Happy Reading!
"Biarlah rasa ini tumbuh dengan sendirinya." —Aldi Dirgantara.
Iqbaal, Aldi dan juga Bastian masih tetap berada di depan ruangan Uks. Jujur saja Aldi ingin sekali menanyakan keadaan perempuan yang berada di dalam sana namun di urungkan niatnya ketika Bastian lebih dulu bertanya pada Iqbaal.
"Eh iya gimana keadaan sepupu lu Baal," tanya Bastian. "Gak geger otak kan dia? gak amnesiakan dia?" tanya Bastian panik.
"Lebay amat lo Bas," cibir Aldi. "Baal gua mau kedalam ya," ijin Aldi ke pada Iqbaal.
"Iyaudah sono, sekalian minta maaf lu sama dia," ujar Iqbaal.
"Iya, tenang aja gue bakalan minta maaf kok," ujar Aldi.
***
Aldi berjalan menghampiri Salsha yang masih berbaring di atas brangkar Uks, ia lebih memilih duduk di bangku yang tersedia di samping brangkar.
"Maaf," cicit Aldi ketika sudah duduk di samping brangkar Salsha.
"Gapapa kok salah gua juga lewat lorong pinggir lapangan," ujar Salsha di sertai senyum. Senyum sangat sangat manis. "Padahal bisa aja lewat sebelah kanan, tapi gua takut ada Mrs.anggun," ujar Salsha lagi.
"Tapi lo tadi kena bolanya kenceng loh," ujar Aldi.
"Gapapa Ald," ujar Salsha di sertai senyumnya lalu bangun dan duduk di atas brangkar.
Drrtttttt drrtttttt drttt
Ponsel di saku rok abu-abu Salsha bergetar pertanda ada sebuah panggilan masuk, dan ia langsung bergegas mengambil ponselnya di saku rok itu dan tertera nama Puy's.
"HALOOOO, SALSHA LO DIMANA?" triak Steffy di sebrang sana.
Salsha menjauhkan sedikit poselnya dari telinganya. "Bisa gak? gak usah triak gue gak budeg Puy," ujar Salsha.
"Lo dimana?"
"UKS."
"Lo kenapa? Gua otw," ucapnya panik dan mematikan panggilan itu sepihak.
"Kebiasaan," gumam Salsha memasukan kembali ponselnya kedalam saku rok abu-abunya itu.
"Siapa?" Tanya Aldi kepo.
"Lah lo sejak kapan jadi bawel gini es batu?" ujar Salsha
"Gak tahu bawaannya pengen bawel aja kalo sama lo," ujar Aldi.
"Idih gombal lo," ledek Salsha sambil memukul pelan tangan Aldi.
"Gak usah gombal masnya," ujar Salsha. "Tar kalo sayanya baper masnya gak mau tanggung jawab lagi," ujarnya lagi.
"Siapa juga yang mau ngebaperin lo ketek kodok," ujar Aldi meledek Salsha.
"Yaudah gak apa-apa kalo lo gak bisa bikin gua baper, gua aja deh yang bikin lo baper gimana?" tanya Salsha sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
"Sok bisa lu," ketus Aldi dan meninggalkan Salsha begitu saja keluar UKS.
Sepeninggalan Aldi Steffy pun sudah datang dengan wajah panik dan menggantikan Aldi duduk di samping brangkar Salsha.
"KENAPA LO BISA KAYA GINI SAL."
"SIAPA YANG BIKIN LO KAYA GINI SAL."
"BIAR GUA HAJAR ORANGNYA."
"SAL KOK LU DIEM SIH."
"GUA LAGI NGOMONG KENAPA LU NUTUP KUPING."
"SALSHABILAKAY LO DENGERIN GUE GAK SIH!" crocos Steffy ketika melihat keadaan sahabatnya itu.
"Ka maaf jangan berisik ya," ujar anak PMR yang berjaga dan di balas cengiran oleh Steffy.
"Nah makannya Puy kalo punya mulut jangan kaya mercon," ujar Salsha.
"Ya maaf sih gua panik," ujar Steffy sendu.
"Gua gapapa Puy tenang aja," ujar Salsha di sertai senyumnya.
