"Awalnya hanya ingin tahu tapi malah keterusan." -SalshabilaKay
Salsha sudah berada di meja makan bersama Iqbaal. Sungguh rasa penasarannya tidak bisa di ganggu gugat sejak beberapa jam yang lalu.
"Eh Baal gua mau nanya," Tanya Salsha saat sudah duduk di Kursi meja makan itu.
"Nanya apaan?"
"Ueummm Anu anu Anu" ucap salsha gugup
"Anu apaan sih?" Ujar Iqbaal.
"Ueeemmmmm aduhh gimana ya Baal," ucap Salsha ragu menanyakan tentang apa yang ada di pikirannya.
"Apa sih Cha?" Tanya Iqbaal penasaran
"Eumm, Alda itu siapanya sih Ald?"
"Hah? Ald? Ald Ald siapa?"
"Itu yang sikapnya dingin banget, yang kalo ngomong cuman satu kalimat," jelas Salsha
"Ohh maksud lu Aldi Dirgantara?" Mulai mengerti arah pembicaraan Salsha.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Alda itu siapanya Aldi?"
"Alda itu kembarannya Aldi anak IPS 1"
"Tapi kok gak pernah bareng kalo berangkat?"
"Ya gak lah Alda itu udah punya pacar namanya Revan anak IPS 2 kalo gak salah, makannya kalo pulang atau berangkat Alda sama Revan Aldi sendiri," jelas Iqbaal dan Salsha hanya memanggutkan kepalanya.
"Kenapa lo suka sama Aldi?"
"Dih apaan sih lu," elak Salsha.
"Boong banget lu, keliatan mata lu penuh cinta nanyain sih batu es," ujar Iqbaal.
"Eh iya kalo lo mau deketin Aldi deketin dulu Alda, karna Alda tau seluk beluknya Aldi dari pada gua sama Bastian."
"Ya jelas lah bego, Alda kan adeknya!" Kesal Salsha
"Tunggu tadi lo bilang Revan?" Tanya Salsha dan diangguki Iqbaal.
"Revan sepupu kita maksud lo?" Lagi-lagi hanya diangguki lagi oleh Iqbaal.
***
Setelah selesai makan Iqbaal langsung pamit untuk kembali ke sekolah untuk latihan futsal bersama teman-temannya.
Setengah jam ia menelusuri jalan raya akhirnya ia sampai di sekolah dengan selamat. Iqbaal kembali sudah dengan pakaian futsalnya sebelum ke sekolah ia mengganti pakaiannya terlebih dahulu di rumah Salsha yang ia bawa di dalam tasnya.
"Sorry ya gua telat," ujar Iqbaal ketika sudah berada di lapangan.
"Iya gapapa kok," ucap Bastian.
"Yaudah ayo latihan," ajak Bastian ke Iqbaal.
Akhirnya pun mereka latihan futsal bersama tim yang lainnya, karna dua minggu lagi ada pertandingan antar sekolah dan tim Aldi akan mewakilkan sekolahnya.
"Ayo semangat, dua Minggu lagi kita tanding sama SMK Garuda," ujar sang pelatih.
"Siap kapten!"
"Ayayayay kapten!"
Setelah satu jam latihan akhirnya latihan pun selesai, Aldi Iqbaal juga Bastian sedang duduk santai di tepi lapangan futsal sambil menengguk air mineral yang sudah di sediakan oleh sang pelatih setiap kali latihan.
"Ald tadi sepupu gua nanyain lo," ujar Iqbaal memberi tahu.
"Siapa?" Celetuk Bastian.
"Salsha lah siapa lagi?"
"Yang tadi pulang bareng lo?" Tanya Bastian.
"Ih diem dulu kek Bas. Gua lagi ngasih tahu Aldi bukan lu!" sewot Iqbaal.
"Lo percuma ngasih tau dia Baal gak ada gunanya juga."
"Ald lo gak ada niat gitu nanya gua kenapa sepupu gua nanyain lo?"
"Hm?" Ucap Aldi sambil menaikan sebelah alisnya pertanda ada apa.
"Dia suka sama lo," jawab Iqbaal dan di balas anggukan dari Aldi.
