"What the plan for now?"
"Destroy all gang in city."
"Who?"
"Big Leader of City, Grudge Cluster."
"Just it?"
"Oh! No! Akutou Koukou, Coast Town and Cruel Soul too. They disturb me!"
Seorang lelaki berkulit hitam, bertubuh agak berisi, dan memiliki sixpack di perutnya tengah menghisap sebatang rokok. Di hadapannya ada sebotol vodka serta makanan ringan yang menjadi santapannya siang ini. Ditemani oleh tiga lelaki muda berkulit sama dengannya. Wajah-wajah asli Amerika ini tengah berkumpul di sebuah bangunan tua tak terpakai. Tempat ini sebenarnya adalah pabrik bekas penyimpanan pasokan barang import yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya entah sejak kapan. Karena tempat ini jauh dari kerumunan orang, tepatnya berada di gang-gang sepi di sudut kota maka mereka pun menempatinya. Menjadikan bangunan ini markas sementara lelaki-lelaki muda itu.
"Jika sudah membasmi mereka, apa yang akan kau lakukan?" tanya salah satu dari ketiga teman si lelaki bertubuh sixpack itu. Ia memiliki rambut keriting yang sengaja dicukur di sekitar kedua sisi kepalanya, tepatnya di atas daun telinga. Dengan wajah khas ala orang barat berkulit hitam, hidung yang mancung serta tubuhnya yang terbilang cukup tinggi. Jika dilihat dari postur tubuhnya, dia cocok menjadi seorang bodyguard. Lelaki ini bernama Mandy.
"Tentu menyebarkannya kepada mereka, para agen federal negara itu. Aku ingin tahu sejauh mana mereka bisa mendapatkanku," jawabnya. Mandy menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu ia berdehem.
"Lalu ... apa rencana kita untuk membasmi mereka?"
Tanpa ragu, lelaki bertubuh sixpack itu tersenyum licik. "Kau tahu jika aku tidak akan merencanakan sesuatu dengan gegabah, bukan? Hari ini aku akan memberi tahu kalian bahwa rencana itu akan kita lakukan malam ini. Tentu saja, rencana ini adalah rencana awal kita berada di kota ini. Membuat rusuh dengan para geng tidak jelas itu."
"Jadi, apa rencanamu?" tanya lelaki yang lainnya. Ia memiliki wajah khas Afrika. Dengan rambut yang sedikit keriting halus, bibir tebal dan bertubuh sedikit pendek dari Mandy. Walaupun begitu, ia cukup tampan di antara teman-teman yang lainnya. Ia bernama Nesmith.
"Sebelumnya, aku ingin kau menjelaskan situasi para geng saat ini, Likiya. Jangan bermalas-malasan dan buang botol vodka itu, sudah berapa banyak kau meminumnya? Memuakkan!" geram lelaki itu kepada seorang lelaki lainnya yang bernama Likiya. Likiya adalah adik kandung lelaki itu. Ia memiliki postur yang sama dengan sang kakak, bahkan hampir mirip. Hanya saja Likiya memiliki mata yang cukup tajam, hidung mancung dan bibir tebal serta rambut keriting kasar berwarna kuning keemasan. Ia suka sekali bermabuk-mabukan. Walaupun begitu, Likiya adalah juru informasi di perkumpulan ini.
"Calm, Big Brother!" jawab Likiya tertahan. Ia melanjutkan, "Aku rasa untuk saat ini mereka sedang tidak terlalu sibuk. Dan asal kalian tahu, Coast Town tengah berduka. Pabrik mereka kebakaran siang ini. Aku tidak tahu bagaimana detailnya, tapi ku rasa ini bukan waktu yang tepat untuk membasmi mereka." Likiya mengatakannya dengan nada setengah iba atas apa yang ia ucapkan sendiri.
"Don't joke! Justru ini adalah waktu yang sangat pas untuk kita. Katamu mereka tengah kesulitan, bukan? Nah, kita ambil kesempatan itu untuk menambah kesulitan mereka. Perlahan-lahan aku yakin anak-anak pantai itu akan menderita," balas Elly, si lelaki bertubuh sixpack itu. Ia mendesis dengan tajam, mencoba menertawakan apa yang tengah Coast Town alami saat ini.
