Selamat membaca
"Mengapa jantung ku berdegup kencang saat menyebut namamu."
Akhirnya Salsha tak jadi lari pagi, karna ia muak dengan keadaan taman komplek perumahannya. Gimana tidak, dimana-mana semua orang berpasangan tapi dirinya? Apalah daya seorang jomblo karatan yang menunggu pangeran kuda putihnya menyatakan cinta.
Tolong siapapun disini cekek Salsha.
"Ish, kenapa sih gue harus liat gituan," gumamnya sambil terus berjalan menuju rumahnya.
"Lagian kapan sih? Gue bisa kaya gitu sama orang yang gue sayang."
"Aldi, Aldi kapan sih lo tau isi hati gue."
"Kalo bisa, gue belah nih hati gue! Biar lo tau hati gue ada nama lo."
Salsha terus saja mengeluarkan celotehan untuk Aldi, yang menurutnya tidak pernah peka sama sekali terhadapnya.
***
"Daa," panggil Aldi ketika sudah ada di ruang keluarga.
"Ape lu Suneo?" Ujar Alda meledek Aldi dengan menyebut nama pemain di kartun Doraemon.
"Eh Jayen, kalo ngomong enak bener lu," ledek Aldi balik.
"Iya, apa Abang ku zheyenk," ujar Alda dengan nada sedikit mengejek.
"Lo.. eumm.." ujar Aldi bimbang melanjutkan kalimatnya atau tidak.
"Apaan sih Bambank?" Ucap Alda geregetan.
"Lo tadi kenapa bangunin gue dengan teriak nama Salsha?" Tanya Aldi penuh arti.
Alda cengengesan ditempatnya. "Gak tahu orang tiba-tiba aja terlintas di otak gue nama Salsha," ujar Alda.
Aldi menganggukkan kepalanya, menurutnya masih masuk akal dengan alasan Alda. Tap─ tapi kenapa harus Salsha yang harus Alda sebut di rumah ini? Apa sekarang Salsha kelemahannya?.
Ntahlah saya pun tidak tahu.
"Oh, gitu," ujar Aldi.
"Bang, mau nanya deh, emang lo beneran gak suka sama Salsha?" Tanyanya.
"Gak tahu gue Da," ujar Aldi.
"Ah lu mah gak mau jujur sama perasaan sendiri," ujar Alda.
"Beneran deh gue gak tahu Da," ujar Aldi.
"Kalo lo jadian sama Salsha pintu restu buat lo terbuka lebar dari gue," ujar Alda.
"Yeehhh," ujar Aldi meraup wajah Alda dengan sebelah tangannya.
"Loh beneran bang, ih gue setuju kalo lo jadian sama Salsha, kalo kata Revan ya, lo tuh suka merhatiin Salsha diem-diem," ujar Alda.
"Mana ada sih, ngadi-ngadi banget tuh pacar lu," elak Aldi.
"Masih aja gak mau ngaku,"ujar Alda.
"Gue harus ngaku apa sih Adek ku tersayang," tanya Aldi.
"Kalo Abang suka sama Salsha lah," ujar Alda.
"Kan udah Abang bilang, Abang gak suka sama dia," ujar Aldi keukeh.
"Ishh emang susah ngomong sama pala batu kaya Abang mah," kesal Alda lalu pergi meninggalkan Aldi di ruang keluarga.
Lah salah gue apa? Batin Aldi
***
Kini salsha sudah membersikan dirinya selepas lari pagi tadi, eh ralat jalan pagi.
"Gini amat ya hari libur gue," gumam Salsha sambil melirik jendela kamarnya.
"Andai aja gue punya cowo, auto gue ajak main ke duffan."
"Lah apalah daya gue? Seorang jomblo yang berharap di cintai seorang laki-laki."
"Pokoknya harus lebih agresip biar bisa dapet Aldi."
"Eh tapi kalo dia jijik sama gue gimana? Ah bodo amat yang penting agresip aja dulu."
Setelah berceloteh pada dirinya sendiri, Salsha mengambil ponselnya lalu memasangkan earphone di kedua telinganya untuk menonton serial kesayangannya.
"Yaallah Nanon, pipi bolong, sumpah ganteng pake banget," ujar Salsha terus menatap layar ponselnya.
"Kapan dapet kaya Nanon, gapapa deh gak dapet Aldi, yang penting dapet Nanon,"
"Eh tapi Chimon juga imut, dah lah oleng aja terus gue,"
"Maaf ya Ald, oleng dulu bentar."
