Abi pun membalikan badan dan menuruti keinginan dari istrinya tersebut. Abi mengendong istrinya dengan mesra yang bergelayut di lehernya.
Mereka berdua membersihkan diri dan bersiap-siap menyantap sarapan pagi mereka yang tertunda.
Ario menuju rumah Laras bersama Bella untuk mengambil koper mereka untuk keperluan mereka di hotel.
Mama Laras segera mengemas keperluan mereka dari dalam kamar Laras. Tidak lama kemudian, pembantu rumah tangga mendorong dua koper ke arah ruang tamu.
Mereka segera membawa koper tersebut ke dalam mobil ketika telepon Ario berdering dengan nomer dari luar negeri.
Ario menjawab panggilan tersebut dengan suara sopan dan berwibawa. Ternyata itu adalah telepon dari rekan mereka di singapura mengenai proyek kerjasama mereka.
Tampaknya Vivi tidak muncul untuk pembahasan proyek kerjasama mereka sedangkan Vivi mewakili perusahaan mereka.
Ario tampak marah dan segera menelepon kantor pusat mereka di Jakarta untuk memberangkatkan Sekar yang notabene merupakan sekertaris Ario bersama Iwan salah satu staff dari team proyek.
Sekar segera mengambil tindakan untuk membatalkan semua support keuangan di kartu milik perusahaan yang di bawa oleh Vivi.
Ario memutuskan mengirimkan Sekar karena sekertaris Abi yang bernama Icha harus tetap berada di kantor pusat untuk mengkordinasi segala kebutuhan Abi.
Icha segera menggurus segala keperluan dari Sekar dan Iwan untuk terbang ke Singapura dan menyelamatkan proyek mereka bersama salah satu taipan besar di dunia.
Di Singapura, Vivi duduk dengan Vina di salah satu coffee shop hotel bintang lima. Vina sengaja menahan Vivi untuk mencari tahu tentang kehidupan Abi setelah ditinggalkannya.
"Bu Vina, jangan lupa bilang ke Pak Narendra kalau ibu yang mengajak saya sehingga meeting saya dengan Mr Wang tidak terlaksana," Vivi berusaha meyakinkan dirinya atas bujuk rayu dari kekasih atasannya tersebut.
"tenang aja. Siapa saya di dalam hati seorang Abimanyu?" tanya Vina dengan percaya diri sehingga Vivi agak sedikit lega.
Vivi cukup lama bekerja di perusahaan Pak narendra untuk mengetahui tentang hubungan spesial dari seorang model terkenal di depannya dengan pemilik perusahaan.
"Kekasih dari Pak Narendra. Bu apa benar rumornya ibu akan kembali ke Indonesia untuk mengikat janji suci dengan Pak Narendra?" vivi bertanya dengan lugunya sehingga membuat Vina tersenyum culas.
"darimana kamu bisa tahu rencana kami. sudah waktunya saya kembali untuk bersama Abi dan membuatnya terikat dengan janji kita berdua. Dimana dia sekarang? Kenapa dia mengutus kamu untuk bernegosiasi kemari? Padahal saya ingin memberikan kejutan untuknya," tanya Vina sambil menyeruput segelas capucino di depannya.
"Pak Abi baru saja balik dari Australia dan langsung menuju Yogyakarta untuk acara keluarga. Pak Djoyo juga pergi ke Jogja dari awal minggu ketika saya di utus ke singapura," jawab Vivi dengan lugunya di depan Vina yang berusaha mencari tahu tentang kondisi Abimanyu.
"Lho, memang ada acara apa di Jogja? Bukannya Abi masih perang dingin dengan Pak Djoyo?" tanya Vina dengan penuh ingin tahu.
"Saya kurang tahu dan semua staff juga tidak tahu. Pak narendra tidak ada perang dingin dengan Pak Djoyo, malah hubungan mereka erat sekali dan semenjak lima tahun yang lalu Pak Narendra mengambil alih perusahaan. Jadi mereka memang sering ke Jogjakarta apabila ada acar akeluarga secara mereka kan keluarga darah biru," cerita Vivi sambil meminum es moka di depannya.
"Apa kamu bilang? Berdarah biru?" Vina terkejut mendenggarkan status dari Abimanyu.
"Iya, bu Vina. Pak Djoyo kan masih keluarga nignrat dari keraton Jogja dan kekayaan mereka itu ga akan habis dimakan tujuh temurun. Ibu tahu di mana rumah keluarga Pak Narendra?" cerocos dari Vivi kepada wanita cantik di depannya tersebut.
"engga karena hubungan kami tidak berdasarkan harta," jawab Vina menyembunyikan hal yang sebenarnya. Dia tahu tentang kekayaan Abimanyu yang menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas bergengsi di Amerika. Tetapi, Vina tidak pernah menyangka bahwa keluarganya adalah salah satu konglomerat di Indonesia.
"oh."
"Memang di mana rumah keluarga Abi?" tanya Vina dengan sedikit penasaran tentang kondisi keluarga dari kekasihnya tersebut. Tampaknya dia dulu salah memilih dan menilai seorang abimanyu padahal dia sudah melamarnya.
"di menteng dan luasnya sebesar 1200 meter persegi. Pak Narendra baru saja membeli rumah di daerah Kemang tidak jauh dari rumah orang tuanya dengan luas tanah seribu meter persegi dan di design sesuai dengan keperluan calon istrinya. Apa Pak narendra membangun rumah tersebut karena Bu Vina mau kembali ke tanah air?" tanya Vivi dengan sangat ingin tahu mengenai hidup dari atasannya. Tampaknya dia tidak mengetahui bahwa atasannya berada di Jogjakarta untuk melangsungkan pernikahan.
"ternyata Abi tidak berubah masih sangat mendahulukan kepentingan istrinya supaya bisa menjauh dari keluarga. Dia bahkan menaruh beberapa mobil keluarga untuk digunakan oleh istrinya. Pak Ario bersama bu Icha kemarin sibuk mengatur semua keperluan dari hal tersebut," jawab Vivi yang kemudian mendapat telepon.
Vivi memohon undur diri dan segera pergi untuk mengangkat telepon yang ternyata pemberitahuan tentang kedakatangan Sekar dan Iwan ke singapura.
Vivi harus menemui mereka untuk menyerahkan semua proyek kerjasama yang ada di dalam tangannya.