"Halo?"
"Malam ini, hanya tinggal pesawat terakhir menuju pulau pribadi. Cepat ke bandara sekarang juga."
Barney mengusap rambutnya dengan frustasi. "Kapan acaranya?" tanyanya sedikit ketus pada lawan bicaranya.
"Acaranya besok malam."
"Besok malam?" ulang Barney tidak percaya. "Kalau begitu aku akan berangkat besok pagi saja."
"Tidak boleh," sahut lawan bicaranya cepat. "Malam ini juga Kak Barney harus datang kesini."
"Tapi Diandra.. aku sudah lelah malam ini. Besok pagi saja aku naik pesawatnya," protes Barney sambil memijat pangkal hidungnya.
"Jangan cerewet Kak Barney. Berangkat sekarang atau kita putus hubungan."
Mata Barney langsung melotot mendengar ucapan adik satu-satunya yang menyebalkan itu. "Jadi sekarang kamu sudah tidak membutuhkan aku setelah menikah dengan suami jelekmu itu, hah?!"
"Dan satu lagi." Lawan bicara Barney mengabaikan sindiran itu dengan meneruskan desakannya.
"Apa?" sembur Barney sewot.
"Jangan lupa bawa pesananku."