Chereads / Jodoh Dari Tuhan / Chapter 7 - Bertemu Lagi

Chapter 7 - Bertemu Lagi

Geisha tidak ingin hanya berdiam diri di rumah, dia memutuskan untuk pergi setelah teman satu kos-nya berangkat untuk bekerja. Geisha masuk ke dalam sebuah mall, dengan membawa beberapa buah formulir lamaran kerjanya. Dia melangkah dengan teliti memperhatikan semua toko yang ada, kalau saja salah satunya ada yang membutuhkan karyawan.

Terlihat ada sebuah toko jam tangan yang di depannya memasang pengumuman 'mencari karyawan'. Dia pun lekas menaruh formulir lamaran kerjanya di sana. Hingga dia juga menitip formulir lamaran kerja miliknya di beberapa toko yang lainnya.

Tidak terasa sudah hampir dua jam Geisha berkeliling menyusuri mall demi bisa menyebar formulir lamaran kerjanya, dia berharap akan ada salah satunya yang memanggilnya untuk interview. Selagi dia menunggu panggilan interview dari pak Rian lagi, yang belum tentu memanggilnya untuk kedua kalinya.

Indera penciuman Geisha mencium bau yang sangat mengenakan, dia sampai bisa mengetahui dari mana arah bau masakan itu berasal. Tentu berasal dari sebuah restoran yang ada di salah satu sudut mall. Lalu dia hanya bisa pasrah sambil melihat keadaan di dalam resto itu. Beginilah nasib orang miskin, untuk makan di emperan pun sudah sangat bersyukur. Tidak usah bermimpi deh untuk makan di sini.

Namun saat Geisha ingin melangkah menjauh dari sana, tiba-tiba sepasang netranya melihat sesuatu. Tepatnya seseorang yang kemarin bertemu dengannya, walaupun hanya sekali dan sebentar. Namun Geisha masih ingat dengan wajah laki-laki itu. Dia lekas memasuki restoran itu.

Kavin yang sedang duduk santai menikmati segelas jus jeruk yang terhidang di depannya, tampak terkejut dengan kedatangan Geisha. Namun dia berusaha tenang dan malah terlihat tidak menganggap kehadiran gadis itu.

Geisha pun menggebrak meja itu tanpa ada orang yang sadar, karena keadaan di sekitar yang sedang ramai dan suara yang sangat bising memenuhinya.

"Apa maksud lo ha?" Kavin dengan tatapan tajam.

"Lo udah bikin gue gagal dapat pekerjaan," gerutu Geisha.

"Jadi masalah kemarin lagi," Kavin tersenyum miring. "Eh, gue udah berikan lo uang, lo kan yang sok jual mahal nggak nerimanya."

"Lo pikir gue minat sama uang lo, uang orang tua juga dibanggakan."

Spontan Kavin berdiri dari bangkunya lalu menunjukkan jarinya tepat di wajah gadis di depannya. "Lo nggak tahu tentang gue jadi nggak usah sok berkomentar apapun."

"Gue juga nggak mau buang-buang waktu gue buat ngurusin hidup lo ya, tapi karena melihat lo gue ingat lagi sama kejadian kemarin. Lo tahu rasanya gue pengen bejek-bejek muka lo," geram Geisha.

"Semua cewek-cewek di luar sana bermimpi untuk mencium gue, tapi elo malah sebaliknya, lo waras?"

"Otak gue sangat sehat, orang kaya songong."

"Gue nggak mau berurusan lagi sama lo, sekarang katakan berapa uang yang lo mau."

Kavin terlihat sangat kesal melihat gadis yang tidak dia ketahui namanya itu. Namun sudah berani sekali memarahi Kavin dan juga mengatakan macam-macam terhadapnya. Apa dia tidak tahu jika dirinya adalah orang yang disegani di kota ini. Sepertinya orang miskin seperti dia memang tidak mungkin bisa mengenal Wijaya company.

"Sorry, nggak semuanya bisa lo selesaikan dengan uang lo. Lo nggak bisa ngebayar harga diri gue, Tuan kaya raya."

Kavin hanya menatap Geisha sebentar lalu tidak ingin berlama-lama lagi dia pergi dari sana, setelah mengambil paper bag yang ada di atas meja restoran.

Geisha yang melihat Kavin pergi menggeram kesal, dia mengangkat tangannya yang mengepal seolah ingin meninju laki-laki yang sudah berlalu dari hadapannya itu.

