya.

"Aku tidak suka hubungan serius, Mom.. kenapa harus ada Pernikahan?." Tanya Jacobs dengan suara pelan, dia memang tidak pernah berkata dengan nada tinggi pada ibunya. di bandingkan dengan semua wanita di dunia ini, Jacobs hanya mencintai sang ibu.

"kedua kakakmu menikah, mereka bahagia dan Semuanya sudah punya keluarga di umur masih muda. semuanya kita lakukan agar Keluarga kita tetap berada di tempat yang tepat, kau tau Bahwa dirimu lahir dengan sendok emas di bibirmu, mahkota di atas kepalamu, dan tidur di atas sutera yang lembut. Kau sudah di takdirkan untuk hal-hal seperti ini sejak kau dilahirkan. Kenapa kau memilih untuk menolak tanggungjawab?." Tanya sang ibu sekali lagi, masih dengan suara yang pelan dan merdu.

Jacobs mulai merebahkan kepalanya ke pangkuan sang ibu, dia selalu suka saat rambutnya di usap dan bisa tidur dalam pangkuan Wanita yang dia Cintai itu.

"Aku tidak percaya tentang pernikahan Mom, Apakah kakakku semuanya Bahagia dalam pernikahan mereka? apakah benar-benar seperti yang terlihat? sejatinya aku tau semuanya hanya drama, mereka hanya membuat spekulasi indah di depan orang-orang yang melihatnya. Rafael dan Darren saja suka sekali pergi ke club untuk bercinta dengan banyak wanita. Kenapa seperti itu? apakah mereka Sudah bosan dengan istri Mereka? bukankah saat sudah menikah kita harusnya setia?." Tanya Jacobs sambil memejamkan matanya, dia tidak memperhatikan bagaimana reaksi sang ibu saat anak bungsunya sedang membicarakan dua kakak tertua.

"Terkadang, saat kita sedang bosan. Kita memilih untuk mencari sesuatu yang baru di luar sana. Tapi nantinya, kita hanya akan kembali pada seseorang yang bisa di andalkan. Kakakmu tetap kembali pada istri-istrinya, pada anak-anaknya. Karena mereka tau, Hanya keluarga saja tempat kembali. kau akan mengerti saat kau sudah merasakan berumahtangga."

"Tapi aku tidak mau hal seperti itu, untuk apa terfokus pada satu wanita saja? saat aku bisa mendapatkan banyak Wanita? soal anak dan keturunan, aku bisa memilih wanita terbaik dengan asal usul yang hebat untuk melahirkan keturunan untukku. Lalu kami bisa hidup masing-masing, anak itu tetap akan baik-baik saja dengan semua harta yang aku miliki." Sekali lagi ucapan Jacobs membuat sang ibu Terdiam, namun tangannya yang lembut masih saja mengelus rambut sang anak lelaki.

Emma tau Bahwa saat ini sang anak bungsu sedang dalam keadaan yang tidak mengerti artinya cinta, dia belum pernah jatuh cinta yang sebenarnya, dia tidak pernah menginginkan seseorang hingga rasanya ingin mati, dia tidak pernah merasakan pengorbanan agar bisa bersama dengan orang tersebut.

"Bagaimana jika suatu hari nanti, ada satu wanita yang membuatmu Bahagia dan sedih secara bersamaan? bagaimana jika suatu hari nanti ada satu wanita yang tidak bisa kau dapatkan? ada satu wanita yang akan menusuk hatimu dengan ribuan Jarum, ada satu wanita yang akan membuatmu menangis hingga tidak ingin hidup lagi, jika tidak bersamanya?." Pertanyaan sang ibu membuat Jacobs membuka matanya dan saat ini dia menatap lekat mata sang ibu.

Beberapa saat mereka saling terdiam, Kemudian suara tawa dari bibir Jacobs terdengar sangat jelas. "Jangan bercanda Mom, aku tidak mungkin merasakan perasaan konyol seperti itu. aku ini masih punya otak untuk bersikap bodoh, aku tidak percaya cinta yang naif dan berlebihan." Ujarnya dengan sangat meremehkan ucapan sang ibu.