Salsha masih terus menatap layar ponselnya menonton serial ke sukaannya itu. Selain pemerannya yang ganteng-ganteng filmnya pun bagus penuh dengan teka-teki. Makannya Salsha tuh suka banget.
***
Sepeninggalan Alda, Aldi masih duduk santai di depan tv memikirkan semua omongannya Alda. Apa iya dirinya sudah jatuh cinta sejak pertama kali melihatnya?
Ah sudah memikirkan senyumnya yang manis saja membuatnya ambyar.
Aldi merogoh kantong celananya, mengambil poselnya lalu membuka aplikasi whatsapp.
Aldi Dirgantara : kaki lo lagi sakit ya?
Hanya centang dua yang tertera disana.
"Dia onlen tapi gak bales," gumam Aldi kesal sendiri.
5menit tak ada balasan, 10 menit tak ada balasan juga dan pada menit ke 15 akhirnya posel Aldi berdering.
SalshabilaKay : Gak ko, kenapa?
Aldi Dirgantara : Jalan yuk. Gue jemput 20 menit lagi harus udah rapih ya.
Jangan tanyakan gimana reaksi Aldi setelah mengetik itu untuk Salsha, hatinya seperti berada di diskotik, jedag jedug hatinya.
Setelah usai Aldi memasukkan kembali ponselnya kedalam kantong celananya, dan kembali ke kamarnya untuk mengambil jam tangan, jaket dan juga kunci motornya.
****
"Demi apa? Demi apa? ALDI NGAJAK GUE JALAN?"
"HUAAAAAAAAAA, BUNDAAAAAAAAAAAA," teriak Salsha histeris.
Helen yang mendengar triakan putrinyapun langsung bergegas menuju kamarnya. "Kenapa sayang?" Tanya Helen ngos-ngosan sambil membuka kamar putrinya.
Salsha hanya menyengir.
"Ada apa sayang?" Tanya Helen lagi.
"Gapapa, Bund, Salsha lagi seneng aja," ujar Salsha.
"Astagfirullah, Bunda kira kamu kenapa," ujar Helen khawatir.
"Gapapa , Bund," ujar Salsha.
"Yaudah, Bunda mau turun dulu, mau nonton azab," ujar Helen lalu meninggalkan kamar putrinya itu.
Salsha kembali menutup pintu kamarnya, lalu memilih baju untuk jalan bersama Aldi.
"Yang ini?" Gumam Salsha sambil memegang satu baju, "gak cocok."
"Eummmm, nah yang ini aja deh," ujar Salsha mengambil baju jumpswit levis dan kaus berwarna hitam.
Simpel bukan?
Setelah mengganti bajunya, Salsha berdiri di depan meja riasnya. Tak memakai makeup yang berlebihan kok, karna Salsha typekal orang yang tak suka bermakeup terlalu berat. Cukup bedak bayi dan parfum princess yang selalu menemaninya dan tak lupa lipglosh yang Salsha oleskan di bibirnya.
Setelah usai berhias di depan cermin, Salsha melangkahkan kakinya menuju rak sepatu, mengambil sepatu berwarna putih dan memakainya.
Tring
Notif di di posel Salsha.
Es Balok : Udah rapih belum? Gue udah di depan rumah lu.
Dengan cepat Salsha membalasnya, "Udah ko," itulah kalimat balasan untuk Aldi.
***
Dengan langkah penuh semangat, Salsha menuruni satu persatu undakan tangga.
"Widihhh, cantik bener anak Bunda," ujar Helen yang melihat putrinya itu.
"Iya dong siapa dulu, Salsha gituloh," ujarnya membanggakan diri.
"Yaudah, Bund, Salsha pamit ya, mau jalan sama gebetan," ujar Salsha lalu mencium punggung tangan Helen lalu bergegas menuju halaman rumah.
"Maaf, udah lama ya nunggunya," tanya Salsha ketika sudah di samping motor Aldi.
"Nggak kok," ujar Aldi lalu turun dari motornya, "Di dalem ada siapa?" Tanya Aldi.
"Ada Bunda," ujar Salsha.
"Yaudah, ayo masuk dulu gue mau minta izin dulu sama Bunda lu," ujar Aldi mengandeng Salsha masuk kedalam rumahnya.
Salsha melongo melihat tangan Aldi melingkar di tangannya dan tak bergeming sama sekali.
"Kenapa kok diem? Ayok," ujar Aldi.
Seketika salsha kembali kebumi, "Eh iya, ayo," ujar Salsha.