Saat Geisha ingin pergi, tiba-tiba netra Geisha menangkap sebuah benda pipih yang ada di meja yang di tempati oleh Kavin tadi. Sepertinya itu handphone milik laki-laki itu. Geisha tidak berminat untuk mengambilnya. Namun dia ingin mempermainkan Kavin dengan membawa handphone itu. Sepertinya akan sangat seru saat Kavin tahu handphonenya ada bersama Geisha.

Geisha pun melangkah pergi. Lalu tidak berapa lama terlihat Kavin masuk lagi ke dalam restoran, sepertinya dia sudah menyadari jika handphone dia ketinggalan. Namun saat dia sampai di mejanya tadi, handphonenya sudah tidak ada. Dia pun lekas menghampiri meja kasir dan menanyakan tentang handphone yang tertinggal di meja. Namun nihil, tidak ada yang tahu.

Kavin pun keluar dari sana dengan perasaan kesal dan juga marah. Namun dia tidak tahu harus berbuat apa, hingga dia mengingat sesuatu. Seseorang yang tadi datang menghampirinya dan marah-marah.

"Dasar maling, pasti cewek itu yang mengambil hp gue."

***

Baru saja Geisha sampai di rumahnya, terdengar suara dering handphone berbunyi. Namun bukan suara dering yang biasanya dia dengar, dia tahu pasti handphone milik laki-laki kaya itu yang berbunyi.

Terlihat nomor tidak dikenal tertera di layar handphone berwarna hitam itu. Geisha pun perlahan mengangkatnya.

"Dasar maling, kembalikan hp gue."

Setelah terhubung Geisha sudah disambut dengan teriakan dan juga hinaan dari orang di seberang. Namun Geisha lekas sadar, jika dia pasti adalah laki-laki yang telah meninggalkan handphone di restoran tadi.

"Anggap aja impas."

Geisha yang sebenarnya sangat marah pada hinaan Kavin. Namun dia memilih untuk tenang, dia tidak ingin terpancing untuk marah-marah lagi. Geisha ingin membuat Kavin jengkel karena ulahnya.

"Maksud lo apa ha, gue akan lapor polisi," sahut orang di seberang.

"Ya ampun, katanya lo orang kaya, tapi hp begini aja udah kebakaran jenggot," hardik Geisha.

"Kembalikan hp gue!!" teriak Kavin kencang.

"Kalau gue nggak mau?"

Terdengar orang seberang begitu kesal pada Geisha yang menahan tawanya. Permainan ini cukup menghibur, Geisha tidak tahu jika hanya dengan menyembunyikan handphone seseorang dapat menjadi seru seperti ini. Mungkin karena laki-laki itu yang sudah terlewat songong padanya, dan rasakan sekarang.

"Dasar lo ya, kemarin aja lo nggak terima uang gue, tapi hp gue lo embat juga. Dasar cewek miskin modus lo," gerutu Kavin.

"Haha kasian deh lo," hina Geisha.

"Awas aja, gue bakal dapetin lo, dan gue nggak akan lepasin lo."

Tanpa aba-aba Geisha memutuskan telpon, dia tertawa sendiri setelahnya. Lihat saja sampai di mana Geisha akan mempermainkan laki-laki itu, hingga Geisha akan mengembalikan handphone ini. Jika laki-laki itu mengira Geisha ingin mengambil handphone dia, salah besar. Geisha hanya ingin membuat Kavin kesal tanpa ingin memanfaatkan uang atau harta miliknya. Walaupun Geisha merasa telah dirugikan oleh Kavin.

Sementara orang di seberang sana tampak sangat marah. Kavin membanting handphone milikinya yang juga tidak kalah bagus dan mahalnya dari handphone dia yang ada di tangan Geisha. Namun handphone yang telah hilang itu adalah kesayangan Kavin. Dan Kavin akan berusaha untuk mendapatkannya lagi, dia tidak rela jika handphone dia itu jatuh ke orang yang menurutnya sangat lah menyebalkan.

Geisha yang menolak uang darinya. Namun sekarang dia malah mengambil handphone milik Kavin yang tertinggal di restoran tadi. Dia pikir Kavin hanya akan berdiam diri saja membiarkan dia mengambil handphonenya. Dia salah, Kavin punya banyak kuasa.

Bersambung ....