"Kak Ziel, Sunny? Bisakah kita berpindah ke taman saja? Aku lelah berdiri di sini dan aku juga tidak mengerti apa yang kalian bicarakan saat ini! Kenapa tidak memakai bahasa yang dapat kumengerti saja?" gerutu Qiara yang lelah dengan perbincangan tiga anak yang ada di sekitarnya saat ini.
Ziel tersenyum pada Qiara dan setelah itu Ziel menoleh pada Mark, "Paman Mark! Bolehkah kami ke taman itu? Qiara lelah, Paman!" tanya Ziel pada Mark sembari menunjukkan jarinya ke arah taman bermain di sisi lain area tempat mereka berdiri.
"Silahkan, aku akan tetap berjaga di sini. Bermainlah sampai bos datang!" jawab Mark tenang.
"Kau dengar, Qiara? Paman Mark mengizinkan, jadi pergilah lebih dulu jika kau sangat ingin ke sana!" ucap Ziel yang langsung menerima senyum Qiara bersamaan dengan ucapan terima kasih. Dan sedetik kemudian Qiara langsung berlari menuju taman bermain yang disediakan pihak sekolah.
"Simpan pertanyaanmu tadi, Keanu! Ayo kita duduk dan bicara di sana!" ucap Ziel pada Keanu dan setelah itu menoleh pada Sunny, "Kau juga, Sunny. Jangan menatap orang lain seperti itu, itu tidak sopan, Sunny! Lagipula kita semua baru saja bertemu! Lihatlah mommy juga menyukainya!" Ziel sedikit mengomel pada Sunny yang terus saja diam memandangi Keanu dengan tajam.
"Jika aku tidak suka ataupun curiga pada satu hal, hal itu tidak akan membuatku menjadi orang munafik yang harus mengubah wajahku menjadi baik di depan hal itu, Kak!" Sunny menjawab ketus tanpa berpaling dari Keanu.
"Aku tidak membencimu, tapi entah kenapa aku merasakan hal rumit saat melihatmu. Sebenarnya apa yang kau sembunyikan?" tanya Sunny dengan kalimat tenangnya.
Puk Puk Puk
"Sunny… Kau tidak mendengarkan perintah kakakmu ini, hmm? Ayo masuk ke taman bermain dulu, lihatlah ke sana! Qiara sudah memanggil kita untuk ke sana!" Ziel menghentikan kecurigaan Sunny pada Keanu secara langsung.
Setelah ketiga anak yang hampir mirip satu sama lain itu sudah berada di dalam arena bermain anak, barulah Ziel bicara lagi.
"Aku akan menjawab pertanyaanmu sebelumnya, kenapa aku dan yang lain bahkan mommy kami juga menyukaimu."
"Aku mungkin tidak tahu jelas alasan mommy, tapi yang bisa kupastikan padamu, aku menyukaimu karena kau cerdik menyembunyikan apa yang kau pikirkan, walau sebenarnya hal itu tidak membatasiku, Sunny, mommy dan bahkan paman Mark. Kami tahu kau adalah anak yang cerdas dan pintar tapi kau tetap bersikap sederhana dan manis,"
"Tapi sikapmu yang seperti itu berbanding terbalik dengan sifat Sunny yang terbuka dan tidak pernah menyembunyikan apapun yang dia anggap tidak benar, seperti yang kau tunjukkan pada kami saat ini."
"Kalian berdua adalah anak cerdas tapi berbeda cara menunjukkan kepada orang lain,"
"Sunny tidak membencimu atau tidak menyukaimu. Aku benar, kan, Sunny?" tanya Ziel di ujung pernyataannya pada Keanu saat menoleh pada Sunny, dan Sunny menganggukan kepalanya singkat.
"Aku ataupun Sunny bahkan mommy kami, mungkin saja merasakan kalau dirimu itu dekat dengan kami walau kita semua baru saja bertemu. Terlepas dari kemiripan kita bertiga. Apa aku benar lagi, Sunny?"
Sunny mengangguk lagi walau senyumnya belum tertoreh di wajahnya yang serius.
"Apa kau mau menambahkan kata-kataku lagi, Sunny?" Ziel kembali bertanya ada adiknya.
"Sudah cukup, Kak! Kau sudah mewakili apa yang ada di pikirianku meski terdengar sedikit berlebihan. Terima kasih!" Sunny menjawab dengan nada khas bicaranya yang terdengar tak ingin kalah bicara, "Aku akan menemani Qiara di sana!" sambungnya berpamitan pada Ziel.
