"Hey!" Rawnie mengagetkan pria yang sedang melamun duduk terdiam di tepi ranjang.
"Rawnue kau ini suka sekali mengagetkanku." Ansek memberengut kesal.
Rawnie membiarkan Ansel yang masih kesal karena keusilannya. Ia memilih untuk mengambil obat yang ada di atas nakas lalu memberikannya kepada Ansel.
"Minum obat nya. Aku tidak ingin terlalu lama menjadi pembantumu."
Ansel melayangkan tatapan setajam silet. "Aku tidak menyuruh dirimu untuk merawatku. Jika tidak ikhlas lebih baik tidak melakukannya. Lagi pula aku bisa melakukannya sendiri." Ia mengambil paksa obatnya dari tangan Rawnie.
"Ternyata kau baperan."
Pria itu menghentikan aktivitasnya yang hendak membuka botol obat. "Owh, jadi sekarang orang-orang lebih memilih bersembunyi dengan kata baperan daripada meminta maaf ketika melakukan kesalahan."
Ucapan Ansel sukses membuat Rawnie bungkam.
"Baiklah, aku minta maaf."
"Tunggu apa lagi, cepat minum obatnya!" seru Rawnie.