Minggu pagi, Jacobs baru terbangun karena suara alarm yang mengusiknya. dia baru tidur beberapa jam yang lalu, Sekarang harus terganggu.
dengan kesal dia mengambil handphonenya dan mematikan Alarm yang berdering kencang, matanya masih menyipit menyesuaikan terangnya sinar handphone. setelahnya, dia kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan berharap bisa kembali berada dalam mimpi.
Namun penciumannya mendadak merasakan sesuatu, aroma bunga yang cukup menusuk ke dalam lubang hidungnya. dia membuka mata dan mengerjapkan beberapa kali, ketika dia sadar ada seorang wanita yang sudah duduk di samping tempat tidurnya dengan senyum manis.
"selamat pagi Jacobs." Suara Rose membuat kesadaran Sang lelaki langsung kembali dengan cepat. Dia membangunkan tubuhnya yang tadi hampir berbaring.
"Kau..? apa yang kau lakukan di kamarku!?." Suara seraknya terdengar jelas bahwa sedang marah. Namun Rose tetap tersenyum menampilkan deretan giginya yang putih bersih.
"Aku semalam tidur disini, apakah kau lupa?." Kata Rose.
"Tidur disini? jangan mengada-ada, aku tidak bodoh dengan ucapan bohong itu! katakan, apa yang kau inginkan?." Tanya Jacobs sekali lagi.
"Aku menginap di mansion ini, karena memang pagi ini kelurga kita akan pergi berkuda dan bermain golf. apakah kau tidak di beritahu oleh ibumu?."
"Aku tidak ikut, pergilah kalian saja. aku sangat mengantuk dan butuh istirahat." Jacobs kembali merebahkan tubuhnya, kedua bola mata itu sudah merasa perih karena kekurangan tidur. lelaki itu kembali memejamkan matanya dan tidak peduli dengan decak kesal dari bibir Rose.
"Ibumu berkata padaku kau harus bangun atau aku bisa memperkosa dirimu saat ini juga, Aku boleh menelanjangi tubuhmu dan bergoyang dengan kencang hingga kau terbangun." terdengar seperti sebuah ancaman, tapi Jacobs masih saja memejamkan matanya. dia benar-benar mengantuk, persetan dengan ucapan Rose Bahwa wanita itu akan memperkosa dirinya.
"Pergilah! aku tidak suka berbicara berulang kali!." Ujar Jacobs dengan sedikit bergumam.
"Baiklah, aku akan memperkosa dirimu. Rose sudah meloncat ke atas tubuh Jacobs yang terlentang bebas. Lelaki di bawahnya tersentak kaget dengan gerakan yang ada di tas tubuhnya. Dia kembali membuka mata dan melihat wajah Rose yang ada di depan wajahnya.
Amarah Jacobs bangkit begitu saja, dia mendorong Rose dengan kasar hingga wanita itu jatuh ke lantai dan bunyi hantaman tulang dengan lantai marmer cukup mengusik ruangan yang sepi.
"Aw!! Jacobs, sakit!." Kata Rose, dia tidak pernah tau bahwa Jacobs adalah lelaki yang sangat kasar.
"APAKAH KAU TIDAK PERNAH DI AJARKAN SOPAN SANTUN!? aku sedang lelah! bisakah kau paham aku lelah? walaupun ibuku membolehkan dirimu melakukan hal-hal bodoh! setidaknya pakai otakmu! apakah aku sedang dalam mood yang baik untuk bercanda! jika kau mau pergi, pergilah sendiri! aku tidak mau menikah dengan wanita murahan seperti dirimu!!!." Jacobs berteriak marah sambil membanting gelas yang ada di samping meja. Dia bangun dari tempat tidurnya dan menatap kesal ke arah Rose yang masih terduduk di lantai.