"Kau benar! Jika kita tidak melakukannya dengan cepat, mana mungkin kesempatan ini akan datang kembali, iya kan?" Kini Nesmith yang menimpali. Elly mengangguk.
"Lalu geng yang lainnya?" tanya Mandy.
Likiya meneguk sebotol vodka sebelum menjawab, "Ah! Vodka memang tiada tandingannya. Jadi, selain mereka, ada pula Akutou Koukou yang sibuk melawan adik kelas mereka yang kurang ajar, ini kesempatan kita untuk membasmi mereka. Sedangkan Cruel Soul ... ku rasa tidak akan ada masalah untuk membasmi mereka dengan mudah. Hanya para gadis lemah yang me-"
"Jangan menganggap remeh para gadis itu! Bahkan mereka lebih kuat darimu," bela sang leader. Ya, Elly adalah leader dari perkumpulan ini. Mendengar penuturan kakaknya membuat Likiya hanya mengangguk dengan malas.
"Ok. Aku ralat, maksudku, kemungkinan mereka bisa kita kalahkan. Aku tahu mereka kuat, tapi ini kesempatan kita membuat hancur geng itu. Aku muak karena mereka yang sok-sokan."
"Jangan terus berceloteh! Selanjutnya, apa yang tengah dilakukan Grudge Cluster?" tanya Nesmith. Likiya menghela nafas. Lagi-lagi ia kembali meneguk isi botol minuman keras itu. Setelahnya ia mendesah dengan puas.
"Mereka tidak ada di markas, sedang memperhatikan kebakaran Coast Town. Aku sangat yakin mereka datang ke sana untuk tujuan tertentu," jawab Likiya dengan nada yang malas. Berucap seperti seseorang yang tengah mabuk berat.
"Good! Karena mereka tidak ada kegiatan penting, maka inilah saatnya. Aku akan membagikan empat tim, masing-masing dari kita akan memimpin pasukan dan berpencar untuk menghancurkan markas mereka. Dengan begitu, leader dari geng-geng itu akan mencari kita. Tentu, kita perlu strategi untuk melakukannya agar tidak ketahuan oleh anggota mereka yang lain ataupun saksi mata. Aku serahkan strategi itu kepada masing-masing tim!" tegas Elly memberitahukan rencana awal geng ini. Semuanya mengangguk menyetujui.
"Aku dan yang lain akan mengobrak-abrik markas Grudge Cluster, Nesmith merusak markas Akutou Koukou, Likiya merusak markas Cruel Soul dan Mandy, karena pabrik Coast Town sudah hancur, jadi tugasmu adalah merusak markas mereka. Dan sisanya biar aku yang menangani. Ini akan semakin menarik!" lanjut Elly penuh antusias dan semangat yang membara. Ia tidak bisa membayangkan lagi bagaimana geng-geng itu akan hancur oleh ulahnya.
"Tapi, kita akan melakukan penyerangan tidak di hari yang sama. Akan menimbulkan kecurigaan. Aku akan membasmi Grudge Cluster malam ini, sisanya beberapa hari kemudian," ucap Elly memperingati.
Tentu semua anggota tidak akan ada yang sanggup menolak rencana Elly. Mereka justru sangat setuju dan tidak ada di antara mereka yang menyembunyikan bagaimana rasanya tidak sabar menghancurkan orang-orang yang kini ada di pikiran mereka itu. Melihat mereka menderita, membuat para leader turun tangan dan pertengkaran kecil antar para anggota geng-geng itu adalah hal paling ditunggu oleh geng ini. Nesmith, Likiya serta Mandy bahkan memikirkan hal yang sama seperti sang leader.
Dan ... geng baru yang muncul menempati sudut kota ini bernama BRAVE WOLF.
Bersambung ...
><><><
Jangan jadi silent reader ya guys. Cobalah buat biasakan tinggalin komentar. Kalau gak ada yang komen, nanti aku kira kalian para hantu yang lagi baca loh hehe ^^
Bercanda :v
Jangan lupa jadiin ceritaku koleksi kalian dan tinggalkan komentar
Arigatou! Thank you! Nuhun! Terima kasih! Obrigada!