"Kau tau Nak, Mommy pernah bermimpi kau jatuh pada lubang yang sangat dalam. Kau berteriak memanggil untuk seseorang membantumu keluar, tapi kami sebagai keluargamu tidak bisa membantu apa-apa, Karena lubang itu kau buat sendiri, Lubang yang mengubur dirimu dari kehidupan. Entah apa yang terjadi setelahnya, aku hanya berharap kau tidak akan pernah merasakan seperti itu. Aku hanya ingin kau tetap berada di permukaan, aku hanya ingin kau berjalan di jalan yang tepat.

Mommy hanya takut, ada saat dimana kau menyakiti hati seorang wanita lalu pada saatnya kau akan tersakiti balik. Mommy takut lubang yang mengubur dirimu adalah bentuk cinta yang tidak tersampaikan. Apakah itu tidak cukup mengerikan?." Cerita Emma membuat Jacobs terdiam dan mulai menatap ke arah lain, dia sedikit ngeri dengan cerita ibunya.

Walaupun mungkin itu hanya cerita dan mimpi itu tidak mungkin nyata. tapi tetap saja, rasanya hati Jacobs sedikit nyeri mendengarkannya.

"Semoga saja hanya mimpi, Mom." Kata Jacobs dengan suara pelan. dia bingung harus bereaksi seperti apa tentang ucapan sang ibu.

"Semoga saja hanya mimpi, jadi mulai sekarang jangan pernah bermain-main dengan wanita dan menyakiti hatinya. Oke? Terkadang ucapan yang jahat akan menjerumuskan dirimu." Ujarnya yang sudah menasehati sang anak.

"Mom, Apakah kau benar-benar merasakan jatuh cinta pada Daddy? saat kalian memulai hubungan dulu sekali?."

"Tentu saja, kami menikah karena cinta. Tapi ya... terkadang perasaan cinta di hati kami naik turun, terkadang Mommy merasa menyesal menikah dengan Daddy, kenapa dia? kenapa bukan orang lain yang lebih baik? Sampai Mommy paham, Bahwa jika tidak bersama Daddy. apakah Mommy akan tetap bahagia sampai hari ini? apakah akan mendapatkan banyak anak yang tampan dan cerdas? apakah akan tetap baik-baik saja? Terkadang Tuhan tau apa yang kita butuhkan."

"Apakah menurutmu Mommy, ada seseorang seperti diriku yang tidak pernah jatuh cinta dan tidak percaya cinta?." Sekali lagi Jacobs Bertanya, dia memang masih terlihat manja jika bersama ibunya.

"Hanya belum saja, Mommy yakin ada satu wanita yang akan membuatmu jatuh cinta. Mungkin awalnya kau tidak akan sadar bahwa itu cinta, tapi perlahan-lahan kau akan mengerti perasaan itu."

"Bagaimana caranya aku paham bahwa itu cinta?."

"Kau akan paham, jika kau sudah merasakan rasanya sakit hati. Kau akan paham, saat kau sudah merasakan bagaimana menangis hanya karena satu orang yang bagimu tidak penting, pada saat itu. Di dalam hatimu yang paling dalam, kau akan sangat takut kehilangan dia."

"Apakah aku bisa jatuh cinta pada wanita manapun?."

"Tentu, tapi kau tetap akan menikah dengan wanita pilihan kami. Ingatlah tanggungjawabmu Nak.."

"Kalau begitu aku tetap tidak akan jatuh cinta." Jacobs sepertinya sudah mendapatkan keputusan final dari semua pembicaraan ini. dan sang ibu hanya tersenyum maklum, tapi Emma sangat percaya suatu hari nanti ada wanita yang bisa meluluhkan hati anaknya yang keras ini. Pada saat itu, Tidak ada yang bisa menghalangi Jacobs untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, sekalipun ayah dan ibunya.