"Jacobs!? ada apa ini?." Emma berlari masuk ketika dia mendengar suara ribut-ribut, sebenarnya dia sejak tadi berada di dekat kamar anaknya. dia mau tau apakah Rose mampu meluluhkan hati anaknya yang membeku. Tapi di lihat dari keributan yang ada, sepertinya Jacobs memang tidak bisa di sentuh sama sekali.
"Mom, bisakah kau tidak pernah membiarkan wanita ini masuk ke kamarku dengan sembarangan dan tidak tau malu!? aku lelah! aku hanya butuh tidur beberapa saat!." Ujar Jacobs dengan lantang, dia bahkan tidak melihat wajah Rose yang sudah memerah malu dan air matanya turun dengan deras, wanita mana yang tidak malu saat di tolak dengan sangat kasar?
"Aku hanya membangunkan dirimu karena perintah ibumu." Ujar Rose membela diri.
"Dan kau mau!!? memangnya kau siapa mau di suruh-suruh? kau pelayan? Iya!! Katakan saja kalau kau memang terlalu murahan untuk datang ke kamarku!." Ujar Jacobs dengan kata-katanya yang masih saja menyakitkan.
Dia memilih mengacak rambutnya, dan berjalan membuka balkon kamar. Hanya memakai celana Boxer dan bertelanjang dada, Jacobs adalah lelaki yang tidak suka saat di ganggu, ketika dia sedang beristirahat. Apalagi dia benar-benar mengantuk tadi.
"Jacobs, ini salah Mommy. Maafkan Mommy oke? Aku akan membawa Rose keluar." Emma tidak bisa berkata apa-apa lagi Ketika anak bungsunya sudah marah, tempramental Jacobs memang cukup meledak-ledak ketika dia sudah marah.
Emma hanya perlu menjauhkan Jacobs dari sumber amarahnya, dia langsung membantu Rose untuk bangun Dan bersama-sama keluar dari ruangan kamar Jacobs. menutup pintu dengan perlahan, membiarkan Jacobs menenangkan dirinya sendiri.
mendengar suara pintu yang tertutup, sekali lagi Jacobs mengacak rambutnya. kepalanya jadi sangat sakit dan matanya perih, dia kembali berjalan ke tempat tidurnya. namun dia memilih untuk membuka kembali ponsel yang terletak di atas meja, Ketika dia sadar bahwa ada satu pesan yang belum di buka sejak semalam. Jacobs baru ingat Bahwa dia mengabaikan pesan Azumi ketika mengobrol dengan Rose semalam.
Jacobs membaca beberapa deretan pesan yang sederhana namun sangat menggemaskan, tanpa sadar bibirnya sedikit melengkung keatas, tangannya langsung bergerak pelan untuk membalas pesan tersebut.
[Apakah kau masih punya waktu untuk keluar? aku bisa membayar lagi jika kau mau]
Send..
Baru saja dia mengirimkan pesan tersebut, centang biru langsung terlihat. Menandakan bahwa Azumi langsung membacanya.
"Wanita itu sudah bangun pagi-pagi sekali." Kata Jacobs pada dirinya sendiri.
Ting!
[Aku mau libur, aku lelah bekerja setiap hari.]
Jacobs menaikan sebelah alisnya membaca pesan yang tidak terlalu menyenangkan.
[Apa saja yang kau lakukan jika tidak bekerja?]
Send..
Ting!
[Aku menonton Film atau membaca buku, berleha-leha di tempat tidur dan menikmati waktu sendirian]
Balasan tersebut membuat Jacobs tersenyum kecil, dia jadi membayangkan wanita polos itu sedang bermalas-malasan di tempat tidur.
"Dia wanita yang lucu." Tanpa sadar Jacobs berkata seperti itu, dia hanya membaca saja pesan singkat dari Azumi. lalu mematikan layar ponselnya. kembali merebahkan tubuhnya di tempat tidur karena memang masih mengantuk.
"Aku akan berleha-leha juga." Ujarnya, sebelum dia benar-benar masuk ke dalam mimpi panjang.