"Ya jelas lah suka sama Aldi," sahut Bastian.
"Gimana gak suka orang multitelent gini siapa yang gak suka sama Aldi. Mungkin kalo gue jadi cewe gua juga suka sama Aldi," jelas Bastian.
***
Matahari pun berganti dengan gelapnya malam, tapi gadis ini masih saja memikirkan bagaimana caranya mendekati orang yang sekarang berada di pikirannya.
Perempuan ini menyukainya sejak padangan mereka bertemu di lorong kelas menuju kantin. Wajahnya masih tersimpan di pikiran Salsha. Wajahnya memang terlihat datar seperti triplek namun ke tampanannya tak mengalahkan dari wajah dinginnya itu.
"Gua harus apa?" Tanya pada dirinya
"Apa deketin Alda dulu?" Ujar Salsha pada dirinya sendiri.
Setelah menemukan titik terang bagaimana cara mendekati Aldi pun ia menjentikan jarinya. "Nah iya Alda kan satu ekstrakulikuler sama gue."
"Coba ah besok siapa taukan bisa jadi ipar," guamanya sambil tertawa.
"Sekalian aja minta nomornya Aldi."
"Nah pinterkan gue," ujarnya memuji diri sendiri.
Setelah berceloteh ria itu perempuan itu naik keatas ranjangnya dan berharap agar rencananya berjalan dengan lancar.
"Selamat tidur manusia es," gumamnya menatap langit kamarnya dan menutup kedua matanya.
***
Cerahnya mentari membangun kan perempuan cantik ini dari kasur empuk dan nyamannya. Perempuan itu langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membersikan diri dan bersiap siap untuk sekolah.
Hari ini adalah hari kesukaannya karna hari ini ada pelajaran olahraga dan itu berbarengan dengan kelasnya Iqbaal —sepupunya yang berarti ada Aldi juga tentunya yang berbeda hanya jamnya saja.
Dimana kelas Aldi mulai duluan sedangkan Salsha di jam ketiga setelah jam istirahat. Panas sudah pasti tapi ia tetep suka dengan pelajaran ini dimana pelajaran yang tidak membuatnya mati kebosanan dengan pelajaran yang di terangkan guru.
Setelah selesai bersiap-siap Salsha turun dari kamarnya dan menuju meja makan untuk sarapan bersama dengan ayah juga bundanya.
Setelah selesai sarapan ia pamit dengan Ayah juga Bunda untuk kesekolah. Kali ini Salsha pergi ke sekolah bersama dengan sepupunya itu, ya mengapa dengan sepupunya itu karna supir Salsha masih sakit dan mau tak mau ia harus berangkat bersama dengan Iqbaal.
Salsha juga tidak mungkin bareng ayahnya karna ayahnya masih setengah jam lagi berangkat kecuali jika ayahnya meeting bisa berangkat pagi bareng bersamanya.
"Ayo Cha," ajak Iqbaal ketika sampai di depan rumah Salsha.
Dengan senang hatipun Salshapun langsung menaiki motor sport Iqbaal dan menggunakan helm yang di berikan Iqbaal.
Setelah Salsha naik Iqbaal pun menyusuri jalan yang belum terlalu ramai orang-orang yang berlalulalang di jalan, sehingga ia biasa dengan cepat sampai di sekolahnya.
***
"Nih Baal," ujar Salsha sambil menyerahkan helm yang ia gunakan tadi.
"Kalo mau pulang samper gua kekelas aja ya," dan di balas anggukan oleh Salsha.
"Yaudah Baal gua ke kelas duluan ya," pamit Salsha meninggalkan Iqbaal di parkiran
Salshapun menyusuri lorong utuk menuju kelasnya yang terletak di kelas IPA 2 ya kalian taulah ya anak IPA kalo udah kena rumus bisa mabok seharian.
Apalagi kalau pelajaran hitung hitungan di jadiin satu hari yang bersamaan gimana gak mabok coba. Mungkin bagi yang pintar sih biasa biasa saja tapi bagi Salsha ia bisa mabok dengan pelajaran hari ini hanya olahraga saja yang membuatnya relex.
***
Alda baru sampai sekolah dengan berbarengan dengan Revan yang masih mengikuti di belakangnya.
