Jenny mematikan ponselnya dan mendesah lelah. Lalu berdiri dan membawa cangkir teh ke bak cuci.
"Astaga, Barney. Sejak kapan kamu di sana?" seru Jenny terkesiap sambil menekan dadanya yang bergemuruh. Tiba-tiba saja, Barney berdiri di belakangnya sambil bersandar pada pilar pemisah ruangan antara ruang makan dan ruang televisi.
"Sisi ranjangku dingin dan kosong. Jadi aku mencarimu," jawab Barney sambil mengedikkan bahu telanjangnya. "Kamu baik-baik saja?"
"Hm-hm," sahut Jenny sambil masuk dalam dekapan Barney. Jenny tidak tahu seberapa banyak yang didengar Barney, tentang hal dibicarakannya dengan Tuan Edo. Jenny berusaha mengalihkan perhatian Barney. "Ayo, kita kembali ke kamar tidur. Aku tadi keluar hanya untuk minum."
"Jenny," gumam Barney lirih sambil tetap bergeming saat Jenny menarik lengannya menuju kamar.
"Ya?"
"Apa ada yang ingin kamu katakan padaku?"