"Apa anak itu selalu seperti itu? Apa sikapnya selalu sombong?" tanya Keanu bingung.
"Dia memang seperti itu. Bukan hanya denganmu, bahkan dengan Qiara saja dia selalu tak acuh walau sebenarnya dia sangat peduli dan menyayangi orang lain. Sunny-ku memang selalu bersikap sesuai apa yang dipikirkannya tanpa ingin terlihat lemah,"
"Tenanglah dan jangan berpikir rumit! Dekati saja dia, dia anak yang mudah bergaul. Hanya saja Sunny tidak suka direpotkan anak lain, hahaha! Kurasa kalian akan cocok bila dekat dan berteman."
"Dan apa kau tahu, kau bisa menanyakan apa saja padanya karena Sunny anak yang jenius!"
Dalam perbincangan Ziel dan Keanu saat ini, keduanya menatap Sunny yang duduk dengan malas di ayunan di sebelah Qiara.
"Kak, kalau boleh jujur, aku juga merasa nyaman bersama kalian. Entah perasaanku yang aneh atau memang aku yang tidak tahu diri merasa aku adalah bagian dari kalian," ucap jujur Keanu pada Ziel yang menanggapi ucapannya dnegan tersenyum.
"Apalagi pada Bibi Mayang. Aku seperti melihat bidadari cantik selain mamaku. Tapi sepertinya mamaku tidak sehebat bibi Mayang yang bisa memarahi pria besar seperti paman yang terus berjaga itu!" tambah Keanu dengan kekaguman melihat Mayang dan bahkan ia membandingkan dengan ibunya sendiri.
"Setiap ibu itu luar biasa. Tapi mommy kami memang yang terbaik yang dikirimkan Tuhan untukku. Aku, Sunny, Qiara, dan bahkan semua orang sangat menyayangi mommy. Dia adalah ibu periku yang terhebat, Keanu!" Ziel menambahkan kekaguman Keanu pada Mayang dengan memuji kehebatan Mayang.
"Kau benar, Kak Ziel. Bibi Mayang terlihat hebat! Aku menyukainya, hehehe!" Keanu kembali mengakui kekagumannya pada sosok Mayang, "Ngomong-ngomong, apa nama keluarga kalian memang keluarga Heldana?" sambung Keanu bertanya.
"Hmm, ya, benar sekali. Apa ada yang salah?" jawab Ziel membalikkan pertanyaan.
"Hmm, tidak apa-apa, Kak. Aku hanya bertanya. Kebetulan mamaku baru bekerja di Heldana Corporation sebagai sekretaris Ceo," Keanu bercerita.
"Oh, ya? Berarti mama-mu sekretaris paman kecil kami? Ah, kebetulan yang menyenangkan. Semoga mama-mu bisa tahan bekerja bersama pamanku, hahaha!" Ziel terlihat tertawa pada Keanu saat mengetahui mama Keanu adalah sekretaris pamannya.
"Kenapa kau tertawa, Kak? Apa ada hal yang salah dengan Ceo itu? Apa orang itu begitu menakutkan dan kejam sampai mamaku mungkin saja tidak akan bertahan di sana?" Keanu mulai bertanya bingung.
"Tidak, bukan seperti itu maksudnya," jawab Ziel meluruskan anggapan Keanu, "Pamanku tidak menyeramkan ataupun kejam dalam pekerjaannya. Paman tidak sekaku daddyku saat memasuki mode serius. Tapi bukan berarti pamanku tidak serius dalam pekerjaannya. Dia hanya sedikit konyol dan suka bercanda bila sedang santai. Tapi, hal itulah yang membuat banyak wanita mendekatinya sampai-sampai bibi Mona, tunangan paman sering cemburu pada sekretarisnya!" Ziel menjelaskan profil tentang pamanya secara singkat.
"Hmm, pantas saja mama berpenampilan sebagai laki-laki dan menutupi wajah cantiknya saat berangkat kerja," gumam Keanu dan nampak wajahnya lesu setelah itu.
"Apa kau bilang? Berpenampilan seperti pria?" Ziel bertanya heran dan Keanu mengangguk lagi.
Belum sempat Keanu bicara lagi, Mark datang memanggil keduanya.
"Ziel, Sunny, Qiara, bersiap untuk keluar dari tempat bermain, ya!" panggil Mark dari jarak yang tidak terlalu jauh dari mereka. Dan beberapa saat kemudian terlihat Mayang keluar dari ruang kantor kepala sekolah.