Dyra turun dari mobil Jeep milik Dilan dan berjalan terpincang-pincang, mendekati pria yang sedang sibuk dengan laptopnya. Dyra memutar bola matanya sambil bergumam, "Gini amat jadi orang kaya. Tiap detik, hidupnya penuh data, saham, dan laporan. Pusing deh kepala barbie."
"Ehem-ehem.."
Laki-laki kaya itu mendongak dan pandangannya langsung memaku mata Dyra.
Deg. Sial!
"Kenapa dadaku selalu berdetak dua tiga kali lebih cepat jika berada di dekatnya? Jika begini terus, aku bisa kena serangan jantung," gerutunya dalam hati. "Menyebalkan!"
"Baru datang," ucapnya datar. "Aku sudah menunggumu selama setengah jam disini."
"Ck, kenapa pagi-pagi anda sudah ngantor disini? Apa kantor anda terkena gusur?" tanya Dyra dengan mata yang mengerjap polos.
"Kalau anda bertengkar dengan kekasih, jangan dilampiaskan padaku. Aku bicara baik-baik, anda jangan menimpali dengan ketus," sindirnya dengan datar sambil membereskan laptopnya.