"Yang," panggil Revan
"Eum, kenapa?"
"Kamu gak ada niatan gitu yang buat nyariin Aldi pacar gitu yang?" Tanya Revan
"Mau sih yang, tapi siapa yang mau sama manusia berbentukan kulkas macem dia," jelas Alda.
"Ahh kamu kenal Salsha kan?"
"Salsha?" Beo Alda
"Iya kamu kenal kan anak musik."
"Iya iya aku kenal."
"Gimana kalo kita jodohin aja mereka berdua kan sih Salshanya banyak bacod kalo Aldinya dingin bisa ajakan dia luluh sama Salsha," usul Revan.
"Iya juga sih yang," ujar Alda menyetujui.
"Kok kamu tau Salsha," tanya Alda.
"Kenal lah dia itu sepupu aku, aku Salsha Iqbaal itu sepupuan mamahnya Salsha adiknya mamah aku nah mamahnya Iqbaal kakanya mamahnya Salsha," jelas Revan.
"Oh gituuu iya iya, aku kira kamu ada apaapa sama Salsha," ujar Alda dengan nada yang tak bersahabat.
"Kamu cemburu gitu?" goda Revan.
"Ih apaan sih," elak Alda dan mempercepat langkahnya mendahului Revan .
"Cie cemburuuu," triak Revan sambil mengejar Alda yang sudah jauh.
***
Iqbaal masih berada di area parkiran, laki-laki itu sibuk dengan ponselnya dan membuka aplikasi game onlinenya itu sambil menunggu Bastian dan Aldi datang. Itu sudah kebiasaan Iqbaal jika berangkat terlalu pagi. Bukannya menunggu di kelas Iqbaal malah lebih suka menunggu kedua temannya itu di parkiran.
Tak lama Iqbaal menunggu, Bastian dan Aldipun datang berbarengan ntah mengapa mereka berdua bisa barengan mungkin saja kebetulan atau bertemu di jalan saat memasuki gerbang sekolah.
"Woi Baal ngapain lo disini," ucap bastian sambil memukul punggung Iqbaal.
"Awssshh sakit sakit begoo!" kesal Iqbaal sambil memegangi bahunya yang di pukul Bastian tadi.
"Udah ayo kekelas," ajak Aldi dan berjalan mendahului kedua temannya itu.
"Lah dia gak nungguin kita Baal?" adu Bastian.
"Lah iya kita di tinggal," ujar Iqbaal.
"Ayo susul "
Bastian dan Iqbaalpun menyusul Aldi dengan sedikit berlari guna menyamai langkah Aldi.
"Woi Ald hossshhh.. hosshhh lu jalan cepet banget lu," ucap Bastian ngosngosan.
"Lama!" jawab Aldi dan mempercepat langkahnya meninggalkan kedua temannya lagi.
"Baal kita di tinggal lagi coba Baal," ujar Bastian menatap punggung Aldi yang sudah jauh.
"Dah lah cape gue ngejar tuh anak!" Ujar Iqbaal pasrah.
"Gak tahu apa ya kalo di tinggalin itu sakit apalagi pas lagi sayang sayangnya," ujar Bastian.
"Najis bucin banget lu anak konda," ledek Iqbaal.
"Yeuhh gak tahu lo kan rasanya ngebucin itu kaya apa?" tanya Bastian dan hanya di balas gelengan kepala oleh Iqbaal.
"Rasanya tuh kek lu di taburin bunga bunga tau gak?"
"Mati dong," ujar Iqbaal dengan tampang bloonnya.
"Goblok bukan gituu," kesal Bastian.
"Ya kan kata lu kaya di taburin bunga-bunga. Ya mati dong kalo di taburin bunga. Gimana sih lo!" Kesal Iqbaal.
"Bukaaaan gitu Iqbaaaaaaaal gue penggal palalo nih. Pagi-pagi bikin orang esmasi aja," kesal Bastian.
"Emosi bego. Lo aja ngomong masih suka salah mau penggal pala gue segala lo," ujar Iqbaal dan melongos pergi meninggal Bastian yang sedang melongo di korodor.
"Meresahkan benget lo Baal," ujar Bastian lalu menyusul Iqbaal.