"Gak pa-pa gimana? pala lo biru gitu kek abis kejedot belao lo bilang gapapa?" Kesal Steffy.
"Iya gapapa."
"Gak waras lo Sal."
"Udahlah ayo kek kelas aja gua gapapa cuman sedikit pusing aja," ujar Salsha.
"Batu lu diem di UKS aja dulu gapapa kali."
"Puy ayolah," mohon Salsha dengan muka yang di buat sedih sedih mungkin.
Steffy membuang nafasnya pelan, ia paling tidak bisa melihat Salsha seperti ini. "Oke ayo ke kelas,"ujar Steffy membantu Salsha turun dari brangkar.
***
Saat ini Aldi sedang duduk santai di pinggir lapangan dengan kedua kaki yang ia tekuk di depan dadanya. Saat keluar dari ruangan uks ia lebih memilih duduk di pinggir lapangan sambil melihat anak-anak lain yang sedang bermain bola.
"Dia cantik," gumam Aldi pelan dan setelah itu tersenyum. "Apa lagi pas senyum," gumamnya lagi.
"Woi kenapa lo?"ujar Bastian ketika melihat Aldi senyum-senyum sendiri di pinggir lapangan.
"Napeee lu? Kesambet?" tanya Iqbaal.
"Gak jelas lu berdua!" ujar Aldi sewot.
"Lah sewot amat," ujar Bastian.
"Tau lu Ald, kami kan nanya kenapa lo jadi sewot gitu?" Tanya Iqbaal.
"Gua liat-liat nih ya, ada aroma-aroma jatuh cinta nih," ujar Iqbaal yang masih saja menggoda Aldi.
"Jiaaaaaah manusia kulkas bisa jatuh cinta juga?" Ujar Bastian kurang ajar. "Gua kira ngga," ujarnya lagi.
"Dia juga punya perasaan kali Bas, emang kaya Lo. Lo kan gak punya perasaan Bas setiap cewe yang lo pacarin cuman lo jadiin pelampiasan doang," jelas Iqbaal.
"Gak gitu maksudnya," elak Bastian. "Gua kan bosenan Baal makannya gua gonta ganti cewe," ujar Bastian membela diri.
"Ald lo mau nomornya Salsha?" Tawar Iqbaal.
Aldi hanya dia tak menanggapi pandangannya masih saja menatap anak kelasnya yang sedang bermain bola.
"Yaallah jika membunuh sahabat gak dosa hamba pengen deh ngebunuh sahabat hamba sendiri," ujar Iqbaal kesal karana tak di tanggapi ucapannya.
"Yukk Baal gua bantuin sekalian," ujar Bastian.
"Yuk kesel gua sama ini orang satu," ujar Iqbaal. "Udah kaya patung njir diem aja,"ujarnya lagi.
"Tuh tuh tuh nape lagi dia senyum-senyum Bal," tanya Bastian kepada Iqbaal.
"Beneran kesambet kayanya Bas," ujar Iqbaal.
"Wajah mu tersimpan dengan baik di ingatan ku," ledek Bastian karna melihat Aldi yang masih senyam senyum.
"Woiiiiiii!!" panggil Iqbaal mengacak rambut Aldi.
"Anjirr rambut gua berantakan goblok!" ujar Aldi geram.
"Aiya iya iya bang Aldi jatuh cinta, Aiyaiya bang Aldi jatuh cinta," ledek Bastian.
"Anjir Bas lagunya keren hahaha," ujar Iqbaal sambil tertawa geli.
"Wahh iya dong keren kan lagu gua," ujar Bastian bangga.
"Bacod lu semua," ujar Aldi melengos pergi meninggalkan kedua sahabatnya.
"Aiyaiya bang Aldi marah, Aiyaiya bang Aldi ngambek, aiyaiya bang Aldi jatuh cinta, iayaiya bang Aldi jatuh cinta," ujar Bastian.
"Aseeeeekk," ujar Iqbaal. "Lah kita gak susul dia Bas," tanya Iqbaal ketika Aldi sudah jauh.
"Biarin aja udah biarin. Dia lagi menikmati masa jatuh cintanya," ujar Bastian.
"Hahahah, iya iya bisa jatuh cinta juga dia," ujar Iqbaal. "Gua kira dia manusia kulkas yang gak bisa ngerasain jatuh cinta,"ujarnya lagi.
