Terlihat Geisha berjongkok mengusap bulu lembut kucing itu, dia terlihat bersih dan terawat. Sepertinya kucing itu punya pemilik, entah kenapa dia bisa ada di sini. Geisha lekas ingat jika dia sedang buru-buru sekarang, kalau tidak dia bisa terlambat untuk interview. Dan hilang lah sudah kesempatan dia untuk bekerja dan mendapat gajih bulan depan.
Geisha mengangkat kucing itu pelan lalu membawanya menepi ke pinggir jalan. Dan meletakkan kucing yang tampak anteng dalam tangannya itu di tanah.
"Meow pulang ya, jangan main di pinggir jalan lagi."
Geisha tidak punya banyak waktu lagi, dia lekas beranjak ingin menuju tempat di mana motornya terparkir. Namun tiba-tiba sebuah mobil mewah berlalu di depannya dengan laju, begitu cepat sampai kubangan air yang tepat berada di samping Geisha terciprat ke bajunya.
Geisha kaget dan dia baru sadar kubangan air itu mengenai dirinya, karena mobil yang baru saja berlalu di depannya. Dengan cepat Geisha mengambil batu kerikil yang sebesar ibu jari, lalu dengan gesit melemparkan batu itu ke mobil yang tidak begitu jauh darinya. Dan berhasil, batu itu mengenai tepat di kaca jendela di samping pengemudi.
Rasain lo. Geisha tersenyum puas.
Tiba-tiba mobil itu berhenti dan seseorang turun dari bangku pengemudi. Geisha sudah bersiap untuk menghadangnya, dia melipat lengan bajunya yang panjang hingga sampai siku.
Seorang laki-laki sudah berdiri di depannya, dia tampak melihat Geisha dengan wajah kesal. Lalu atensinya beralih pada mobilnya, dia lekas menuju kaca jendela mobilnya. Tepat di bagian batu lemparan dari Geisha mengenai miliknya itu.
Geisha tampak menghela napasnya melihat pemandangan di depannya. Laki-laki itu tengah mengusap kaca mobilnya begitu cemas, lalu dia beranjak lagi mendekati Geisha.
Setelah Kavin memastikan mobil mewahnya tidak ternodai barang sedikitpun, dia lalu melangkah mendekati gadis yang sangat tidak membuatnya tertarik. Namun mau tidak mau dia harus berurusan dengannya, karena hampir saja membuat mobil kesayangannya lecet.
"Apa yang lo lakuin ke mobil gue?" tanya Kavin geram.
"Lo liat apa yang sudah lo lakuin," timpal Geisha.
Kavin melihat ke arah gadis itu menunjuk, terlihat bajunya basah dan kotor. Namun kavin masih tidak mengerti, kenapa gadis itu marah padanya dan melempar batu pada mobilnya. Kavin yang tengah fokus mengemudikan stir bundarnya ditambah dengan pikirannya yang kalut sekarang.
"Emangnya apa hubungannya sama gue, justru elo yang harusnya bertanggung jawab sama mobil gue."
"Lo masih nggak sadar ha, gue begini gara-gara mobil lo, lo sengaja kan lewat di kubangan air itu biar kena gue."
"Oh jadi karena itu. Dengar ya baju lo itu nggak ada apa-apa nya dibandingkan mobil gue. Lo nggak perlu melempari mobil gue dengan batu, emangnya lo bisa mengganti mobil gue?"
"Songong lo, lo pikir cuma mobil lo yang berharga, waktu gue jauh lebih berharga."
Kavin tersenyum miring mendengar pengakuan gadis di depannya, lalu dia meraih dompet yang ada di saku celananya. Dan mengeluarkan sederet uang yang lalu ditentengnya tepat di mata Geisha.
"Ini kan yang lo mau, harusnya lo bilang. Nggak usah berlagak penting deh lo, dasar orang miskin modus."
Spontan Geisha tampak murka mendengar perkataan laki-laki yang tidak dikenalnya itu. Lalu Geisha melihat dia melempar uang itu di depannya hingga mengenai tubuhnya dan berakhir jatuh di tanah. Uang yang begitu banyak, sampai Geisha tidak bisa mengira berapa banyaknya. Dan dengan mudahnya dia malah menghamburkan uang itu di tanah, sementara banyak orang yang harus bersusah payah agar bisa mendapatkan sedikit dari itu.
