Seorang pria tengah menengok dapur dari lantai dua, malam ini Ansel sama sekali belum melihat batang hidung Rawnie. Ia berjalan menaiki lantai tiga berharap bisa menemukan keberadaan Rawnie di sana. Namun saat melewati kamarnya, pintu kamar itu tertutup padahal biasanya Rawnie hanya menutup kamarnya ketika ia sedang tidur atau berias saja.
Terpaksa akhirnya Ansel memutuskan untuk mengetuk pintu kamar tersebut. Beberapa saat kemudian akhirnya seseorang membukakan pintu untuknya.
"Bolehkah aku masuk?" tanya Ansel pada wanita yang sudah terbalut dengan piyama yang tebal. Memang malam ini hujan sudah mulai reda namun cuacanya masih terasa menggelitik di badan.
"Tentu." Rawnie berjalan menuju sebuah sofa yang ada di kamarnya.
Kamar bernuansa putih itu terlihat sangat harmoni. Hampir semua barang di sana tersusun dengan rapi. Kesan pertama Ansel saat memasuki ruangan itu adalah sebuah keharuman parfum yang baru ia rasakan pertama kali.
"Apakah aku menggagumu?"