"Lo tau gak Baal?" heboh Bastian.
"Nggak," ucap Iqbaal.
"Serius Baal."
"Serius," ucap Iqbaal.
"Gak gitu konsepnya!" ujar Bastian kesal.
"Iyaudah apa emang?" Tanya Iqbaal.
"Tadi tuh pas Salsha di dalem muka dia panik ya walaupun gak di tunjukkan sih tapi gue tau lah kalo dia panik," jelas Bastian.
"Serius?" Tanya Iqbaal.
"Serius gue," ujar Bastian.
"Biasanya kan dia bodoamatan ya Bas?" ucap Iqbaal
"Iya bisanya dia bodo amat," ujar Bastian.
"Tadinya gua pikir gitu Baal, pas dia pergi gitu aja ninggalin gue di depan UKS sendirian, tapi gua salah dia malah balik lagi," ujarnya lagi.
"Iya biasanya kan dia perduli sama Alda doang kalo sama cewe ya," ujar Iqbaal. "Nah ini mah fix banget dia suka sama sepupu gua," ujarnya lagi.
"Dah lah gibahin sahabat terus lu Baal, dosa," ujar Bastian.
"Kan lo yang mulai," ujar Iqbaal. "Udah lah Bas ke kantin yuk bolos kita,"ujar Iqbaal.
"Setuju gue."
Merekapun pergi kekantin guna mengisi perut mereka berdua padahal belum jam istirahat tapi mereka memutuskan untuk pergi kantin, ya kalian pasti tau kan kalau olahraga pelajaran paling free jika sudah di luar ruangan kelas.
***
Salsha berjalan menuju kelasnya dan tak lupa Steffy menuntunnya di sampingnya. Sebenernya Salsha tak mau di tuntun tapi sahabatnya itu terus memaksanya.
"Lo apaan sih Puy kek orang penyakitan gue di tuntun segala," ujar Salsha.
"Yeuhh anoa berculah 2," ujar Steffy kesal. "Gua cuman gak mau lo kenapa-kenaapa Sal," ujarnya lagi.
"Gak usah lebay," cibir Salsha. "Gua cuman kena bola bukan di kroyok masa Puy," ujarnya.
"Tetep aja kan jidat lo biru kek di kasih blao!"
"Ishh Puy lu lebay amat sih gua tonjok lu," kesal Salsha dan Steffy hanya melototkan kedua matanya ke arah Salsha.
"Iya iya maap sayangkuu," ujar Salsha takut jika Steffy murka.
"Tau ah gua kesel!" ujar Steffy dan tetap menuntun Salsha sampai kelas
"Gak usah kesel gitu," ujar Salsha mencolek dagu sahabatnya itu.
"Ih apaan sih jangan pegang-pegang," ujar Steffy kesal.
"Lah jangan pegang-pegang tapi lo nuntun gua. Berati lo duluan dong yang megang-megang gua," ledek Salsha.
"Yaudah jalan lo sendiri," ujar Steffy dan melepaskan tangannya dari bahu Salsha lalu meninggalkan Salsha begitu saja.
"Lah dia ngambek," gumam Salsha lalu mengejar Steffy.
"Puy tunggu dong!" ujar Salsha mempercepat langkahnya.
"Awww arggggghhh," rintih Salsha sambil memegangi kepalanya.
Steffy yang kepalang sebal tidak mengindahkan rintihan Salsha ia masih terus jalan menuju kelasnya.
"Eh lu kenapa?" ucap lelaki itu tidak sengaja melihat gadis itu merintih sambil memegangi kepalanya.
Salshapun mendongakan kepalanya guna melihat siapa yang berbicara. "Al... Aldi," ujar Salsha.
"Lo kenapa?" Tanya Aldy.
"Awwssshh," rintih Salsha tetap memegangi kepalanya.
"Sini sini duduk dulu," ujar Aldi menuntun Salsha duduk di lorong kelas tersebut.
"Kalo lo masih sakit jangan keluar dulu dari UKS," ujarnya perhatian.
"Gua gak mau ketinggalan pelajaran. Makannya gua ke kelas," ujar Salsha.
"Yaudah gua anterin," ujar Aldi memapah Salsha.