Mereka yang bersusah payah untuk mendapatkan uang dan jerih payah itu masih belum bisa menghasilkan banyak uang, malah masih hidup sangat pas-pasan. Itu termasuk dirinya, Geisha benar-benar dibuat marah karenanya.
"Asal lo tahu ya, gue ini buru-buru karena gue mau interview. Sekarang baju gue malah kotor semua gara-gara elo. Kalau sampai gue gagal dapat pekerjaan, gue nggak akan memaafkan lo seumur hidup gue."
Setelah mengatakan semua itu pada laki-laki di depannya, Geisha beranjak pergi. Tidak ada gunanya dia terus meladeninya, hanya akan membuat waktu Geisha semakin terbuang percuma. Lagi pula laki-laki itu tidak mungkin sadar dengan kesalahannya apalagi meminta maaf.
Geisha menghentikan langkahnya. "Sekarang lo ambil semua duit lo, karena akan ada banyak orang yang dengan senang hati mengambilnya. Karena apa, karena mereka tidak seberuntung elo."
Kavin hanya diam mendengarkan perkataan gadis itu yang terdengar jelas di telinganya, hingga dia kembali melanjutkan kalimatnya.
"Satu lagi, gue nggak butuh duit lo."
Geisha melangkah pergi meninggalkan Kavin menuju vespanya yang terparkir di bahu jalan. Tanpa mempedulikan orang yang ada di belakangnya lagi, dia menggas kendaraannya dan meluncur.
Kavin mengepal tangannya dengan kuat lalu melampiaskan kekesalannya dengan menendang batu di bawah. Dia tampak berpikir sejenak sambil melihat uang yang berserakan di tanah, uang yang tidak ada nilainya baginya. Dan harusnya dia tinggalkan begitu saja sekarang.
Namun perasaannya berubah tidak enak, hingga dia memilih berjongkok untuk memungutinya. Hal yang terlalu ribet untuk seorang Kavin lakukan, tapi kali ini dia melakukannya. Setelah itu dia bergegas menuju mobilnya dan meninggalkan tempat itu.
*
*
Geisha sampai di tempat tujuan, dengan membersihkan kotoran di bajunya seadanya dia melangkah masuk. Geisha memasuki sebuah toko roti yang bertuliskan 'bread moments' di depannya.
Keadaan toko tampak ramai. Terlihat beberapa orang sedang memilih varian roti yang sudah terpajang cantik di etalase. Dan terlihat tiga orang tengah berdiri antri di meja kasir dengan nampan berisi roti di atasnya.
Perlahan Geisha mendekati Sela yang tengah sibuk dengan pekerjaan dia.
"Sel, gue mau interview. Pak Rian mana?" tanya Geisha pada Sela.
"Lo telat, Pak Rian baru aja pergi." Sela masih tetap dengan kesibukannya.
Hah. Geisha lekas melihat jam tangannya dan ternyata benar, Geisha terlambat setengah jam. Dia tampak sedih dan kecewa. Sela yang melihat itu tampak menyayangkan, tapi pemilik toko memang sudah keluar beberapa menit yang lalu.
"Lo coba aja datang lagi besok, tapi pagi-pagi kalau nggak keburu Pak Rian pergi lagi."
"Memangnya gue masih punya kesempatan Sel," ujar Geisha tampak pesimis.
"Ya coba aja. Emangnya lo dari mana sih, kok sampai kotor gitu Sha."
Sela memperhatikan Geisha yang tampil cantik, tapi berbeda dengan bajunya yang kotor dan basah.
"Panjang ceritanya, udah ya Sel gue pergi. Lanjutin kerjanya!"
Sela membalas Geisha dengan senyuman lalu dia kembali dengan pekerjaannya.
Geisha keluar dari bread moments. Namun dia tidak langsung menuju parkiran, dia berdiri di anak tangga. Sejenak Geisha termenung, hari ini tidak seperti yang dia bayangkan sejak kemarin. Harusnya dia bisa interview dan mendapatkan pekerjaan, kalau saja dia tidak bertemu dengan manusia songong berserta mobil mewahnya.
Geisha memandangi pakaiannya yang kucel, basah dan kotor bercampur jadi satu di sana. Kenapa hari ini begitu mengerikan.
Bersambung ....